8. Fine

485 50 5
                                    

Keesokan harinya, tugas piket sepulang sekolah jatuh pada Yujin dan Donghyun. Donghyun merasa benar-benar canggung, entah ini kebetulan atau memang ia sedang dikerjai. Ia berniat menanyakan kabar Yujin, memang, namun tidak begini juga.

Yujin sibuk menyeret kantong plastik sampah ke lapangan, tanpa menyadari bahwa plastik tersebut bolong. Maka Donghyun pun mengikutinya sembari memunguti sampah yang kembali jatuh. Yujin baru menyadarinya saat ia menoleh ke belakang, pipinya bersemu karena kesal.

"Pantes aja kok makin lama makin enteng," gerutunya. "Kamu juga nggak bilang dari tadi kalo plastiknya bolong!" ia memicing dan berucap kesal pada Donghyun.

"Takut lo marah. Udah gue bantuin nih biar nggak berceceran," kekeh Donghyun.

"Hm. Makasih," sahut Yujin, masih sama ketusnya seperti tadi.

"Yujin.. gue udah denger kalo orangtua lo cerai."

"Harus dibahas pas kita lagi kayak gini ya?" Yujin memasukkan plastik sampahnya ke dalam tong besar di dekat gerbang, raut wajahnya berubah datar.

"What I'm trying to say is.. itu bukan aib. Banyak kok murid lain yang orangtuanya juga cerai, mereka nggak bilang aja. Orangtua gue juga cerai, udah lama. You'll be fine..."

"Keum, I am fine," Yujin kini tersenyum kecut. Ia pun jalan lebih dulu untuk kembali ke kelas, seketika merasa canggung dengan Donghyun.

"Dasar sok kuat.." gumam Donghyun. Ia masih ingat betul bagaimana Yujin menangis tersedu di tempat karaoke semalam, namun ia memutuskan untuk tidak membahasnya lagi.


- - - - -


Seusai piket, Donghyun mendapat pesan singkat dari Baekseung, salah satu dari tiga sekawan-nya yang meminta bantuan berlatih gitar untuk ujian praktek musik minggu depan.

Donghyun menghampiri kawannya itu di ruang musik yang tidak pernah terkunci. Baekseung telah menunggunya dengan sebuah gitar klasik di pangkuan, mau tak mau Donghyun tersenyum.

"Nice choice," pujinya. "Lo mau bawain lagu apa?"

"Lagu apapun yang bisa gue nyanyiin juga. Since you know my taste, I'm counting on you," Baekseung memberinya senyum segaris.

Donghyun pada akhirnya memilihkan lagu berjudul "Strawberries and Cigarettes" milik Troye Sivan. Ia yang mencontohkannya lebih dulu pada Baekseung, sembari menuliskan chord di secarik kertas.

"You can be cool when you want to," ujar Baekseung setelah Donghyun selesai mencontohkannya. "Now let me."

- - -

'Remember when we first met?
You said "light my cigarette"
So I lied to my mom and dad
I jumped the fence and I ran
But we couldn't go very far
'Cause you locked your keys in your car
So you sat and stared at my lips
And I could already feel your kiss
Long nights, daydreams
Sugar and smoke rings, I've been a fool
But strawberries and cigarettes always taste like you
Headlights, on me
Racing to 60, I've been a fool
But strawberries and cigarettes always taste like you'

Baekseung sama sekali tidak melihat ke arah gitarnya, tatapannya tidak lepas dari Donghyun yang tampak kebingungan.

"Lo bukannya tadi minta ajarin? Kayaknya lo lebih jago dari gue?" Donghyun terkekeh gugup.

"I just wanna show off, maybe? Mau mampir ke rumah gue nggak? Jarang 'kan kita punya waktu berdua tanpa mantan lo yang ngekor mulu itu?"

"Don't call him that," Donghyun meringis. "Tapi ini hujan.. yakin mau pulang sekarang?"

"Lo betah disini lama-lama? Nggak masalah. Yang penting sama gue toh," Baekseung mengacak surai Donghyun.

"Jangan giniin gue.. kesannya kayak lo suka. Guenya takut.."

"You're scared of love?" Baekseung menaikkan sebelah alisnya.

"Lo tau kisah gue dari dulu nggak ada satupun yang berhasil. Masalahnya emang ada di gue," Donghyun tersenyum kecut.

'But you know what? I'll wait.'

- - -

- - -

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





.....tbc

—————

A/N : MAAF BAEKKEUM LEWAT DULU

18 AGAIN (BinHao / GyuJin)Where stories live. Discover now