Chapter 47

4.4K 486 21
                                    

  Satu malam biru gunakan untuk benar-benar memikirkan isi hatinya, pada awalnya biru tetap tak paham dengan apa yang dirinya rasakan selama ini, namun saat teringat bagaimana dirinya tak menolak ciuman dari anak atmajaya yang lain membuatnya berfikir apakah itu juga cinta?.

Tapi perasaan nyaman biru pada gara sama-sama biru rasakan pada kelima anak atmajaya, walaupun biru belum terlalu yakin dengan jawaban yang sudah ia temukan, biru akan mencoba berbicara pada kelima anak atmajaya dan menyelesaikan semuanya.

Kini waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam, dimana anak-anak atmajaya baru saja selesai makan malam, dan kini semuanya sudah berkumpul diruang tamu, dan menunggu kehadiran biru karena gara sudah mengatakan pada keempat saudaranya bahwa biru ingin berbicara malam ini.

Kelima anak atmajaya merasakan gugup, tak terkecuali gara, itu semua karena mereka harap-harap cemas pada apa yang akan biru katakan nantinya.

Biru berjalan dari arah kamarnya, menuju ruang tamu, semua yang berada disana menoleh serentak, memandangi biru dari ujung kepala sampai ujung kaki, malam ini biru terlihat semakin manis dan cantik.

Biru duduk disoffa panjang, bersebelahan dengan gara, gara pun tersenyum, biru membalas senyuman gara, biru berfikir mungkin gara senang karena bujukannya semalam, membuat biru mau berbicara terus terang pada mereka, sekarang gara hanya bisa menunggu apa yang akan menjadi jawaban biru nantinya.

"mau mulai sekarang?" tanya gara dengan nada lembutnya.

"iya mas gara" cicit biru pelan.

"oke, silahkan" gara tersenyum kearah biru dan biru pun mengangguk.

"hai semuanya, sebelumnya aku mau minta maaf karena beberapa hari ini ngehindar dari kalian" biru memulai percakapan dengan meminta maaf.

"jujur dari kemarin-kemarin
aku bingung banget, aku kaget karena denger kalo kalian suka sama aku, apalagi bukan cuma satu orang" sebenarnya biru merasa sedikit kikuk.

"semalem aku mikirin ini sampi susah tidur, aku cuma ngga mau kalo aku gantungin kalian terus" biru tersenyum ramah.

"aku ngerti kalo kalian sempet kecewa karena aku ngga langsung jawab dan tanggepin masalah ini, dan buat kalian nebak-nebak sendiri gimana perasaan aku yang sebenarnya" biru sesekali meremat lututnya karena merasa gugup.

"aku juga mau bilang terimakasih karena kalian ngga maksa aku buat jawab, terimakasih karena kalian
udah hargain aku dan mau kasih waktu" biru tatap satu persatu keluarga atmajaya yang duduk dihadapannya itu.

"kamu beneran udah siap buat jawab?" tanya jero tiba-tiba.

"iya mas jero, aku cuma ngga mau masalah ini ngga selesai-selesai" jawab biru yakin.

"yang penting kamu ngga ngelakuin ini secara terpaksa" ujar jero memberi nasihat.

"iya mas jero" jawab biru pelan.

"ngga gampang buat aku dapet jawaban ini dan bener-bener siap nemuin kalian kaya gini" ujar biru lagi.

"aku ngga tau apa yang aku rasain ini rasa suka atau bukan, yang jelas aku nyaman berada di dekat kalian selama ini" ucapan biru membuat kelimanya menyunggingkan senyum.

"aku ngga pernah pacaran atau
ngerasa suka sama orang, makanya aku agak susah nentuin yang aku rasain ini rasa suka atau cuma nyaman aja" biru menggigut bibir bawahnya dan menghela nafas pelan.

"kalau boleh jujur dari awal
aku udah sadar sama perasaan aku ini cuma mas gara" ujar biru pelan.

Semuanya terdiam menunduk, ucapan biru tadi bukankah pertanda bahwa biru sudah menentukan pilihannya? biru sudah mengatakan bahwa biru suka pada gara, keempat anak atmajaya itu berfikir keras sedangkan gara sudah menatap biru dengan senyuman manisnya karena merasa biru membalas cintanya.

Biru memandang anak atmajaya itu satu persatu, banyak wajah yang tertunduk sedih, membuat biru meneguk ludahnya kasar, hatinya merasa tak nyaman karena melihat raut sedih diwajah orang-orang yang ia sayang.

"oke, jadi udah jelas kamu milih gara ya, aku harap kamu bahagia sama
pilihan kamu" ujar jero sambil memaksa bibirnya untuk tersenyum.

"mulai sekarang aku bakalan coba buat hilangin perasaan ini, thank you ya biru" marko menunduk sedih.

"terimakasih atas jawaban kamu malam ini, sekarang aku ngerti" bara tersenyum kecut mencoba menerima kenyataan.

Perasaan biru semakin tak karuan, hatinya merasa tak mau anak-anak atmajaya menjauh dan membuang perasaan mereka pada biru, apakah biru boleh egois? biru ingin ini semua kembali pada masa dirinya mendapatkan afeksi dari semua anak atmajaya tanpa terkecuali.

Savian berdiri dari duduknya, tak mengucapkan satu kata pun sedari tadi karena menurut savian, dirinya hanya perlu mendengarkan jawaban dari biru, dan sekarang ia sudah mendapatkan jawabannya kan? lalu untuk apa dirinya masih berada disana.

"gar, titip biru ya, jangan sampai disakitin" jero masih memaksakan diri untuk tersenyum.

"bang, jujur gue belum lega karena merasa biru belum ungkapin semua kata hatinya" gara berujar pelan karena memang masih belum lega.

"vian ke kamar dulu" pamit savian yang sudah berdiri.

"aku boleh egois?"

Pertanyaan biru setelah mendengar ucapan pamit dari savian membuat mereka semua kembali menatap biru lekat, mereka bingung atas pertanyaan biru tadi, maksud dari boleh egois itu apa?

Savian juga tak jadi pergi, dirinya mendudukkan tubuhnya kesoffa saat melihat biru terisak pelan dan menatap mereka dengan mata yang terus mengeluarkan air mata.

"aku mau kita sama sama terus, aku ngga bisa milih salah satu dari kalian walaupun aku punya perasaan ke mas gara, aku nyaman sama kalian semua, salah ngga sih kalo aku mau kalian semua tetep cinta dan sayang sama aku?" tanya biru dengan nafas yang menggebu-gebu dan mata yang hampir menumpahkan air mata.

"aku beneran ngga bisa kehilangan cinta salah satu dari kalian, aku tau aku egois dan cuma mikirin diri aku sendiri, tapi ini yang aku rasain sekarang" biru sudah menangis tersedu.

"maaf, aku mau kalian semua untuk diriku sendiri" gumam biru pelan lalu ia menunduk dalam.

Bukannya marah dengan ucapan biru yang berharap mereka tetap mencintai biru, kelima anak atmajaya itu malah tersenyum, sedari awal jero memilih tak ingin egois dan kalau bisa mereka akan hidup berdampingan dengan biru sampai waktu yang lama.

Kelimanya merasa tak keberatan jika biru memang sosok yang dihadirkan untuk mereka berlima, mungkin mereka memang setuju dengan pilihan biru yang mengatakan bahwa biru memang harus egois dan tak perlu memilih, karena mereka siap berbagi kasih milik biru bersama saudara-saudaranya yang lain.

Biru semakin terisak karena tak mendapati jawaban apapun dari kelima anak atmajaya itu, biru berfikir mungkin mereka menganggap biru murahan dan egois karena ingin mereka berlima hanya untuk biru.

Biru mengusap air matanya kasar dan berlari menuju kamarnya, setidaknya biru sudah mengutarakan apa yang hatinya rasakan, tak perduli apa yang akan dirinya hadapi setelah ini, yang jelas biru merasa harus menyiapkan hatinya lagi untuk jawaban atau tanggapan mereka berlima mengenai ucapannya tadi.


TBC!!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TBC!!!

ATMAJAYA'S (Haechan Harem) Where stories live. Discover now