27. Hiding

321 35 10
                                    

Satu musim lagi telah berlalu. Yujin masih juga belum memberitahuku perihal kehamilannya. Selain itu, aku juga belum melihat perubahan yang signifikan pada perutnya. Mungkin karena ia terlalu kurus? Mengenakan pakaian longgar bukan alasan, itu sudah menjadi kebiasaannya sedari dulu.

Jangan lupakan.. sepertinya sudah dua bulan kami tidak bercinta karena kesibukan masing-masing.

Yujin memekik saat aku memeluk pinggangnya. Ia tengah memasakkan sarapan untuk kami, dan ia buru-buru menyingkirkan tanganku.

"Kenapa? Biasanya seneng kalo dipeluk pas masak?"

"Lagi nggak mau, Gyu. Aku takut ketumpahan minyak.." ia menunjuk pada omelet yang tengah ia goreng dengan dagunya.

"Ooh.. punyaku dibekal aja boleh nggak? Aku harus cari warnet dulu buat ngejilid makalah," pintaku. Aku tidak bohong, setumpuk kertas tugasku masih menumpuk di ruang tamu.

"Yah.. aku sarapannya sendirian dong?" ia menatapku memelas.

"Maaf sayang.. aku emang lagi hectic.." aku kembali memeluknya dari belakang, namun kali ini aku menyilangkan tanganku di depan dadanya. Dan kalian tau? Ia tidak mengusirku lagi. Aku rasa ia masih setakut itu jika aku mengetahui tentang keberadaan bayi kami.

"Gyu.. mau pake merica nggak?" tanyanya.

"Mau, kasih yang banyak ya. Makasih sayang.. aku mau siap-siap dulu," aku mengecup pipinya singkat dan melepasnya. Ia menggigit bibir bawahnya, ketara sekali tengah menahan perasaannya.

- - -

"Gyu.. aku hari ini mau jalan sama mama. Kamu mau nitip makanan apa? Mamaku 'kan suka manjain kamu, pasti diturutin," ujar Yujin saat aku akan beranjak dari pintu.

"Apa aja, samain sama kamu. Mau pergi kemana? Jangan capek-capek ya.. kamu agak pucat hari ini. Sini.." aku merentangkan tanganku. Ia pun menghampiriku dan memelukku erat.

"Kamu juga. Aku sama mama nggak akan lama kok, mama cuma mau ke Myeongdong mumpun lagi di Seoul."

'Cup'

Ia mengecup pipiku pelan. Aku pun terkekeh dan meraup bibirnya.

"Kok jadi pemalu gini sih kamu? Gemesin."


- - - - -



Yujin's POV





Aku bergegas ke kamar mandi dan membuka korset yang kukenakan setelah Gyuvin pergi. Aku meringis dan mengusap perutku dengan hati-hati, aku benar-benar merasa buruk.

"Maafin mama ya dek.." cicitku, sembari menyimpan korsetku di kabinet. Aku pun menyisir rambutku, kemudian menghubungi mama yang kurasa sudah hampir sampai disini.

Aku menunggu sekitar setengah jam tanpa melakukan apa-apa di ruang tamu, hanya berbaring dan bermain dengan ponselku. Sesekali, aku mengusap perutku dengan lembut, merasakan tendangan-tendangan kecil dari sana.

Hanya saat aku tidak bersama dengan Gyuvin, aku bisa leluasa tanpa mengenakan korset yang membatasi pergerakan kami. Aku masih enggan untuk memberitahunya, seperti ada sesuatu yang menghentikanku. Aku hanya berharap itu bukan firasat buruk.

'Tok tok tok'

'Cepet banget mama sampe,' benakku.

Aku berjalan ke arah pintu dan membukanya. Tentu saja aku terkejut dengan sesosok wanita semampai berwajah mungil yang berdiri disana.

18 AGAIN (BinHao / GyuJin)Where stories live. Discover now