43. Can I Stay?

383 29 20
                                    

Normal POV



"Pi.. Papi mau kemana?"

Jaeyun menarik bagian belakang hoodie Donghyun saat ia telah memakai ranselnya di punggung. Makan malam untuk Gyuvin dan Jaeyun sudah ia sediakan di meja, namun inilah hal yang berat untuknya. Saat Jaeyun menatapnya memelas karena tidak ingin ditinggal dengan Gyuvin.

Kali terakhir ia melakukannya adalah setahun lalu, mereka tiba-tiba saja kehabisan kimchi. Donghyun pergi sebentar ke minimarket di parkiran gedung, dan saat ia kembali, Jaeyun sudah menangis sesenggukan di meja makan. Gyuvin pergi mencari angin, meninggalkan putranya sendirian, karena ia tidak tahan berduaan saja dengan Jaeyun.

Tapi.. apakah sekarang ia lebih baik?

Kemarin ia dan Gyuvin baik-baik saja bukan, bahkan mereka menonton anime bersama? Yah.. siapa pula yang bisa menebak mood Gyuvin.

"Papi mau nginep di rumah temen Papi," Donghyun menoleh dan menepuk kepala Jaeyun.

"Mau ikut Papi.. nggak mau bobok sendiri," Jaeyun mendongak dan menatap Donghyun berkaca-kaca.

"Nanti boboknya sama kakak, ya? Kakak disini kok, nggak kemana-mana?" bujuk Yujin.

"Maunya sama Papi, bukan sama kakak," Jaeyun membuang pandangannya ke samping. Yujin lantas berdeham dan menundukkan kepalanya.

Gyuvin yang menyadari perubahan raut Yujin pun membanting majalah yang tengah ia baca ke meja.

"Nggak tau diri ya kamu? Udah bagus masih ada yang mau nemenin? Kamu tuh udah gede, Jaeyun! Sampe kapan mau manja-manjaan terus??" bentaknya seraya menghampiri Jaeyun.

"Gyu, jangan gitu.." cicit Yujin. Ia berlutut dan menangkup kedua pipi Jaeyun yang kini tampak menahan tangisnya. "Dek.. adek malem ini sendiri dulu ya. Adek nggak kasian sama Papi? Papi nggak pernah pergi main sama temen-temennya, nanti Papi dibilang sombong, kamu mau?"

Jaeyun pun menggeleng ribut.

"Papi nggak butuh temen-temen, kok. Papi udah punya aku," bantahnya.

"Pergi aja, nggak usah didengerin. Nanti kamu makin makan hati," ujar Gyuvin sembari mengusap bahu Yujin. "Kamu ikut nginep?"

"Nggak kok, gue sendiri. Ini si Wish," sahut Donghyun.

"Ooh, good for you then. So I get to spend the night with this cutie?" seketika, Gyuvin tersenyum cerah. Ia menatap Yujin berbinar.

"Yes, I'm all yours, Kimgyu," Yujin mengulum senyumnya yang terkesan malu-malu.

"I won't make too much noise, then," Gyuvin mengedipkan sebelah matanya.

"Nggak usah ngelunjak!" Yujin memukul dadanya, pipinya bersemu merah muda. "Gyu.. kita mau pergi dulu ya. Janji jangan galak-galak sama anak kamu.." bisik Yujin sembari memeluk Gyuvin.

"Aku nggak janji. Dia nyakitin kamu tadi," lirih Gyuvin.

"Nggak apa.. aku emang harus pelan-pelan.."

"I love you," Gyuvin mengecup pipi Yujin singkat. "Aku jemput ya nanti pulangnya?"

"Nggak usah.. apaan sih," Yujin terkikik, lagi-lagi memukul dada kekasihnya karena salah tingkah.


- - - - -


Yujin's POV


"I guess my own son hates me now," ujarku seraya membaringkan kepalaku di paha Keum. Kami berakhir di pinggir Sungai Han dengan beberapa potong sandwich dan Mint Choco yang sama-sama kami sukai. Keum membawa tikar dan menggelarnya untuk kami, ia pikir ini ide yang lebih bagus daripada menghamburkan uang di restoran mahal... dan ia benar. Aku memang lebih menyukai hal-hal semacam ini.

18 AGAIN (BinHao / GyuJin)Where stories live. Discover now