Chapter 33

6.5K 632 15
                                    


#Pov Savian

 
Sudah seminggu ini savian disibukkan dengan kegiatan belajarnya, sebenarnya savian melakukan ini karena ujian sudah dekat, tapi yang membuatnya sangat berambisi untuk mendapatkan nilai terbaik adalah ucapan-ucapan orang yang selalu meremehkannya.

Teman-teman sekolah yang tidak suka padanya sering kali membandingkan dirinya dengan keempat abangnya, savian tau betul keempat abanya adalah orang yang cukup pintar, dan savian memiliki rasa insecure karena selalu dibandingkan, awalnya savian memilih tak perduli, namun tak mungkin jika dirinya terus menyepelekan omongan-omongan jelek itu, ketika mereka bahkan selalu berbicara keburukannya kan?.

  

Awalnya savian berniat untuk menyewa guru les, namun savian malu jika meminta uang pada jero untuk membayar guru les itu, savian hanya takut abangnya meminta dirinya untuk tak mendengarkan orang lain, savian hanya mau membuktikan pada semua orang yang meremehkannya, bahwa dirinya bisa seperti keempat abangnya.

Hari ini savian libur sekolah, namun dirinya tak berniat beranjak dari dalam kamarnya, dirinya menyibukkan diri dengan buku-buku tebal yang sudah seminggu ini menemaninya.

  Sedangkan disisi lain, biru hanya memikirkan savian yang bahkan tak terlihat padahal anak itu libur sekolah, dan biasanya sibungsu atmajaya akan kedapur atau ke kamarnya untuk mengganggunya, tapi hari ini biru hanya melihat savian ketika sarapan pagi tadi.

Biru memutuskan untuk bertanya pada bi ranti, dan bi ranti mengatakan savian berada dikamarnya, karena sekitar jam 10 pagi tadi bi ranti membawakan es jeruk yang savian minta.

Biru melangkahkan kakinya menuju kamar savian, biru ingin tau apa yang sedang anak itu lakukan, sampai tak keluar dari kamar sedari pagi, bahkan sekarang sudah menunjukkan pukul 1 siang.

Biru ketuk pelan pintu itu, kemudian masuk kedalam kamar itu begitu yang berada di dalam memberi izin untuk masuk, dapat biru lihat banyak buku-buku berserakan dikamar itu, sedangkan savian sedang duduk dikarpet berbulu sambil entah menulis apa.

"mas vian? kok berantakan banget?" tanya biru sambil melihat sekitar kamar yang berantakan itu.

"ntar gue beresin kok" savian menjawab dengan santai, namun tak menoleh sedikit pun.

"hari minggu begini,mas vian tetep belajar?" tanya biru yang kini duduk dikarpet bersama dengan savian.

"bentar lagi ujian, jadi belajar dari sekarang" jawab savian pelan.

"biasanya mas vian paling ngga suka kalo belajar" celetuk biru santai.

"sesekali rajin mah ngga papa" savian terlihat tersenyum namun masih tak menoleh kearah biru.

  Biru memperhatikan savian dengan lamat, anak itu sesekali memijat pelipisnya karena mungkin soal yang sedang ia kerjakan sedikit susah dan cukup menguras otak.

Ada satu hal yang biru sadari sedari tadi dirinya berbicara dengan savian, savian tak menolehkan pandangannya sama sekali padanya, padahal biasanya savian akan selalu menatapnya tepat pada mata bulatnya ketika mereka berbincang, biru bingung, apa yang sedang terjadi pada sibungsu atmajaya ini.

"ada sesuatu yang ngga aku tau tentang mas vian?" tanya biru selanjutnya.

"maksud lo?" kini savian mengalihkan atensinya pada biru yang duduk disampingnya.

"walaupun aku baru beberapa bulan kenal mas vian, aku cukup paham
kalo ada perubahan sikap dari mas vian, dan sekarang pun begitu, aku sadar mas vian lagi ngga baik-baik aja" biru berujar pelan.

"mas vian bisa bagi semuanya sama aku" imbuh biru.

"sekarang aku tanya, sebenarnya mas vian kenapa?" biru menatap savian sendu.

ATMAJAYA'S (Haechan Harem) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang