Chapter 77

2.7K 290 2
                                    

Waktu masih menunjukkan pukul 7 pagi, biru sudah selesai menyiapkan sarapan dan dirinya berniat untuk langsung berangkat kekampus sebelum dirinya melihat gara dan savian, jujur biru masih ingin menghindar, karena masih sedikit kesal.

Biru hanya mengambil selembar roti tawar yang ia pakaikan selai coklat ditengahnya, biru menggendong tasnya dan berjalan menuju pintu utama rumahnya, namun langkahnya terhenti saat seseorang memanggilya, dan ternyata adalah marko yang sedang menuruni tangga.

"sayangg, kamu mau kemana?" tanya marko saat menyadari ini baru jam 7 pagi dan biru sudah membawa tasnya.

"mas marko?, eumm, aku mau berangkat kekampus" jawab biru pelan.

"emangnya ngga kepagian ya sayang? ini masih jam 7 loh" tanya marko lagi.

"biar ngga telat mas, soalnya aku maunaik bus" biru menyengir canggung.

"sayangg, kamu masih marah sama savian?"tanya Marko lagi.

"ngga papa mas, aku berangkat dulu" biru mengalihkan pembicaraan dan hendak pergi, namun tangan marko mencekal tangan kecilnya.

"nanti mas anter aja, emangnya kamu udah sarapan?" ucap marko memberi tawaran.

"aku udah makan roti kok, mas marko ngga usah anter ,aku bisa sendiri" jawab biru pelan.

"sayang, kamu juga marah sama mas?" tanya marko menatap biru lekat, hal itu membuat biru merasa tak enak.

"engga kok" jawab biru singkat.

"terus kenapa kamu ngga mau mas anter?" marko semakin menatap biru intens.

"tapi mas marko belum sarapan, aku udah siapin loh, aku berangkat sendiri aja ngga papa" biru masih kekeh.

"sayangggg, pleaseee" rengek marko memohon.

Biru menghela nafas karena mendengar rengekan marko, biru yang tak ingin semakin banyak berdebat karena takut savian kebawah dan melihatnya pun menyetujui tawaran marko, marko tersenyum lalu berlari kearah kamarnya untuk mengambil kunci mobil dan juga tas kantornya.

Setelah mereka didalam mobil, marko memakaikan seatbelt pada biru dan marko sempatkan untuk mengelus rambut lembut kekadih kecilnya itu, kemudian marko melajukan mobilnya kearah kampus, sudah setengah perjalanan, penglihatan marko teralihkan pada gerobak bubur ayam dipinggir jalan, marko pun menghentikan mobilnya dipinggir jalan, membuat biru mengernyit penuh tanya.

"kok berhenti mas?" tanya biru bingung.

"itu ada bubur ayam, kita sarapan dulu biar kamu ada tenaga ya?, apalagi kamu mau beraktivitas, sarapan roti aja ngga cukup" marko berujar dengan tegas.

"tapi akuu..." biru hendak menolak namun mata marko langsung menatapnya sedih.

"sayang, mas paham kamu lagi marah, tapi ngga boleh sampe skip makan, mas ngga mau kamu sakit, jangan nyakitin diri sendiri, okee?" pinta marko dengan nada lembutnya.

Biru menunduk dalam dan mengangguk pelan, sedangkan marko hanya tersenyum lalu kembali mengusap rambut biru sayang, setelah itu marko turun dari mobil untuk memesan bubur dan setelah bubur pesanannya jadi, marko segera membawa bubur itu kedalam mobil.

Marko dengan telaten membuka styrofoam itu, marko juga memisahkan sate telur puyuh dari tusukannya, dan memberikannya pada biru, biru hanya menerima itu dan mengucapkan terimakasih.

  Marko sesekali memperhatikan biru yang sedang melahap buburnya, namun biru terlihat ogah-ogahan, hal itu membuat marko menghela nafas panjang, sungguh ia tak suka melihat biru seperti ini, kekasihnya itu seperti sedang memikirkan sesuatu namun marko tak tau apa.

Biru tanpa sadar hanya mengaduk-aduk bubur yang berada di tangannya, sebenarnya fikirannya kini sedang penuh oleh savian, bagaimana jika jero menyadari biru sudah berangkat lebih dulu dan memarahi savian perkara kebut-kebutan yang biru ceritakan semalam, meskipun marah, biru tetap tak tega kalau savian sampai dimarahi.

