Chapter 81

2.6K 256 26
                                    


#Pov Savian

Kegiatan ospek hari ke-2 sangat melelahkan bagi savian, apalagi biru yang dengan kondisi kakinya masih sakit seperti tidak membutuhkan pertolongannya sama sekali.

Savian bahkan diam-diam memperhatikan biru dari jauh, savian hanya tidak mau membuat biru tak nyaman, beberapa hari ini savian selalu memikirkan sikapnya pada biru waktu itu, apalagi jero memerahinya kemarin pagi, savian merasa sudah keterlaluan, savian hampir membahayakan biru karena rasa cemburunya itu, bahkan untuk memohon agar biru memaafkannya pun savian malu.

Hari ini Biru dijemput oleh jero karena kebetulan jero sedang tidak sibuk, savian hanya memperhatikan jero yang membopong tubuh kecil biru untuk masuk kedalam mobil.

Setelah mobil jero pergi, savian duduk diatas motornya untuk sekedar merenung, satu hal yang savian pikirkan saat ini adalah, membuat semuanya berakhir agar tak lagi menyakiti biru, orang yang begitu ia sayangi.

Savian baru saja sampai rumah, mobil jero sudah tidak ada, mungkin abangnya itu sudah kembali kekantor, savian berjalan memasuki rumah itu dengan langkah lunglai, seperti tak memiliki semangat.

Setelah savian menaruh tasnya dikamar, savian turun lagi kebawah untuk mengambil minum, sekedar ingin meredakan dahaganya, namun langkahnya terhenti saat biru sedang memakan cheesecake di meja makan, mungkin biru membelinya tadi bersama jero, savian dengan ragu duduk dihadapan biru, kali ini dirinya akan mencoba berbicara lagi pada sosok cantik di hadapannya itu.

"aku boleh bicara sebentar?" tanya savian dengan suara lembutnya.

"ngomong aja" ujar biru sambil terus memakan cheesecakenya.

"aku minta maaf yang sebesar-besarnya karena udah besar-besarin masalah sepele, aku tau aku salah" ujar savian pelan.

"aku sering denger kalo punya rasa cemburu sama orang yang kita sayang itu wajar, tapi aku juga tau kalo cemburu ku kekamu kemarin bukan hal yang wajar" savian menatap biru lekat.

"aku terlalu berlebihan sampai ngga sadar bahayain kamu" savian menunjukkan raut sedihnya.

"biru kamu pacar pertama aku, aku sayang sekali sama kamu, tapi aku ngga bisa kalo lihat kamu sedih terus karena aku" savian mencoba menahan tangis.

"egoisnya aku, sifat childish aku, udah beberapa kali nyakitin kamu" ucap savian lagi.

"aku pengen banget bisa bahagiain kamu kaya abang aku yang lain" savian memaksakan dirinya untuk tersenyum.

"aku pengen jadi pacar yang baik buat kamu, aku pengen lihat kamu seneng" biru hanya tertegun.

"tapi ternyata aku belum bisa lakuin itu semua buat kamu, aku terlalu egois"

Biru menaruh sendok yang sedang ia gunakan untuk memakan cheesecake itu diatas piring, biru tatap lekat wajah sibungsu atmajaya yang terlihat murung, biru juga bisa melihat air mata savian perlahan mengalir menuruni pipi.

Biru tidak tau harus apa, sebenarnya biru sudah memaafkan savian, tapi biru masih belum punya waktu untuk bicara berdua karena mereka masih sibuk ospek, tapi melihat savian seperti ini juga bukan keinginan biru, biru tidak suka melihat wajah sedih itu, biru ingin sekali memeluk savian, tapi tidak tau bagaimana untuk memintanya.

"biru, terimakasih sudah jadi orang yang selalu sayang sama aku, walaupun aku selalu nyakitin kamu" ujar savian lagi.

"terimakasih karena kamu mau nerima aku buat jadi salah satu pacar kamu, aku seneng karena kamu yang jadi cinta pertamaku" savian tersenyum kearah biru yang kini sedang menatapnya lekat.

"ngga sedikit moment yang udah kita laluin bareng-bareng, dan aku selalu ngerasa bahagia karena inget pernah rasain cinta sama sosok secantik kamuu" senyuman itu terlihat tipis.

