7. Sah

618 58 7
                                    

Present day




Hanbin muncul di pengadilan untuk sidang kedua perceraiannya, ia mengaku sebagai perwakilan yang dikirimkan Hanbin untuk membacakan wasiat bagi Zhanghao. Ia mengeluarkan secarik kertas buram dari saku blazer abu-abu yang ia kenakan, lalu mulai membacakan isinya.

'Hao, My Panda. Kamu boleh dapetin hak asuh dan tunjangan anak sebanyak apapun yang kamu mau. Akhirnya, aku inget alasan kenapa kamu minta cerai.'

Ada jeda sebentar, Hanbin menggunakannya untuk menatap Zhanghao tepat di matanya. Zhanghao masih terlihat keheranan, karena ia sama sekali tidak mengenal siapa remaja lelaki dengan paras begitu mirip suaminya itu.

'Kamu orang yang baik, Hao. Aku yang terlalu beruntung buat dapetin kamu. Setelah ini, jangan lagi bebanin diri kamu, kamu harus tetep senyum, dan tetep jadi Hao yang baik buat orang-orang di sekitar kamu. Dan kamu bener akan satu hal. Yang nyesel disini emang aku. Aku cinta sama kamu, Hao. Sejujurnya aku nggak mau kita cerai. Tapi kalo ini emang bikin kamu lega, dan semoga aja bisa balikin waktu kamu yang udah kebuang sia-sia, ayo kita lakuin. Tapi aku, sampe selamanya nggak akan pernah berhenti mencintai kamu. With love, Your Hanbin.'

Hanbin membungkukkan tubuhnya pada Zhanghao setelah ia selesai membaca surat tersebut, lalu bergegas keluar dari ruang pengadilan untuk melepaskan tangisnya. Ia membuang kertas buram yang sedari tadi ia pegang ke tong sampah, rupanya kertas itu kosong dan hanya menjadi alibinya.

Sementara itu di dalam sana, palu telah diketuk pertanda sidang selesai. Zhanghao yang menang penuh atas perceraiannya, namun untuk banyak alasan, ia sama sekali tidak merasa lega.


- - - - -


Malam harinya, Zhanghao makan bersama dengan kedua putra kembarnya di meja makan setelah sekian lama.

"Mama sama papa udah resmi cerai hari ini. Maaf nggak kasih tau kalian sebelumnya.." ujar Zhanghao sambari menatap putra-putranya yang manis tepat di mata mereka.

"Yejun ngerti, Ma. Mama nggak apa?" sahut Yejun seraya meremat tangan Zhanghao.

"I'll be fine. Semoga ini nggak ganggu belajar kalian. Inget, papa kalian masih di luar sana dan kalian masih harus bikin dia bangga. Dia ngawasin kalian.. siapapun temen kalian yang beberapa hari ini muncul terus di sekitar kalian, dia perantaranya papa."

"Maksud mama.. Ben?" heran Yujin. "Dan dia mirip banget sama papa waktu muda. Dia siapa ya? Apa masih ada hubungan darah sama papa?"

"Nggak, dia cuma bilang kalo dia sering dilatih basket sama papa kalian di waktu luang."

"Ah.. jadi papa punya waktu buat orang lain, tapi buat kita nggak ada," Yejun tersenyum kecut. "Nggak apa, ma. Kalo gitu, Yejun juga nggak butuh papa. Kita bisa kok. Lagian, selama ini papa emang hampir nggak pernah ada."

"Ma.. aku berangkat ya ke tempat kerja? Takut telat," Yujin yang sudah merasa tidak ingin mendengar apapun, ia memilih pamit dari sana. Ia mengecup pipi ibunya dan menepuk kepala Yejun, lalu beranjak keluar dari kontrakan mereka.

"Yejun juga pergi dulu ma.. mau main basket," pamit Yejun seraya bangkit berdiri.

- - -

Yujin berakhir di mesin karaoke pribadi dalam area games. Ia melepaskan tangisnya disana, karena ia tau tidak akan ada seorang pun yang bisa mendengarnya.

Namun yang tak ia sangka, adalah bagaimana Donghyun dan kawan-kawannya sedang bermain basket di tempat yang sama. Donghyun memergokinya menangis di dalam sana. Ia ingin menghampiri dan menenangkan Yujin, namun ia cukup sadar diri bahwa pemuda mungil itu tidak menyukainya. Maka ia hanya menunggui Yujin di depan pintu kaca tersebut, sesekali mengusap permukaannya seolah ia bisa menggapai Yujin dengan cara itu.

"Hei.. disitu ada orang?" salah seorang kawan Donghyun menepuk bahunya, membuatnya terkejut.

"Ada.. kita ke tempat lain aja," Donghyun tersenyum tipis.

"What's with your smile? You seem smitten," kawan yang satunya lagi mencubit sebelah pipi Donghyun. Ia mengintip ke dalam pintu kaca tadi, lalu tersenyum penuh arti. "Ooh.. pantes. Deketin dong jangan cuma diliatin doang?"

"Nanti, belum waktunya. Yuk, pergi," cengir Donghyun.

'Gue bakal tanyain kabarnya besok. Semoga aja dia nggak ngerasa keganggu."



.....tbc


—————



A/N : familiar ini eps yang mana? Iya aku tulisnya ngacak, dan cuma bakal bener-bener improvisasi di tokoh-tokoh bocahnya dan........ masi ada kejutan :3

18 AGAIN (BinHao / GyuJin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang