Chapter 66

3.5K 433 29
                                    

Bara menggeliat, mengambil ponselnya lalu melihat jam, ternyata sudah jam 6 sore, Bara segera membersihkan tubuhnya karena setelah sampai villa tadi dirinya langsung tidur.

Setelah selesai mandi, bara keluar dari kamar yang ia gunakan untuk mencari si kesayangan, bara keruang utama dan keruang tv namun biru tak berada disana, lalu bara memutuskan untuk masuk kedalam kamar biru, dan benar saja biru masih bergelung dengan selimutnya.

Bara tersenyum lalu mendekat kearah kasur, bara naik keatas kasur itu lalu menyelusupkan tangan kanannya untuk bantalan biru, biru yang merasa terganggu pun merengek pelan, hal itu membuat bara terkekeh gemas.

Bara peluk tubuh kecil yang masih berusaha menyamankan dirinya pada dada bara, bara mengecupi kepala biru sayang, berusaha membuat sang pujaan hati tertidur lagi, bara memainkan poni biru yang terlihat berantakan.

Bibir kecil biru terlihat sedikit terbuka, bara tersenyum lalu mengecup bibir itu beberapa kali, biru lagi-lagi merasa terganggu, dan kali ini biru membuka matanya dan melihat bara yang sedang menyengir tanpa rasa bersalah.

Biru pukul pelan dada bara, dirinya juga memanyunkan bibirnya karena merasa tidurnya terganggu,  sedangkan bara masih menyengir lebar karena benar-benar merasa gemas.

"maaf ya udah ganggu bobonya" bara mengelus pipi biru sayang.

"tau ah!"  kesal biru pada gara.

"duhh, anak cantik ngambek?" ledek bara sambil tertawa pelan.

"kamunya ganggu, aku kan masih ngantuk" ujar biru pelan.

"niudah jam 6 sore sayang bentar lagi mau makan malem,udah mandi belum sih?" tanya bara masih meledek biru.

"udah lah!" kesal biru lagi.

"masa sih? kok tadi aku cium masih bau?"ujar bara.

"emang iya ya?"  tanya biru dengan polosnya.

Biru reflek menciumi kaosnya dan juga tangannya, saat sibuk dengan rasa penasaran nya, biru melihat bara yang sudah tertawa, biru yang merasa kesal karena dibohongi pun kembali memukul dada bara, dan bara hanya terus tertawa dan berusaha menghentikan tangan biru yang terus-terusan memukul dadanya.

"ampun sayanggg, maaf, iya kamu ngga bau" bara terus saja tertawa.

"dasar nyebelin" gerutu biru yang masih bisa didengar oleh biru.

"ngga papa nyebelin, yang penting kamu sayang aku" ucap bara dengan bangganya.

"dih sok tau, siapa juga yang sayang sama kamu" jawab biru yang membuat bara terkekeh karena merasa lucu.

"aku tau kok kamu sayang aku" cengir  bara lebar.

"gimana kalo sebenarnya selama ini aku cuma pura pura sayang sama kamu?" tanya biru dengan perlahan, sambil mencari tau bagaimana reaksi bara.

Tiba-tiba ide jail terlintas dikepala biru, biru akan menjahili bara, biru ingin melihat bagaimana respon bara, jika biru mengatakan hal ini, dan benar saja setelah ucapan biru tadi, kini bara menarik tangannya yang menjadi bantalan biru dan duduk dari posisi rebahannya tadi.

Bisa biru lihat, sekarang bara sedang menatapnya sendu, biru tersenyum dalam hati, apakah pria tampan dihadapannya ini mempercayai omongannya barusan?, entahlah, yang jelas biru masih mau menjahili bara.

"sayang, kamu ngga lagi serius kan?" tanya bara yang mulai sedih.

"aku serius kok" biru menatap bara dengan ekspresi dibuat seangkuh mungkin.

"ngga! kamu bohong" sentak gara tak terima.

"terserah kamu mau percaya atau ngga, tapi aku minta kamu jangan kasih tau yang lain" ujar biru masih acting.

"biruu" suara bara terdengar lirih dan sedih.

Biru yang melihat bara menunduk sedih pun langsung merasa bersalah, kenapa bisa dia menjahili bara mengenai hal ini, mungkin sekarang bara sedang berfikir bahwa kasih sayang biru selama ini hanya pura-pura.

Bara terlalu sedih karena berfikir, tak ada orang yang benar-benar sayang kepadanya dan juga saudara-saudaranya, bara harus apa dengan kenyataan yang baru saja ia dengar itu?.

"aku keluar dulu" ujar bara singkat.

Biru panik saat melihat bara mengusap matanya kasar, berarti bara menangis, biru benar-benar merasa bodoh sekarang.

Bara sudah akan turun dari kasur itu, namun biru menahan tangan bara, biru tangkup kedua pipi bara dan mengelus pipi itu sayang, dapat biru lihat mata bara kembali mengeluarkan air mata.

"sayaanggg maaf, aku bercanda aja tadi, aku beneran sayang kamu, ngga pura-pura" bujuk biru pada sang kekasih.

"jangan nangis, maafin aku" biru menggenggam kedua tangan besar milik bara.

"aku ngga suka kamu bercanda tentang ini, aku sedih banget biruu" rengek bara yang membuat biru merasa kasihan.

"aaa maafin aku, aku janji ngga akan bercanda kaya gini lagi, aku beneran sayang kamu"

  Biru memeluk tubuh kekar bara, perasaan bersalah muncul dalam hatinya, mengapa ia tak memikirkan ini sebelumnya, pasti bara benar-benar sedih tadi, biru terus merapalkan kata maaf, berusaha membuat bara tau kalau dirinya benar-benar tak serius dengan ucapannya.

Bara membalas pelukan itu erat, bara mengecupi bahu biru karena perasaan takutnya, bara tak bisa membayangkan bagaimana jika semua yang biru ucapkan tadi memang benar adanya, bara bahkan sudah begitu mencintai biru, bara tak mau biru meninggalkannya.

Bara menangkup kedua pipi biru lalu tersenyum manis, hal itu membuat biru semakin merasa bersalah, biru kesal pada dirinya sendiri, mengapa bisa terfikirkan untuk manjahili bara seperti ini.

Maka setelah bara tempelkan kedua bibir mereka, biru hanya terpejam erat, merasakan ciuman bara begitu menuntut, seakan bara ingin memberi tau biru kalau dirinya tak ingin ditinggalkan, mereka berciuman sampai bermenit-menit, tanpa berniat melepaskan tautan itu, biarlah bara meluapkan rasa takutnya lewat ciuman itu.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TBC!!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TBC!!!


Chapter 70 end ya, soalnya coment dan vote juga udah mulai sepi, kayaknya pada bosen hehe 😬

ATMAJAYA'S (Haechan Harem) Where stories live. Discover now