44. His New Nickname

388 29 14
                                    

Yujin's POV




Siang harinya, Keum datang ke sekolah. Ia mengantar makan siang untukku dan Jaeyun. Kami bertiga pun makan di ruang serbaguna yang kosong.

"Kamu gabut banget ya di tempat Wish? Bisa masak sampe lengkap gini?" tanyaku sembari menatap berbinar rantang makanan yang telah ia siapkan.

"Iya. Abis sarapan dia pergi, urusan kerjaan. Jadinya gue cuma nonton drama. Tempatnya juga bersih banget karna selalu pake room service. Rasanya lebih capek kalo nggak ngapa-ngapain. Kebiasa jadi bapak rumah tangga kali ya? Apa abis ini gue bersihin rumah sambil nunggu Jaeyun pulang?" keluhnya.

"Boleh.. makasih loh. Tau aja aku nggak akan sempet."

"Lo 'kan kerja, cantik. Gimana sih.." Keum mencubit pipiku, dan Jaeyun menepis tangannya.

"Nggak boleh pegang. Ini punya papa sama Jaeyun," hardiknya. Kedua matanya bahkan memicing, ia benar-benar seperti Gyuvin saat sedang kesal.

"O-oke... ini ada apa?" Keum terkekeh gugup.

"Trust me.. you really don't wanna know," ringisku.

"Alright, let's eat. Especially you! Makan yang banyak ya, lo tuh kurus banget."

"Ih! Nggak, Keum. Pipi aku aja tumpah.."

"Itu karna lo masih bayi.. nanti juga ilang. Tapi badan lo itu loh.. bener-bener kayak papan. Except for your ass tho it's always been nice and round..."

"Keum!" pekikku. Tentu saja aku malu, ditambah Jaeyun kini menatap kami bergantian dengan raut bingung.

"Nggak kok.. badan kakak hangat. Enak buat dipeluk," ujarnya.

"Yey, dibelain. Tuh denger," cibirku pada Keum yang lantas menaikkan sebelah alisnya.

"Jaeyun.. kamu nggak naksir 'kan sama kakak cantiknya?" Keum bertanya dengan suara pelan. Jaeyun pun buru-buru menggeleng.

"Kakak punya Papa. Aku juga punya Papa. Jadi, kakak cantiknya punya aku juga."

Aku menepuk dahiku dengan sedikit keras. Entah mengapa itu terdengar sangat salah.



- - - - -




Normal POV



Sepulang kencan dari museum, Yujin memasuki rumahnya dengan Jaeyun di dalam gendongannya. Gyuvin ternyata sudah pulang, tentu saja itu membuatnya terheran. Ia menurunkan Jaeyun, lalu mendekati Gyuvin yang terlihat berbaring di sofa sembari menutupi wajahnya dengan bantal.

"Gyu.. kamu kok udah pulang?" ujar Yujin seraya mengusapi tangannya.

"Aku dipulangin," gumamnya pelan.

"H-hah?"

"Bikin salah. Kayaknya aku harus cari kerja baru mulai sekarang."

"Separah itu?"

"Separah itu. Aku nggak bisa fokus. Maaf ya.. harusnya aku bisa lamar kamu dalem waktu deket ini," Gyuvin mendudukkan dirinya dan menatap Yujin memelas. Pemuda mungil itu pun melangkahi sandaran sofa dan menduduki pangkuannya, melingkarkan lengannya pada leher sang dominan.

"Cincin dari kamu dulu udah cukup.. nih liat sekarang aku pake," Yujin menunjukkan tangan kirinya, dimana cincin dari Gyuvin 3 tahun lalu kini tersemat.

Gyuvin menangkup sebelah pipinya dan mengecup bibirnya singkat. Tampaknya ia lupa bahwa putranya sedari tadi menyaksikan mereka dengan alis berkerut.

"Kamu lucu," ujar Gyuvin seraya mencolek hidungnya.

18 AGAIN (BinHao / GyuJin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang