Chapter 75

3K 296 6
                                    


Biru masih sibuk berkutat dengan masakan makan malamnya, menata piring dan juga gelas pada meja lebar itu, biru juga mengambil nasi yang sudah ia pindahkan kedalam mangkuk besar itu untuk ia letakan dimeja.

Orang yang pertama datang kemeja itu adalah Jero, biru tersenyum saat jero mendekatinya dan mengecup keningnya.

"gimana pengumuman ospeknya, disuruh bawa apa aja?" tanya jero pada biru dengan nada lembutnya.

"cuma disuruh bawa pita warna merah mas, ngga aneh-aneh kok" jawab biru lalu tersenyum.

"untung sistem ospek sekarang udah dipermudah, jadi mas ngga terlalu khawatir apalagi ada savian yang jagain" ujar jero yang kini sudah duduk dibangku ujung.

Satu persatu anak atmajaya yang lain juga mulai berdatangan, biru langsung mengambilkan nasi serta lauk kesetiap piring yang sudah ia tata tadi.

Biru sempatkan untuk melirik savian yang bahkan terlihat sedang menggertakkan giginya, biru paham savian masih kesal perkara kejadian dikampus tadi, padahal sore tadi biru sempat mengajak mengobrol namun savian tak menggubrisnya sama sekali.

"besok sudah mulai ospek ya sayang? semangat ya?" ucap marko lalu tersenyum.

"iya mas marko, makasih" biru membalas senyuman itu.

"besok mas yang anter ya" ujar gara tiba-tiba.

"ngga usah mas gara, kan aku bareng mas vian" biru menatap savian yang masih terlihat cuek.

"ngga papa kalo bang gara mau anter, biar gue ngga usah bangun kepagian" ujar savian cuek yang membuat biru tersenyum getir.

"kenapa ngomong gitu? ngga enak tau dengernya" bara menegur savian.

"dih, gue cuma ngomong kaya gitu kok" jawab savian dengan nada sewotnya.

"mas vian masih marah?" tanya biru pelan.

"loh, kalian lagi marahan?" tanya jero yang baru menyadari hal itu.

"biasa aja" jawab savian cuek.

"mas vian, aku beneran lupa kita pernah ketemu dimana, toh, kita ngga ngapa-ngapain kan tadi siang, dia cuma pure nolongin aku" jawab biru menjelaskan.

"kamu ngga liat tatapan genit dia ke kamu? kamu ngga sadar dia berusaha buat deket sama kamu? apalagi katanya kalian pernah ketemu kan? udah seakrab apa sampai manggil kakak cantik segala" ujar savian menggebu-gebu.

"ada yang deketin kamu di kampus?" tanya gara yang kini sedang menatap biru penuh tanya.

"ngga deketin kok, dia orang yang pernah ketemu aku sama mas gara waktu disupemarket waktu itu, yang aku sama dia ngga sengaja ngambil apel yang sama" biru menjelaskan lagi.

Gara berusaha mengingat orang yang biru jelaskan tadi, dan setelah beberapa detik dirinya ingat, pria tinggi yang terlihat tengil karena berani mengedipkan matanya kearah kekasih cantiknya itu.

  Biru menunduk takut karena kini semua mata tertuju padanya, mereka merasa akan mendapatkan saingan baru, apalagi dari penjelasan savian, pria yang diceritakan cukup berani padahal baru bertemu 2 kali.

"bocah tengil yang waktu itu, kalian satu kampus?" tanya gara pada biru.

"jadi pacar biru yang dimaksud itu cowok, lo bang?" savian memotong saat biru hendak menjawab.

"dia ada mention soal gue?" tanya gara pada savian.

"dia bilang pernah ketemu sama biru dan pacarnya yang sok galak di supermarket" jawab savian santai.

"besok gue ikut kekampus, gue temuin tuh orang" gara terlihat marah.

"mas udah dong, aku cuma respon seadanya kok, lagian aku ngga akan mau kalo emang dia mau deketin aku, aku ngga segampangan itu, walaupun pacarku lebih dari satu" ucap biru dengan mata yang berkaca-kaca.

"besok aku berangkat sendiri, silahkan makan malam, aku ke kamar dulu" biru mengusap air matanya kasar.

Biru bangun dari duduknya dan melenggang pergi, jero yang tadinya hendak menahan biru karena anak itu belum makan malam pun urung karena biru yang jalan dengan begitu cepat.

Jero menatap tajam kearah gara dan juga savian yang tadi berdebat, kini gara dan juga savian sedang bingung, biru sampai berbicara seperti itu, pasti kekasih cantiknya itu marah.

"cemburu boleh, tapi tau tempat dong, biru bahkan belum makan sedikit pun, kalian berdebat kaya tadi cuma bikin biru sedih tau ngga" ujar jero sambil menatap gara dan savian dengan wajah datar.

"vian, lo udah gede, tolong belajar kontrol emosi, kasian biru, dia bahkan ngga salah, karena disini yang tengil cowok itu" imbuh marko.

Savian mengangguki ucapan marko, kini savian baru merasa bersalah, otaknya memutar kejadian dimana dirinya membawa motor dengan begitu kencangnya tanpa memperdulikan biru yang berada dibelakangnya hanya karena perasaan cemburunya, padahal savian punya cara lain untuk melampiaskan rasa cemburunya, lalu sekarang harus bagaimana? biru bahkan sudah marah.

Gara pun sama, menapa mengide sekali ingin kekampus hanya untuk masalah sepele seperti ini, yang qda dirinya memperkeruh suasana, gara hanya ingat bagaimana wajah tengil pria itu, kini biru dan pria itu sudah satu kampus, bagaimana cara gara bisa memantau pria itu?, bara cukup tau pria itu menyukai pacar kecilnya itu.

"kalo keadaan belum memungkinikan harusnya ngga usah dibahas dulu, kalo udah kaya gini kalian yang bakalan ngrasa bersalah" ujar bara yang sedari tadi hanya diam, tak terima kekasih kecilnya dibuat menangis.

Gara dan savian hanya diam, sedangkan Jero mengambil nampan, menaruh semangkuk nasi dan juga piring yang berisi lauk, jaro juga membawa minum, dirinya hendak mengantar makan malam itu kekamar biru, dirinya tak akan membiarkan biru tidur dalam keadaan lapar seperti ini.

Jero meminta yang lain untuk segera makan, dan membahas ini lain kali, sampai biru sudah membaik, pacar kecilnya itu pasti sangat sedih karena sampai berbica seperti tadi.



Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




TBC!!!!

ATMAJAYA'S (Haechan Harem) Where stories live. Discover now