4. Basket

671 77 7
                                    

"Yujin Yujiiiin!" seorang pemuda berperawakan mungil dan kurus berlari ke arah gerbang, tidak sengaja menabrak bahu Hanbin. Hanbin pun berjalan lebih cepat untuk membuntutinya karena rasa penasaran.

"Iya?" Yujin menolehkan kepalanya, senyum kekanakan itu terulas.

"Pulang dari sini kemana kamu? Langsung kerja?" tanya Seongmin.

"Iya kak.. kenapa?"

"Boleh numpang bikin tugas nggak? Wifi aku belum dibayar sama papa," Seongmin mencebikkan bibirnya.

"Hahaha! Boleh dong."

Sementara Gyuvin yang baru saja berjalan melewati Hanbin, pergelangan tangannya ditangkap hingga si empunya terkejut.

"Gyuvin.. kamu tau nggak kenapa Yujin udah kerja?" tanya Hanbin.

Gyuvin mengerjap, kemudian melepaskan tangannya.

"Dia punya alasan sendiri, gue nggak bisa bilang," dan ia tersenyum simpul. "Duluan ya. Gue mau ke tempat kerjanya."

"Oke, hati-hati kalian."

Dan Gyuvin pun berlari kencang, menyusul Seongmin dan Yujin lalu merangkul mereka berdua.

Sudut mata Hanbin menangkap Yejun yang terlihat pergi menuju lapangan belakang sekolah. Maka, Hanbin mengikutinya untuk memastikan bahwa putranya itu aman.

Rupanya, Yejun bermain basket seorang diri. Hanbin menatapnya terharu dari balik pohon, ia tidak pernah menyangka bahwa salah satu dari putra kembarnya akan mewarisi dirinya.

"Oh, he's good," gumamnya.

Lima menit berlalu, dan Hanbin akhirnya berani menampakkan diri pada Yejun.

"Yejun, sendirian aja?" ujarnya. Yejun terkejut, tentu saja. Ia melonjak, kemudian menoleh dengan takut-takut.

"Ya ampun.. gue kirain siapa.." cicitnya.

"Main sama aku yuk? Aku juga lumayan," cengir Hanbin.

"Hm? Boleh.. nih."

Yejun mengoper bola pada Hanbin. Hanbin melakukan shoot dari jarak jauh yang langsung masuk, dan Yejun lantas menatapnya berbinar.

"Keren banget.." ujarnya pelan.

"Kamu dari kapan tertarik main basket, Yejun?" tanya Hanbin sembari mengoper kembali bolanya pada Yejun.

"Dari kecil, cuma iseng aja sih."

"Nggak ada niatan masuk tim sekolah?"

"Mau.. tapi belum waktunya. Gue belum semahir itu," Yejun tersenyum kecut.

"I can help you train until you get there. Ayo.. kita sama-sama masuk tim," Hanbin menyodorkan kepalan tangannya, namun Yejun justru menghambur ke pelukannya.

"Ayo.." cengir Yejun. "Ayo kita sama-sama masuk tim. Gue lega kalo ada lo.. seenggaknya gue nggak akan sendirian dan mereka nggak akan seenaknya sama gue."

"I'll make sure they're through. Oh iya.. makan dulu yuk sebelum pulang? Kamu 'kan tadi nggak makan siang?"

"Ah... iya juga gue sampe lupa. Bentar ya.. nungguin temen gue dulu."

"Loh? Kamu udah ada janji?"

"Kebiasaan sih bukan janji.. temen gue dari SMP, tapi sekarang sekolahnya misah."

"Ooh..."


- - - - -


"Hai! Nunggu lama nggak?" Yejun berlari ke luar gerbang dan memeluk sosok pemuda bongsor yang kelihatannya telah menunggunya sedari tadi.

"Baru kok. Lo abis basket ya?" pemuda berkulit pucat yang jauh lebih tinggi dari Yejun itu mengusak surainya hingga berantakan, namun Yejun tidak melayangkan protes.

"Iya.. kenapa? Bau?"

"Ck, mana pernah sih. Muka lo capek, Yejun. Ayo pergi makan, gue traktir."

"Beneran? Mau sosis bakar di Myeongdong boleh?"

"Bikin lo seneng tuh.. ternyata emang segampang itu ya?" kekeh Gunwook, sang kawan dengan figur mirip beruang itu.

"Ben, gue duluan ya. Makasih udah nemenin latihan tadi," Yejun menoleh ke belakang, namun ia terkejut ketika Hanbin sudah menghilang.

"Siapa?" heran Gunwook.

"Ah itu.. tadi, ada temen gue di belakang. Kayaknya dia balik lagi ke lapangan."

"You finally made a friend?" Gunwook membelalakkan matanya.

"Surprisingly? Yes!"





......tbc


—————


A/N : halo. Kapal dari mana coba Ayden tibatiba sama Gunwook?? Gapapa sih samasama 05L HEHEHE

18 AGAIN (BinHao / GyuJin)Where stories live. Discover now