"biru, ayo putus" ucap savian dengan hatu-hati.

Savian mengusap pipinya kasar karena air matanya terus saja mengalir, savian hanya berharap setelah ini tidak ada lagi orang yang membuat biru sedih, savian menyadari bahwa selama ini dirinya belum pantas untuk menjadikan biru kekasihnya, terlebih biru yang sering merasa sedih karena ulahnya.

Biru menatap savian dengan pandangan tak terima, mengapa savian mengajak putus, apa savian sudah tidak menyayanginya?, mengapa savian melakukan ini padanya, mata biru memanas, tak sadar air mata mengalir deras dan biru mulai terisak.

"bahagia terus ya sayang, I love you" savian tersenyum selebar mungkin, tapi matanya terus mengeluarkan air mata.

"mas vian hiks kenapa putusin aku, kamu udah ngga sayang aku?" biru mulai menangis, tak percaya savian mengajak hubungan mereka berakhir.

"aku sangat sayang sama kamu, dan akan selalu sayang sama kamu, tapi aku ngga bisa lihat orang yang aku sayang selalu ngerasa sedih" ucap savian lagi

"biruu, masih ada abang-abang aku yang bakalan bahagiain kamu, mungkin kita ngga bisa sama-sama, aku rasa udah cukup aku selalu jadi beban diantara hubungan kita semua" ucapan itu mendapatkan gelengan kasar dari biru.

"kamu bukan beban, kita ngga perlu putus karena aku udah maafin kamu" biru terus saja menangis.

"sekarang aku mau ngutamain kebahagiaan kamu, kalo sama aku kamu selalu ngerasain sedih aku ngga bisa" ucap savian penuh rasa bersalah.

"aku akan lebih bahagia kalo sama kamu mas" biru sedih sekali rasanya.

"tapi buktinya ngga kan? kita selalu ada aja masalah, apalagi selalu dimulai dari aku" lagi-lagi ucapan savian mendapat gelengan dari biru, tanda biru tak menyetujui ucapan savian.

"mas vian, kita udah sejauh ini, dalam hubungan pasti selalu ada ujiannya, maaf kalo karena masalah kemarin dan aku yang terlalu lama maafin kamu" biru menatap sendu kearah savian.

"aku ngga mau putus" ucap biru lirih.

"ngga enak tau selalu jadi beban dihubungan kita semua, aku selalu janjiin kebahagiaan buat kamu, tapi aku ngga pernah sekalipun bahagiain kamu" savian terkekeh pelan, menertawakan kesedihannya sendiri.

"aku selalu dapet kesempatan setelah kita ada masalah, aku ngga mau hubungan ini malah bikin kita lebih jauh, aku percayain kebahagiaan kamu ke abang-abang aku, kamu pasti akan dapetin itu" ucap savian lembut.

"aku ngga mau putus hiks, kamu ngerti ngga sih?! kita bisa bahagia sama-sama, jadiin masalah kemarin pelajaran biar kita bisa antisipasi adanya masalah baru, mas vian please pikirin ini baik-baik, aku sayang mas vian" biru terus saja menangis.

"aku seneng kamu masih sayang sama aku, tapi aku akan lebih seneng kalo bisa lepasin kamu dan biarin kamu bahagia, sekali lagi maaf" ucap savian penuh sesal.

Savian pergi dari sana, meninggalkan biru yang semakin mengencangkan tangisnya, mengapa jadi seperti ini? biru merasa bersalah, mengapa selalu savian yang akhirnya tersakiti, bahkan sibungsu atmajaya itu mengalahkan egonya untuk melihat biru bahagia, mengapa biru tak memaafkan savian lebih cepat, sekarang biru harus bagaimana?

Biru sedih, tapi savian lebih sakit, savian benar-benar sadar selama ini biru merasakan kesedihan bermula dari dirinya, savian ingin yang terbaik untuk sicantik, tanpa perduli hatinya yang sudah luruh itu, tak perduli sakit yang ia rasakan itu, savian merasa ini adalah keputusan terbaik yang ia pilih.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


TBC!!!

ATMAJAYA'S (Haechan Harem) Where stories live. Discover now