Chapter 84

2.9K 297 4
                                    

#Pov Marko

Setengah perjalanan menuju kantornya, marko teringat pada ponselnya karena didalam saku celana dan juga jasnya pun tidak ada, marko mendecak sebal dan memutar balikan mobilnya untuk kembali kerumah.

Marko parkirkan mobilnya didepan gerbang, dirinya berjalan masuk kedalam rumah, memasuki kamarnya dan mencari keberadaan ponselnya, dan ternyata ponselnya berada disoffa, marko segera mengambilnya dan kembali turun kebawah.

Marko tak sengaja melihat biru yang sedang berjalan kearah dapur, marko pun berniat untuk menemui kekasihnya itu, siapa tau bisa dapat morning kiss hehe.

Marko masuk kearea dapur, melihat biru sedang memeras kain kecil dan menempelkannya pada pipinya, marko mengernyitkan dahinya bingung, kekasihnya itu sedang apa?.

"sayangg, kamu, ngga papa kan?" tanya marko menatap biru khawatir.

"mas marko bukannya udah berangkat kekantor ya tadi?" biru menaruh handuk kecil itu pada baskom berisi air dingin itu begitu mendengar suara marko.

"hp mas ketinggalan makanya balik lagi, kamu belum jawab pertanyaan mas loh, kamu ngga papa?" tanya marko sekali lagi.

"ngga papa kok hehe" cengir biru sedikit meringis.

"tadi mas lihat kamu lagi ngompres pipi loh" ucap marko sambil menatap biru lekat.

Biru melengkungkan bibirnya, memegang pipinya yang setengah membengkak, mata cantik itu berkaca-kaca, marko yang melihat itu pun mendekat kearah biru.

"gigi aku sakit banget mas, tuh pipi aku sampe bengkak" unjuk biru pada pipi sebelah kanannya.

"tadi pagi kok ngga ngomong hm?" marko menatap biru penuh tanda tanya.

"takut mas jero marah" biru menunduk takut.

"ngga mungkin lah sayang, masa kamu sakit dimarahin" ucap marko pelan.

"kemarin tuh aku minta jajan banyak, mas jero udah pringatin aku karena takut aku sakit gigi, tapi akunya bandel" ujar biru lirih.

"mas jero juga udah bilang kalo aku sampe sakit gigi ngga boleh nangis, makanya aku diem aja, padahal ini udah berasa dari semalem" biru mulai menunjukkan nada manjanya.

"tapi kan kamu jadi kesakitan sendirian kaya gini, kalo emang takut sama bang jero harusnya kamu bilang sama mas" mendengar ucapan marko biru kembali melengkungkan bibirnya.

"iih aku kan ngga mikir kesitu" omel biru.

"ada-ada aja,ayo mas anter kerumah sakit" marko mengusap rambut biru lembut.

"mas marko kan harus kerja, nanti aku beli obat diapotek aja" ucap biru karena merasa tak enak mengganggu pekerjaan marko.

"mas bisa minta tolong sama sekertaris mas buat handle semuanya dulu, ngga boleh apa-apa sendiri kalo punya pacar tuh" marko kembali mengusak rambut hitam halus itu.

"maaf ya mas, aku ganggu kerjaannya mas" biru berucap tak enak hati.

"sayangg, kamu itu prioritasnya mas, ngga perlu minta maaf, sekarang kamu ganti baju terus mas anter kerumah sakit" pinta marko pada kekasih kecilnya itu.

Biru menatap marko dengan mata berkaca-kacanya, bukannya menuruti perintah marko untuk berganti baju, biru malah memeluk marko, biru mulai menangis didalam pelukan hangat itu.

Marko tersenyum, membalas pelukan kekasih cantiknya lalu mengelusi punggung biru, marko kecupi puncak kepala biru agar kekasihnya segera tenang dan tak menangis lagi.

Biru dan juga marko sudah berada didalam mobilnya, marko terus saja menggenggam tangan biru dan sesekali mengecupnya selama diperjalanan, marko merasa khawatir karena pipi biru sudah semakin terlihat membengkak, pasti rasanya sakit sekali.

ATMAJAYA'S (Haechan Harem) Where stories live. Discover now