Chapter 13

8.8K 783 15
                                    


Biru  hendak memasak untuk makan malam seperti biasanya, waktu masih menunjukkan pukul 7 malam, dan malam hari ini kamila berada disana karena hendak ikut makan malam bersama.

Biru dengan telaten membantu bi ranti mempersiapkan semaunya, hingga kamila mendekat kearah biru dan menatap biru malas.

"saya lihat-lihat kamu sudah mulai akrab dengan kelima anak atmajaya, gimana? seneng?" tanya kamila dengan nada sarkas.

"jangan kamu kira selama ini ngga saya awasi biru, kamu udah melewati batas" tegas kamila pada biru.

"bahkan 2 hari yang lalu jero bawakan kamu oleh-oleh dari kanada, ngerasa udah diistimewakan?" kamila menatap biru tak suka.

"sekarang saya minta kamu bawa barang itu kehadapan saya" pinta kamila dengan nada lantang.

"tapi untuk apa ya bu?" biru bertanya dengan sedikit ragu.

"cepet bawa kesini, jangan banyak tanya kamu"

Tak ingin membuat kamila semakin marah, biru segera pergi kekamarnya dan mengambil barang pemberian dari jero 2 hari lalu, memang kepulangan jero dari kanada 2 hari lalu, jero memberikan sebuah beanie untuk biru, tak ada hal aneh karena jero beralasan beanie itu sebagai bentuk terimakasih karena biru sudah memberinya lilin aroma sebelum berangkat kekanda.

Jero hanya merasa tidurnya menjadi lebih lama dan rileks berkat lilin yang biru beri, maka dari itu jero membeli sebuah beanie untuk biru, beanie itu biru ambil lalu memberikannya pada kamila, tanpa biru tau kamila sudah membawa korek api ditangannya.

Kamila berjalan cepat menuju taman belakang, menyiramkan bensin pada kaleng besar lalu menyalakan api yang langsung menyala besar, tanpa ragu kamila memasukan beanie itu kedalam api, biru terkejut dan berteriak.

Kamila menatap biru yang masih melongo, kamila menyengir dan terkekeh pelan, membuat biru menatap kamila tak percaya, kalau tau beanie itu diminta untuk dibakar, biru tak akan pernah memberikannya pada kamila, sekarang beanie itu sudah terbakar dan tak tersisa, biru merasa dirinya tak bisa menghargai jero karena tak bisa menjaga barang pemberian jero itu.

"kenapa dibakar bu? itu pemberian dari mas jero" biru berucap tak percaya.

"babu kaya kamu ngga pantes pakai barang mahal, mending dibakar" kamila terkekeh licik.

"selama ini saya diam saja karena saya ngerasa ngga punya kuasa buat lawan ibu, tapi kali ini ibu keterlaluan, saya akan pergi dari rumah ini" ucap biru yakin pada keputusannya.

"silahkan pergi sejauh mungkin biru, kamu mau saya ambil salah satu anak panti yang masih dibawah umur itu buat gantin kamu disini?" ucapan kamila sedikit membuat biru kembali merasa takut.

"saya ngga takut sama ancaman ibu, toh saya ngga salah apapun, kami
pihak panti ngga pernah memaksa
pak atmajaya untuk memberi kami
donasi, kenapa setelah kepergian pak
atmajaya, saya harus ganti semuanya?" tanya biru dengan nada bergetar karena menahan tangis.

"saya juga bisa tuntut ibu karena sudah menggunakan saya sebagai budak disini, saya ngga pernah menerima bayaran sepeserpun padahal saya bekerja disini" ucap biru   mencoba melawan.

"kamu itu cuma anak panti kampungan dan ngga akan bisa lawan apalagi tuntut saya, saya memiliki segalanya, saya bahkan bisa hancurkan panti itu sekarang juga kalau saya mau" kamila terpancing emosi.

"so? tetep mau pergi dari sini?" kamila menaikan sebelah alisnya.

"baru kali ini saya ketemu orang sejahat bu kamila, ibu pasti akan mendapatkan balasan untuk semua hal jahat yang udah ibu lakuin sama saya"

ATMAJAYA'S (Haechan Harem) Where stories live. Discover now