Chapter 14

9.9K 805 26
                                    


#Pov Gara

Gara sedang duduk dibalkon kamarnya, bingung memikirkan harus bagaimana mengerjakan projectnya, sebenarnya fakultas gara sedang membuat project majalah anak muda, dan gara ditugaskan untuk menjadi wakil dari angkatannya, tak cuma-cuma, project itu diberi iming-iming hadiah 10 jt bagi pemenang pertama, dan uang itu akan digunakan untuk donasi disebuah panti asuhan, maka dari itu gara mau mengambil tugas itu.

Gara hanya bingung memikirkan konsep dan juga harus dari mana gara menemukan model dadakan disaat seperti ini.

Gara terhenyak saat mendengar seseorang dibawah sana, gara berdiri dari duduknya dan menyandarkan kedua tangannya dipembatas balkon, bisa gara lihat, biru sedang bernyanyi-nyanyi riang sambil menyiram beberapa tanaman, senyuman yang tak luntur di bibir plump itu, membuat gara ikut tersenyum.

Satu ide ia dapatkan, mengapa ia tak meminta biru untuk menjadi modelnya, hitung-hitung gara tidak usah jauh-jauh mencari model, apalagi tubuh biru termasuk tubuh yang sangat proporsional, kaki jenjang yang terbalut jeans dan juga pinggang rampingnya yang terikat gesper.

Gara turun kelantai bawah, berjalan menuju taman dan menghampiri biru yang masih sibuk dengan kegiatan menyiram tanamannya, hingga deheman gara membuat biru menoleh cepat, merasa malu karena takut gara melihat kelakuannya sedari tadi.

Biru menaruh selang yang berada di tangannya saat melihat gara berjalan kearahnya, biru menunduk gugup, takut ditertawakan oleh gara, namun rasanya biru salah, karena gara terus saja memasang senyum manis kearahnya.

"suara lo bagus, kenapa ngga jadi penyanyi aja?" ujar gara sambil tersenyum.

"mas gara bisa aja" biru tersipu.

"hari ini sibuk ngga?" tanya gara.

"ngga sih, ini aja lagi ngga tau mau ngapain, makanya iseng siram
tanaman" jawab biru sambil menyengir.

"haha, kalo gitu lo bisa bantuin gue?" tanya gara pelan.

"bantu? mas gara mau saya bantuin apa?" biru balik bertanya.

"nanti lo tau kok, sekarang ikut gue yuk?"

Dengan ragu, biru menerima uluran tangan dari gara, gara mengajak biru menuju mobilnya yang masih terparkir digarasi, gara juga menyuruh biru untuk segera masuk kedalam mobil itu.

Biru masih duduk terdiam, kiranya apa yang sedang gara lakukan, apa yang sedang gara minta untuk dibantu, dan belum juga diringa menemukan jawaban itu, mobil yang gara bawa sudah terparkir disebuah bangunan, dan biru paham kalau mereka berhenti disebuah toko baju.

"sekarang gue minta lo keliling toko baju ini, dan cari 3 model baju yang berbeda" perintah gara pada biru.

"kita ini mau ngapain sih? mas gara ngga perlu beliin saya baju" biru hanya takut kamila tau gara membelikan barang, dan akan bernasib sama sepeti beani yang jero berikan padanya.

"iya nanti gue jelasin, sekarang lo nurut dulu, oke?" gara berusaha membujuk.

"okey mas gara" jawab biru pasrah.

Biru mulai menyusuri toko baju itu, memilih beberapa baju yang gara minta dan biru mencobanya, ketiga baju yang biru pilih terlihat bagus, atau mungkin karena biru yang memakainya? ah gara tak sabar untuk memotret biru hari ini.

Gara sudah membayar 3 baju yang sudah biru pilih, kini mereka sudah kembali kerumah mewah atmajaya, dan gara bergegas menyiapkan tempat yang akan dirinya gunakan untuk memotret biru.

"mas gara, kita mau foto-foto?" tanya biru dengan raut bingung.

"bukan kita, tapi lo" gara sibuk mengotak atik kameranya.

"tapi saya ngga pernah difoto-foto kaya gini, mas gara maaf, kayaknya saya ngga bisa bantu" ujar biru pelan.

"gue udah beliin 3 baju, kita cuma tinggal anmbil foto, kenapa ngga mau
bantu gue?" gara menoleh saat mendengar ucapan biru tadi.

"pasti kaku banget mas, saya ngga bisa jadi model, hasinya pasti jelek" ujar biru tak enak.

"asal lo tau, gue minta bantuan lo buat jadi model karena gue ada project buat majalah anak muda di Fakultas gue, hadiahnya lumayan, dan takultas gue mau sumbangin hadiahnya buat panti asuhan kalo sampe kita menang" gara sengaja berkata seperti itu supaya biru mau membantunya.

"gini deh, kita coba sekali, nanti kalo emang hasilnya ngga bagus gue ngga akan paksa lo lagi, gimana?" gara memberi penawaran.

"beneran ngga akan di paksa?" tanya biru lirih.

"iya biru, kenapa lo ngga percaya sama gue sih" gara menatap biru tajam dan hal itu membuat biru takut.

"maaf mas gara, kita mulai sekarang aja deh" ujar biru setelahnya.

Biru sudah berganti baju, memakai sweater rajut berwarna kuning, biru semakin terlihat manis, dan gara hanya bisa tersenyum, gara mengarahkan biru untuk pose yang pertama, dan gara terpana oleh sosok itu lagi, biru tanpa kaku mengikuti arahan gara dan hasil foto itu tampak bagus padahal itu baru jepretan pertama.

Gara mengangguk samar, merasa dirinya tak salah pilih orang, biru sungguh mengesankan, wajahnya yang fotogenik terlihat selalu bagus jika dipotret dari arah mana pun.

Baju kedua hingga ketiga sudah biru gunakan untuk berfoto, ternyata hasilnya tak mengecewakan, semua jepretan gara terlihat sempurna, membuat biru tersipu karena dirinya malu sudah dijadikan model dadakan, apalagi fotonya akan digunakan untuk mengikuti lomba majalah dikampus yang raga tempati.

Gara sedang sibuk melihat satu persatu foto-foto yabg baru dirinya ambil tadi, senyumnya tak pernah luntur, gara senang karena hasilnya tak ada yang mengecewakan, semuanya sempurna, namun dirinya akan kembali pusing untuk memilih mana foto yang akan digunakan untuk lomba.

"mas gara, kalo ngga menang saya minta maaf ya, pasti hasilnya jelek" sesal biru yang merasa tak enak.

"tapi saya doain supaya fakultas mas gara menang, biar mas gara dan teman teman bisa donasi dipanti asuhan" ujar biru lagi.

"kalo ngga menang ya ngga papa, lagian ini buat seru-seruan aja, thanks ya udah, mau bantu gue" gara tersenyum.

"hehe iya sama sama" kekeh biru.

Pandangan gara terpaku pada satu foto, dimana biru mengenakan sweater kuning tadi, bukan hanya fotonya yang terlihat aesthetic, namun gara terpesona karena biru berkali lipat terlihat cantik.

Biru terus memperhatikan gara yabg masih sibuk dengan kameranya, dirinya merasa malu karena secara tak langsung gara terus memandangi Foto-fotonya, dan saat gara bergumam pelan "cantik" biru semakin tersipu, segara bergegas pergi dari ruangan itu, dan gara tak menyadari itu.

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

TBC!!!!!

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

TBC!!!!!

ATMAJAYA'S (Haechan Harem) Onde histórias criam vida. Descubra agora