Chapter 18

8.4K 749 20
                                    

#Pov Savian

Pagi hari, waktu masih menunjukkan pukul 6 pagi, savian sudah rapih dengan seragam sekolahnya, berjalan kearah dapur bermaksud mencari seseorang.

Dapat savian dengan seseorang yang ia cari sedang bersenandung, ketika semakin dekat, savian melihat orang itu sedang memotongi sayuran, savian berdiri dihadapan orang itu lalu menyerahkan sebuah amplop putih, entah berisi apa.

"ini apa?" tanya biru bingung.

"buka, terus baca" ujar savian cuek.

Setelah dilihat dengan teliti di amplop itu terdapat tulisan nama sekolah savian, biru yang penasaran pun membuka amplop itu.

Setelah dibuka biru mulai membacanya, ternyata itu adalah surat pemanggilan wali siswa untuk datang kesekolah perihal penerimaan raport kenaikan kelas, biru mengernyitkan keningnya bingung, mengapa savian memberikan amplop itu padanya?

"hari ini mas savian terima raport?" tanya biru pelan.

"iya, lo bisa dateng kesekolah bareng gue?" savian balik bertanya.

"wali murid mas vian kan bu kamila, kenapa ajak saya?" biru semakin bingung.

"yaudah kalo ngga mau bantu" savian berucap lirih.

Savian duduk dikursi makan, menunggu sarapannya tersaji, biru terus memperhatikan raut savian, anak bungsu atmajaya itu terlihat murung, apakah biru harus menerima ajakan savian? tapi dirinya kan bukan wali murid savian.

Setelah semua anggota atmajaya selesai sarapan dan pergi satu persatu, biru mulai membersihkan meja makan itu namun disana masih ada savian yang duduk dan bermain ponsel, biru menggeleng pelan lalu duduk disebelah savian.

"kok ngga langsung berangkat sekolah?" tanya biru dengan nada penasaran.

"gue ngga mau ambil raport bareng tante, mending ngga usah diambil sekalian" ujar savian ketus.

Biru menghela nafas pelan, dirinya semakin dibuat kebingungan, jika dirinya tak menuruti keinginan savian, savian tidak akan pergi kesekolah, namun jika dirinya menuruti savian, biru tidak ingin dianggap lancang oleh kamila.

Setelah beberapa saat berfikir, biru masuk kedalam kamarnya untuk berganti baju, biru memutuskan untuk ikut savian kesekolah dan mengambilkan raport milik savian.

"yuk berangkat" ajak biru dengan nada riangnya.

Savian tersenyum lebar, menarik tangan biru lalu berjalan menuju garasi, savian memberikan sebuah helm yang langsung diterima oleh biru lalu dipakai, savian membantu biru untuk naik ke jok belakang.

Sesampainya mereka disekolah savian, biru dengan mudah mengambil raport milik savian karena savian yang beralasan jika kamila sedang sibuk dan pengambilan raport itu digantikan oleh sepupunya, untungnya guru itu mengerti.

Waktu sudah menjunjukan pukul 11 siang, savian dan biru baru saja sampai dirumah, memasuki rumah mewah itu dan keduanya dikejutkan dengan kehadiran kamila yang sedang duduk diruang tamu.

Savian tadinya ingin langsung masuk kekamar agar tidak banyak ditanyai oleh kamila, namun suara kamila lebih dulu terdengar, dan biru hanya bisa berdiri mematung disamping savian yang kini menatap kamila.

"bagus ya kamu savian, kamu udah ngga hargain tante lagi? lebih milih ajak pembantu buat ambil aport?" marah kamila pada savian.

"vian kira tante sibuk, makanya minta tolong sama biru, lagian sama aja kan?" elak savian karena malas ribut.

"jangan kamu kira saya ngga dapet laporan dari wali kelas kamu savian,
nilai kamu merah semua dan naik kelas dengan persyaratan, karena terlalu banyak bolos dan bikin onar disekolah, bikin malu aja" kamila semakin marah.

ATMAJAYA'S (Haechan Harem) Where stories live. Discover now