38. One Step Closer

248 27 9
                                    

Gyuvin's POV



Aku pergi ke supermarket untuk membeli T-cash dan mengisinya setelah kami selesai makan, lalu memberikannya pada Wei. Wei menerimanya dengan raut kebingungan, namun ia lantas membungkukkan badannya.

"Makasih Gyu.. you really don't have to do this. I'm a stranger," lirihnya.

"Hei, lo bukan orang asing buat gue. This is nothing. Susu yang di bioskop tadi.. I know that it's your last money. Anggap aja ini gantinya ya? Dipake buat makan yang bener, badan lo kurus banget," ujarku sembari menepuki bahunya.

"Aku boleh pake ini buat beli make-up nggak? Tadi pas ngaca aku berasa kayak mayat..." Wei mencebikkan bibirnya.

"Lupa.. lo bahkan nggak ada baju ya. Mau belanja dulu?" tawarku.

"Eh nggak usah.. aku 'kan bisa nyelinap ke tempat mantanku buat ambil nanti..."

"Let me buy you some make-up then. Your pretty face needs some justice."

- - -

Aku memperhatikan Wei merias wajahnya di depan cermin dengan gemas. Sesungguhnya aku benci tempat bernuansa merah muda ini, tapi ia bilang ini adalah toko yang termurah. Dan ia benar.. menurutku 2.500 won untuk sebuah liptint sangat murah.

Wei terkekeh saat ia sadar aku tengah memperhatikannya. Ia menatapku dari dalam cermin dengan senyum kelincinya.. and I swear my heart literally just skipped a beat.

"Yujinjwae.." gumamku. Ia tampak terkejut saat aku memanggilnya dengan nama itu. Aku berjalan mendekat dan mengeluarkan ponselku. "Gue boleh foto sama lo nggak?"

- - -

Pemberhentian terakhir kami adalah di motel yang hanya berjarak 2 gedung dari bangunan apartemenku.

"Gue tinggal nggak jauh dari sini. Duh.. lo nggak megang HP juga ya? Kalo misalkan kartunya abis, lo tunggu aja gue di lobi. Ini harusnya cukup sih buat makan lo seminggu," aku mengusak surai Wei, membuatnya menunduk malu. Aku bisa melihat semburat merah tipis di pipinya.

God! Aku tidak boleh begini. Entah sudah berapa kali aku mengucap malam ini.

"Gyu.. do you want to stay the night with me here?" tanyanya pelan, nyaris tak terdengar.

Tidak!!! Imanku... tidak, tidak boleh begini.

Apa yang akan Yujin-ku pikirkan tentangku jika aku tergoda dengan orang asing yang baru kutemui hanya karena mereka sangat mirip. Bukankah itu brengsek?

"I can't. Gue harus pulang, ada yang nungguin di rumah."

"Aah.. I see."

Aku tidak berbohong, bukan? Donghyun akan memarahiku jika aku tidak pulang malam ini.

"I guess I'll see you tomorrow?" tanyaku sembari lagi-lagi mengusak surainya.

'Stop it Gyuvin tolol! Jangan sampe bikin anak orang baper.'

Wei mengangguk dengan buru-buru, surai legamnya bergerak lucu.

18 AGAIN (BinHao / GyuJin)Where stories live. Discover now