Chapter 73

3K 345 8
                                    


Sore ini anak-anak atmajaya merasa bingung karena tiba-tiba bara terserang demam dan flu, tadinya mereka akan menunda waktu untuk pulang, namun bara menolak karena katanya dirinya masih kuat, karena bara akan tidur dan beristirahat nanti didalam pesawat.

Mereka memutuskan untuk tak jadi membatalkan penerbangan dan akan tetap pulang hari ini juga.

Waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore, anak-anak atmajaya dan juga biru baru akan flight jam 6 sore nanti, namun kelima anak atmajaya dan juga biru sudah berada ditaksi untuk pergi menuju airport.

Sesampainya diruang tunggu, bara merengek karena kepalanya yang terus merasa sakit, bara sudah bergelendot manja pada pelukan biru.

"kan tadi aku udah minta buat nunda pulang hari ini, kamu lagi sakit kaya gini loh mas" omel biru saat melihat muka bara sudah mulai terlihat pucat.

"sayang jangan marah-marah" rengek bara lalu mendusalkan wajahnya di perpotongan leher biru.

"kesel aja sama kamu, ngga mau dibilangin" biru sedikit memukul paha bara.

"sayang jangan marahin aku terus" rengek bara lagi yang membuat biru menghela nafas.

"hhh iyaiya"

Panggilan pada penumpang pesawat sudah terdengar, kini semua anak atmajaya dan juga biru sudah berada di pesawat yang akan mereka tumpangi.

Beruntung bara mendapatkan kursi bersebelahan dengan biru, jadi biru bisa mengurus bara dengan leluasa, apalagi mereka menaiki pesawat dan memilih bussiness class, pastinya agar perjalanan mereka terasa nyaman, dan bara tak tertanggung saat beristirahat.

Biru meminta pada pramugari disana untuk mengambil papan sekat yang mengalangi dirinya dan juga bara, biru memutuskan untuk menjadikan kursi mereka menjadi satu, agar bisa terus mengecek keadaan bara.

Biru meminta air mineral pada pramugari untuk bara minum obat, setelah itu bara di rebahkan dan dipakaikan selimut, dan mulai tertidur.

Biru mengelus dahi bara yang menggunakan byebye fever, merasa kasihan karena bara terlihat pucat dan berkeringat, biru kecup sayang kening bara lalu ikut merebahkan dirinya disamping bara.

Bara meringsek kedalam pelukan biru saat merasa biru sudah merebahkan tubuhnya disamping dirinya, bara ketika sakit itu tak akan terlalu nyenyak tidur, namun hari ini dalam pelukan biru, bara bisa tidur dengan nyaman.

Bara mengerjapkan matanya perlahan dan tersenyum saat mendapati biru masih setia mendekap tubuhnya, bara mainkan bibir biru yang terbuka ketik tidur itu, membuat biru tersadar dari tidurnya.

Biru menaruh punggung tangannya pada leher dan juga pipi serta kening bra untuk mengecek suhu badan bara, dan ternyata badan bara masih terasa hangat, biru meminta makanan segera diantarkan karena bara harus meminum obatnya lagi, dan beberapa saat kemudian makanan sudah datang.

"sayanggg, mau disuapin" rengek bara manja.

"iyaiya ini disuapin" biru tersenyum tipis karena kelakuan manja bara.

Bara menyengir dan menyenderkan kepalanya pada bantalan kursi, biru dengan telaten menyuapi bara dan sesekali mengelap pinggir bibir bara yang terkena makanan.

Bara sangat menyukai biru yang memanjakannya seperti ini, bara merasa amat disayang, setelah bara merasa cukup makan karena perutnya sudah mulai tak enak pun meminta tak mau melanjutkan makan, dan biru hanya menurut.

Biru ambil obat didalam tas kecilnya lalu memberikannya pada bara, bara mengambil itu dan meminumnya, kemudian biru mengusak rambut hitam tebal itu penuh kasih sayang.

Biru merasa bara butuh perhatian ekstra karena mereka sedang didalam pesawat, dan pasti waktu istirahat bagi bara tidak terlalu cukup, setelah itu biru kembali membantu bara merebahkan dirinya.

"sayang aku mau snack dong" pinta bara menatap biru lekat.

"bolehh, tapi jangan kebanyakan, kamu lagi sakit kaya gini, nanti batuk" peringat biru pada bara.

Bara mengangguk, menuruti ucapan biru, daripada nanti kena omel lagi, sebenarnya bara suka-suka saja melihat biru mengomel, karena pastinya pacar cantiknya itu akan terlihat gemas karena bibirnya manyun-manyun jika sedang menggerutu, namun dalam kondisi bara yang seperti ini, pasti akan membuatnya semakin pusing dsn merasa tak di sayang.

Biru membuka snack yang ia punya, dan menyuapkannya pada bara, bara menerima setiap suapan itu dengan terus menatap biru lekat, dan ketika biru menyuapkan lagi snack kedalam mulutnya, bara juga turut mengulum jemari lentik milik biru, hal itu membuat biru tertegun karena perasaan panas pada jarinya yang menyentuh lidah bara yang masih panas karena demam.

"lagi sakit bisa-bisanya masih sempet modus" omel biru menatap bara kesal.

"hehe aku sayang kamu" bara sedikit menunduk namun menyengir karena mendengar omelan biru.

"paling bisa deh, bikin aku berhenti ngomel" lagi-lagi biru menghela nafas.

"aku lagi sakit gini emang harusnya disayang, bukan diomelin" ujar gara mengerjapkan matanya berkali-kali, berusaha terlihat menggemaskan.

"kamu ngga sakit aja mintanya disayang mulu kok" jawab biru.

"punya pacar cantik kaya kamu, rugi kalo ngga minta disayang" bara tersenyum manis.

"bisa aja jawabnya, udah, sekarang bawa bobo lagi biar cepet sembuh" biru menaikan selimut yang bara kenakan sampai dada bara.

"mau dipeluuukkkk" rengek bara lagi.

"dasar bayi gede" ujar biru cuek.

"aku bukan bayi" bara menatap biru tak terima.

"kelakuan manja begini, ngga mau dipanggil bayi" biru menggeleng tak paham dengan kelakuan bara.

"yaudah kalo emang aku bayi sekarang aku mau nen" bara tersenyum lebar dan menatap biru penuh minat.

"HEH!! enak aja!!" sentak biru kesal, bisa-bisanya bara berucap seperti ituu.

"haha panik banget mukanya" tawa bara karena wajah biru yang mendadak memerah, entah karena kesal atau malu.

"mau bobo sekarang atau aku tinggal?!" omel biru lagi.

"haha iyaiya aku bobo sayangku, cantikku, bawelkuu" jawab bara dengan cengiran andalannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


TBC!!!

ATMAJAYA'S (Haechan Harem) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang