20. Bad Escape

314 32 1
                                    

Gyuvin lagi-lagi mendatangi tempat kerjaku di malam harinya. Aku sedikit terganggu dengan kemunculannya yang tiba-tiba. Terlebih, ia membawa kawan-kawannya dan kekasihnya yang menyebalkan itu. Donghyun, Baekseung.. dan tentu saja Minji.

"Kerja nggak ikhlas dosa nggak sih.." gumamku sembari mencatat pesanan mereka.

"Senyum dong, masa layanin pengunjung sambil cemberut gitu," ujar Donghyun, seketika membuatku bergidik. Aku tidak akan pernah lupa bagaimana ia pernah melecehkanku dulu.

Wooseok menepuk pundakku, mengisyaratkan untuk mengambil alih tugasku. Lalu menyuruhku pergi mengantar pesanan yang sudah siap. Dan saat aku kembali ke bar, Wooseok terlihat bertopang dagu dan berbicara dengan Donghyun dengan jarak yang terlalu dekat.

"Kamu tau aja ya siapa yang menguntungkan.." gumamku.

Aku pergi ke kamar mandi untuk merapikan riasanku yang sedikit luntur pada bagian bibir karena aku terus menjilati liptint-ku yang terasa manis. Keputusan yang ceroboh karena jelas saja Gyuvin menggunakan kesempatan tersebut dengan baik dan mengekoriku.

"Mau apa?" ketusku sembari aku mengulaskan liptint-ku dengan hati-hati.

"Bisa nggak sih kamu nggak usah terlalu nunjukin sikap bermusuhan sama Minji? Kamu mau dia sampe tau kelakuan kita di belakang dia kayak gimana?" ujarnya dengan nada datar. Rupanya ia sedang dalam mood yang tidak terlalu buruk.. aku pikir ia akan langsung membentakku.

"Baguslah kalo tau. Kamu bukannya nunggu supaya dia putusin kamu?"

"Nggak.. aku tarik kata-kataku waktu itu. Aku harus mikir buat ke depannya. There's no future if I'm with you.. kamu juga laki-laki. Aku harus sama Minji.. walaupun aku sayangnya sama kamu.. untuk saat ini..."

Gyuvin mencicit pada bagian terakhir. Ia mendekat padaku dan memelukku dari belakang. Aku menatap pantulan kami dari cermin dengan perasaan bercampur, dan aku sama sekali tidak berkutik saat ia meninggalkan kecupan pada pelipisku.

"You've made up your mind then. Jangan gantungin aku lagi. Biarin aku bebas sekarang, boleh?" lirihku sembari mengusapi tangan Gyuvin yang melingkari pinggangku.

"Maksudmu bebas?"

"Aku nggak mau lagi tinggal sama kamu. Malem ini juga, aku bakal beresin barang-barangku. That's what we need.. some space."

"Terus kamu mau pulang dan bikin mamamu bingung?"

"Nggak usah pikirin itu. Pikirin aja pacarmu. Aku 'kan udah nggak penting..."

Gyuvin pun mengeratkan pelukannya padaku. "Dengerin aku. Aku sayang kamu, Yujin. Sayaaaaaang banget. Nggak mau kamu pergi.."

"Dan aku juga udah bilang, kamu nggak bisa milikin dua-duanya. Kamu udah milih Minji. Buat apa aku bertahan? Kamu nggak mau perjuangin aku 'kan?"

Gyuvin pun perlahan melepaskanku dan menggelengkan kepalanya.

"Aku bisa kok adil sama kalian.. percaya sama aku..."

"Adil? Maksudmu? Aku bakalan terus jadi simpenan kamu sampe nanti pas kamu sama Minji udah berumah tangga, gitu? Am I that low to you?" bentakku.

Gyuvin mengangguk meski terkesan ragu.

"I love you, even though we're not meant to be," ucapnya pelan.

Aku pun meninggalkannya begitu saja, kembali ke bar dan berniat mencari Wooseok untuk meminta izin pulang. Aku kalut. Yang kuinginkan sekarang hanya membereskan barang-barangku dan pergi sejauh mungkin dari tempat yang sebentar lagi hanya akan menyimpan sejuta kenanganku dan Gyuvin.




18 AGAIN (BinHao / GyuJin)Where stories live. Discover now