6. The Closure

516 63 3
                                    

Dua bulan sebelumnya




Malam itu adalah reuni SMA Hanlim dengan tiga angkatan sekaligus. Hanbin yang datang lebih dulu, ia memang meluangkan waktu hari itu, sedangkan Zhanghao belum kembali dari bekerja.

Telinga Hanbin panas dengan para kepala keluarga lain yang menyombongkan gaji mereka. Bahkan saat ia basa-basi bertanya pada salah satu kawannya dulu, jawaban yang ia dapat adalah...

"Yang pasti lebih gede dari gaji lo setahun sih."

Dan mereka semua di meja yang sama pun menertawakan Hanbin, hingga Hanbin memutuskan untuk pindah dan minum seorang diri di meja yang kosong.

Sedangkan Zhanghao, istrinya, tiba dua puluh menit kemudian. Zhanghao masih tampak begitu rapi dengan setelan eksekutif serba hitam miliknya, riasan tipis di wajahnya juga tidak luntur setitik pun.

"Maaf aku telat, tadi ada yang harus diberesin dulu," ujar Zhanghao dengan nada ceria.

"Eh! Hao, sini-sini duduk sama aku," Seobin, sahabat Zhanghao sedari dulu itu melambaikan tangannya.

"Wah, bener-bener ya Hao sama Seobin nggak berubah dari foto mereka di buku tahunan. Kalian vampir ya? Ayo ngaku!" itu Yuvin, kawan Hanbin yang menghinanya tadi yang mengatakannya. Seobin lantas terkekeh.

"Masa sih? Kamu mah bisa aja."

"Beneran. Apalagi Hao.. kamu perawatan apa? Operasi plastik dimana?" timpal Yohan, istri Yuvin yang juga tidak kalah berisik dari suaminya.

"Ah, mana sempet yang kayak gitu. Aku sibuk kerja," Zhanghao tersipu malu.

"Kenapa kayaknya cuma kita-kita aja ya yang tambah tua? Rasanya mau balik ke masa lalu," Yohan menaruh kedua tangannya di pipi seraya menatap sengit pada fotonya di buku tahunan.

"Kayaknya kalo ngomongin masa lalu sih, Hanbin yang paling pengen balik. Liat, dia menyedihkan kayak gitu!" celetuk Seungyoun dari ujung meja. Dan untuk kesekian kalinya malam itu, mereka menertawakan Hanbin.

Hanbin yang sudah sangat mabuk pun memilih untuk tidak tinggal diam. Ia menggebrak meja, kemudian menatap nyalang pada kawan-kawan lamanya itu.

"Kalian pikir lucu ya, jadiin hidup orang bahan tertawaan? Kalian pikir, itu bisa bikin kalian keliatan lebih baik?" bentaknya.

Zhanghao sontak menghampirinya dan berlutut di sisinya, sembari mengusapi pahanya.

"Kamu marah ya? Maafin aku, karna aku datengnya telat. Kita pulang yuk? Kamu udah terlalu banyak minum," bujuknya.

"Kamu!! Kamu yang paling jahat di antara mereka semua!"

'Ah, he's just drunk,' pikir Zhanghao.

"Iya Bin, iya. Aku minta maaf.. ayo pulang..."

"Kamu minta maaf???" Hanbin menarik kerah kemeja Zhanghao, membuatnya sedikit terangkat dari tanah. "If you're really sorry then give me back my time! Kembaliin waktu aku ke sebelum aku ketemu kamu. Kamu pikir aku suka hidup kayak gini? Dihina, dibandingin, diinjek-injek?" dan Hanbin lantas menghempaskan Zhanghao ke lantai. Rasa sakit di tubuh Zhanghao tidak seberapa, namun malu yang ia tanggung membuatnya ingin menghilang saat itu juga. Ia bangkit berdiri, kemudian membungkuk berkali-kali ke arah kawan-kawannya karena telah membuat kekacauan.

Hanbin jatuh pingsan setelahnya, bersamaan dengan Zhanghao yang menangis pilu.



- - - - -



Dua minggu setelahnya, Zhanghao pulang ke rumah mereka dengan membawa surat cerai di tangannya. Hanbin yang tengah menonton pertandingan bisbol tentu saja terkejut.

"Ini.. tolong kamu tandatanganin ini. You got your wish.. ayo kita cerai," Zhanghao berujar seraya tersenyum tipis.

"Hei.. bercanda kamu nggak lucu," Hanbin sontak mematikan TV dan menarik tangan Zhanghao, membuat mereka duduk berhadapan. "Did you hit your head?"

"No, I mean it. Ayo kita cerai dan hidup masing-masing. Dengan gitu kamu akan lebih bahagia."

"Hao.. what did I do? Kenapa kamu tiba-tiba kayak gini? Nih, kamu tuh kebiasaan. Ada apa-apa nggak pernah bilang, tau-tau udah ambil keputusan sepihak. Kali ini apa, Hao?"

"Ini kamu yang mau, Hanbin. Kamu mungkin nggak inget karna kamu mabuk.. but I do and it hurts. So please.. let's get over it, alright?" Zhanghao menangkup sebelah pipi Hanbin dan mengusapnya pelan. Air matanya menitik, ia tidak repot-repot menghapusnya.

"I don't mind if I'm gonna end up on the street.. tapi tolong, jangan telantarin anak-anak kita. Bisa, Hanbin?" pinta Zhanghao lagi. "Dan tolong.. jangan bilang apa-apa dulu ke si kembar sampe kita resmi pisah."


Dalam kurun nyaris 17 tahun pernikahannya, Hanbin belum pernah dihantam sekeras ini. Ia tidak bisa melakukan apa-apa selain menyanggupinya, terlebih karena Zhanghao terlihat lebih putus asa dibanding dirinya.



.....tbc


—————


A/N : oke. Kita suda sampe di cikal bakal kenapa minisang akan cerai, walaupun Hao masi kayak baik-baik aja. But he is not, he is just good at hiding.

18 AGAIN (BinHao / GyuJin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang