chapter 1

16.5K 902 29
                                    

Kehidupan selama 23 tahun biru habiskan dipanti asuhan dengan membantu ibu panti mengurus anak-anak kecil dipanti, karena biru adalah orang tertua yang berada dinaungan panti asuhan "cinta bunda".

Biru adalah orang yang begitu penurut, bahkan dirinya bekerja di minimarket dekat dengan panti, dan uang gajinya ia berikan pada ibu panti untuk kebutuhan mereka semua, sebenarnya biru adalah anak yang sangat pintar, ibu panti pun sering menyarankan agar biru kuliah saja karena toh biru sambil bekerja, namun biru menolak karena katanya "aku lebih senang bekerja" padahal ibu panti tau biru sering menulis dibuku diarynya tentang keinginannya untuk melanjutkan sekolah sejak lulus SMA 3 Tahun lalu.

Satu minggu lalu, panti kedatangan seseorang yang mengaku adik dari donatur panti asuhan yaitu Keluarga Atmajaya, ternyata semasa hidupnya kepala keluarga Atmajaya itu sering memberikan donasi untuk panti itu, dan orang yang bernama Kamila itu meminta 1 orang dari panti untuk ia bawa.

Kamila memilih biru sebagai orang yang akan ia adopsi, karena kamila tau biru merupakan anak panti tertua dan sudah memenuhi kriteria nya, Pengurusan berkas dan juga pengambilan hak asuh atas biru sudah selesai, dan tepat hari ini, biru akan dijemput dan dibawa untuk diadopsi.

Biru berjalan pelan mengekori wanita berusia 40 tahun itu, saat setelah sampainya mobil yang mereka naiki didepan rumah yang begitu mewah, biru bahkan beberapa kali menatap takjub area rumah itu dan kamila hanya berdecak dalam hati karena sifat norak yang biru miliki.

Kamila meminta biru untuk duduk disoffa ruang utama, sedangkan dirinya berjalan masuk kedalam sebuah ruangan, yang biru tak tahu entah ruangan apa, dan ternyata kamila kembali mendekati dirinya dengan sebuah berkas dan ternyata isinya adalah perjanjian surat adopsi.

"Tanda tangani berkas ini" pinta kamila pada biru.

"ini berkas apa ya tante?" tanya biru pelan.

"ngga usah banyak tanya, dan jangan panggil saya tante saya bukan tante kamu" ketus kamila lagi.

Biru dengan sifat penurutnya membuat dirinya menyetujui untuk langsung bertanda tangan tanpa membaca berkas itu, tanpa biru tau kamila menyeringai tipis sambil menatapnya, kamila merasa senang karena biru benar-benar polos dan mudah dibodohi.

Setelah biru selesai tanda tangan, kamila segera merebut berkas itu dan tersenyum licik, menatap biru dengan pandangan tak suka sebelum dirinya kembali berucap.

"didalam berkas ini tertulis kalau kamu-tidak bisa pergi dari rumah ini tanpa seizin anggota keluarga Atmajaya" ucap kamila tanpa rasa bersalah.

"saya tidak tinggal disini jadi saya akan pantau kamu lewat cctv yang ada dirumah ini, jangan berani macam-macam atau saya akan habisi kamu" ancaman itu membuat biru merasa takut.

"maaf bu, kalau ibu tidak tinggal disini, aku disini sama siapa?" tanya biru takut.

"dirumah ini ada 5 anggota keluarga, besok saya akan kenalkan kamu pada mereka".

"sekarang kamu pergi ke belakang
ada kamar dengan pintu berwana
coklat, itu kamar kamu, saya akan
keluar karena ada urusan".

"kalau kamu ingin punya teman di samping dapur ada kamar dan disanaada 3 pelayan yang bekerja dirumah ini, sekarang kamu adalah bagian dari mereka".

Biru bisa paham dengan apa yang daritadi kamila sampaikan, biru cukup tau untuk apa dirinya dibawa kesini, bahkan di berkas yabg dirinya tanda tangani tadi, menjadi pertanda buruk, biru tak akan bisa kemana-mana mulai sekarang.

Entah biru akan menderita atau bagaimana, yang jelas biru merasa dirinya harus melewati ini dengan sabar, mungkin memang tuhan tak menulis takdir bahagia untuk dirinya, karena biru merasa hidupnya selalu sengsara dan menderita.

ATMAJAYA'S (Haechan Harem) Where stories live. Discover now