41. Busted

246 23 10
                                    

Keum's POV


Aku tersentak kaget saat pintu terbuka lebar dengan Gyuvin yang menggandeng seseorang di belakangnya. Sudah kutebak, ia pasti tidak pulang karena menghabiskan malam panas dengan mainan barunya itu.

"Masuk aja, nggak usah sungkan. Katanya mau bikinin aku sarapan?" Gyuvun berujar lembut, dan itu membuatku muak.

"Tapi aku nggak enak.." pemuda mungil di belakangnya mencicit. Aku membelalakkan mataku.. bahkan tanpa melihat saja aku tau betul kalau itu suara mendiang.

So.. what the hell is happening?

"Kamu kenalan dulu gih sama temenku. Tuh, yang lagi duduk di sofa," Gyuvin menuntun bocah itu masuk dan menunjuk padaku dengan dagunya.

"Hai.. namaku Weichen. Kamu?" si mungil menghampiri dan menyodorkan tanganku. Aku menepisnya pelan, entah mengapa aku tidak ingin berbasa-basi.

"Cut the crap, Yujin. This isn't funny.. what are you doing here?" aku mengerutkan alisku. Ia mungkin bisa mengelabuhi Gyuvin, tapi tidak denganku. Aku terlalu mengenalnya...

"Lagi-lagi, aku dipanggil Yujin," ia mengulaskan senyum tipis. Aku pun menarik tangannya, membuatnya jatuh terduduk di sofa dan menangkup pipinya.

"Lo mau bohong apa sama gue, Yujin? I've known you far too well.. why are you here? You're not supposed to be here."

"A-aku bukan Yujin.." ia menatapku nyalang. "Kenapa beberapa hari ini.. orang-orang ngira aku Yujin? Siapa sih Yujin itu? Seberapa mirip sama aku..."

"Keum! Stop it, you're scaring my boyfriend," tukas Gyuvin. "Wei, sini sama aku. Biarin aja Keum sendiri, dia emang lagi nggak enak badan makanya halu."

"Eh setan gue waras ya!" dengusku tak terima. "Lo yang bodoh. Ini tuh Yujin.. ini Yujin-nya lo. Mikir coba kenapa kalian bisa sedekat ini padahal baru kenal?"

"I don't know.. cause he's friendly and he's whipped for me?" Gyuvin mengedipkan sebelah matanya pada pemuda yang masih kuyakini betul adalah Yujin, membuatnya tersipu malu dan menunduk.

Aku merotasikan bola mataku malas, namun aku terkejut saat tiba-tiba saja tangan mungil itu sudah mendarat di pipiku.

"Kamu lagi nggak enak badan ya?" matanya mengerjap polos.

"Ikut gue keluar.." aku mencengkeram pergelangan tangannya dan menyeretnya sedikit kasar, keluar dari unit.

Ia meringis. Sesungguhnya aku tidak tega, tapi aku hanya ingin ia mengaku. Aku yakin dengan apa yang tengah terjadi disini.. aku memang percaya akan hal-hal semacam.. di luar nalar?

"Han Yujin.. look at me.." aku mencengkeram kedua bahu ringkihnya begitu kami menemukan tempat yang aman untuk berbicara, yaitu di tangga darurat. Ia perlahan mengangkat kepalanya, mata cantiknya berkaca-kaca saat pandangan kami bertemu.

Aku terhuyung ke belakang saat ia tiba-tiba memelukku begitu erat, kami berdua jatuh terduduk. Aku sedang dalam kondisi yang buruk, aku tidak punya cukup tenaga untuk menahan bobotnya yang sesungguhnya tidak seberapa.

"Please don't tell him.. I promise I'll leave soon. I'm not here to ruin your life.." bisiknya.

"Yujinnie.." lirihku. Aku mengecup pucuk kepalanya, membiarkan air mataku menitik dengan bebas. "I knew it was you. Mau sarapan di luar nggak sama gue?"

"Tapi aku janji mau masakin Gyuvin.." ujarnya serak.

"Nggak usah, gue udah masak kok buat dia. Udah ada di meja, dia nggak akan kelaperan. Lo pergi sama gue aja ya? Mau 'kan?"

18 AGAIN (BinHao / GyuJin)Where stories live. Discover now