"ada yang lagi kamu pikirin? kenapa buburnya cuma diaduk-aduk aja?" tanya marko khawatir.

"eumm, aku ngga mikirin apapun kok, maaf ya mas, tiba-tiba aku ngelamun" biru tersenyum tipis, memberi tanda bahwa dirinya benar-benar tidak apa-apa.

"sayangg please jujur sama aku, ada yang lagi kamu pikirin kan?" marko merasa masih ada yang tidak beres, makanya ia memaksa biru untuk menjawab.

"aku kepikiran, takut mas jero marahin mas vian" ujar biru setelah menghela nafas panjang.

"bang jero ngga akan marahin yang gimana-gimana kok, semalem negurnya juga masih santai, ngga perlu dipikirin, okee?" pints marko sambil mengelus tangan biru.

"tapi kali ini beda mas, aku ngga sengaja ngomong soal mas vian kebut-kebutan bawa motor pas kejadian aku ketemu sama sean dikampus" akhirnya biru menceritakan hal ini juga pada marko.

"kebut-kebutan? maksudnya gimana sayang?" tanya marko yang baru mendengar hal itu.

"tapi mas marko jangan marahin mas vian ya? aku tau dia ngelakuin ini karena rasa cemburunya, walaupun aku masih kesel, aku ngga mau kalian marahin mas vian" ujar biru pelan.

"yaudah, coba ceritain dulu" pinta marko.

"dihari kejadian aku ketemu sama sean dikampus, mas vian marah banget, mas vian bawa motornya ngebut banget waktu itu, padahal aku udah meluk dia kenceng banget, aku hampir nangis karena ketakutan, tapi mas vian ngga perduli dan tetep cepetin motornya, dihari itu juga aku nyoba buat minta maaf duluan, tapi mas vian ngga gubris, mungkin karena masih marah banget" biru menjelaskan semuanya, dapat biru lihat marko menatapnya dengan tatapan khawatir, namun biru juga tau marko berusaha untuk menutupi rasa khawatirnya.

"aku ceritain itu semua ke mas jero, makanya sekarang aku kepikiran, takut mas vian dimarahin" biru merasa marko sedikit meremas tangannya, mungkin marko sedang menahan rasa kesalnya, namun hal selanjutnya yang biru lihat adalah marko tersenyum kearahnya, benar feelingnya, marko tak ingin biru tau bahwa dirinya sedang kesal.

"sayanggg, percaya sama mas ya? bang jero ngga akan marahin savian sampai keterlaluan kok, bang jero cuma mau nasehatin savian karena sikap dia ke kamu udah berlebihan, udah waktunya savian belajar dewasa, kamu jangan khawatir berlebih, fokus buat ospek, Jangan dipikirin terus, biar ngga sakit, bisa ya sayang?" marko menatap biru sendu, memperlihatkan segala kekhawatirannya lewat tatap mata itu dan biru tau marko merasa bersalah atas sikap savian terhadap dirinya.

Biru menganggukan kepalanya, ia taruh styrofoam berisi bubur itu pada dashboard mobil milik marko dan biru merentangkan tangannya tanda ingin dipeluk, marko tersenyum gemas, mata kekasih cantiknya sudah berkaca-kaca, tanda biru sedang merasa sedih dan butuh pelukan.

Marko taruh styrofoam nya dijok belakang, lalu menggeser duduknya dan membawa tubuh kekasih kecilnya kedalam dekapan hangatnya, marko sesekali kecupi bahu biru, membuat biru merasa tenang. Beberapa menit dibiarkan memeluk tubuhnya erat, marko mengelus rambut biru sayang saat kekasihnya sudah melepas pelukan itu, marko tak lupa bubuhkan kecupan lembut pada kening dan bibir sicantik, setelah itu marko kembali melajukan mobilnya menuju kampus biru karena merasa biru sudah lebih baik.

 Beberapa menit dibiarkan memeluk tubuhnya erat, marko mengelus rambut biru sayang saat kekasihnya sudah melepas pelukan itu, marko tak lupa bubuhkan kecupan lembut pada kening dan bibir sicantik, setelah itu marko kembali melajukan mobilnya menuj...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


TBC!!!

ATMAJAYA'S (Haechan Harem) Where stories live. Discover now