Chapter 29

7.3K 746 12
                                    

Siang ini terlihat cukup cerah, biru betah berada diteras rumah dengan memandang langit, beberapa burung terlihat melintasi langit cerah itu, saat sedang mengambil ponselnya karena hendak memfoto pemandangan langit fokus biru teralihkan oleh notifikasi dari aplikasi yang sering biru gunakan untuk sekedar melihat-lihat apakah kiranya pekerjaan yang cocok untuk dirinya.

Pada artikel itu, dapat biru baca terdapat lowongan pekerjaan sebagai penjaga caffe, biru yang teringat pernah bekerja di caffe pun tersenyum, pasti akan mudah bagi biru untuk diterima jika melamar, apalagi biru cukup berpengalaman.

Disisi lain, jero yang hari ini tak pergi kekantor karena baru kemarin pulang dari Chicago untuk keperluan bisnis, terlihat sangat kebosanan didalam kamarnya, saat teringat biru, jero buru-buru mencari keberadaan sosok kecil itu.

Jero hampir kelilingi semua area rumahnya, namun tak mendapati biru dimanapun, hingga saat jero hendak keluar dari rumahnya dirinya mendapati sepasang kaki sedang berayun-ayun di kursi teras rumah.

  Jero mengintip apa yang sekiranya sedang membuat biru begitu fokus itu, hingga dirinya bisa melihat biru sedang melihat-lihat loker pekerjaan, jero mengernyitkan dahinya bingung, apakah biru berniat pergi dari rumahnya? makanya pria manis itu sedang mencari pekerjaan.

Jero berdehem lalu duduk dikursi sebelah biru, jero tatap wajah biru yang kini juga sedang menatapnya, jero terus saja memperhatikan biru, namun wajah cantik itu tak terlihat terkejut atau apapun.

"kamu ngga lagi berniat buat pergi dari sini lagi kan?" tanya jero tiba-tiba.

"ehh, kenapa mas jero tanya begitu?" biru merasa bingung.

"kamu lagi cari pekerjaan? aku lihat kamu tadi lihat-lihat loker dihp kamu,
itu tandanya kamu mau pergi lagi dari sini kan?" tanya jero sekali lagi.

"engga kok mas jero, aku emang seneng aja lihat kaya ginian hehe, aku ngga akan pergi dari rumah ini" jawab biru sambil tersenyum.

"kamu pengen kerja?" tanya jero lagi.

"sebenernya sih iya mas jero, aku juga
disini paling cuma masak buat sarapan sama makan malem, kalo aku
kerja kayaknya masih bisa deh, boleh
ngga ya mas?" biru bertanya dengan ragu.

"kalo kerja nanti kamu kecapean, kamu disini masak doang juga kan aku kasih uang, walaupun kamu ngga minta gaji, kamu lagi butuh uang?" jero kini menatap biru khawatir.

"aku cuma mau isi waktu luang aja kok, kalo emang mas jero ngga kasih izin aku ngga akan maksa" biru berucap sambil tersenyum, ingin memberi tau jero bahwa dirinya hanya meminta pendapat.

"yaudah, sekarang aku tanya, kamu pengen kerja apa?" jero melipat tangannya didepan dada.

"aku kan pernah kerja dicaffe, kayaknya bakalan lebih gampang
kalo aku kerja yang udah pernah aku lakuin deh, biar ngga perlu belajar lagi" ucap biru menjelaskan.

"selain caffe aja biru, yang jam kerjanya cuma 2 jam aja, jangan yang
sampai setengah hari" pinta jero pada biru.

"mas jero aja yang kerjanya kantoran dan udah jadi bos, keianya hampir
1 hari, mana ada kerja cuma 2 jam buat orang kaya aku" biru menggeleng pelan, merasa aneh dengan permintaan jero.

"pasti ada, nanti aku cariin deh, kamu jangan cari sendiri" pinya jero lagi.

"brarti aku boleh kerja?" biru bertanya sambil menahan senyumnya.

"boleh, dengan syarat aku yang nyari dan kamu ngga boleh nolak" jero mengusap rambut biru lembut.

"Okey, tapi jangan aneh-aneh" ucap biru.

"tenang aja, serahin semuanya sama aku" jero terkekeh pelan.

"aku mau kopi deh, boleh ngga?" jero menyengir.

Biru mendengus pelan, sebenarnya jero sudah diberi batas oleh biru, tidak boleh minum kopi lebih dari 1 kali dalam sehari, dan tadi pagi jero sudah meminta dibikinkan kopi, mengapa sekarang anak sulung atmajaya itu meminta kopi lagi.

Jero mengerucutkan bibirnya saat melihat raut wajah biru yang masam, itu berarti jero tak akan bisa meminum kopi siang ini.

"aku bikinin, tapi hari ini aja loh, kamu boleh minum kopi sampe 2 kali, lain kali ngga akan aku kasih izin" ujar biru penuh penekanan.

"iya sayang, terimakasih" jero tersenyum manis.

"enak aja manggil-manggil sayang" biru merasa kesal.

"dih, ngga papa lah, aku kan emang sayang kamu" jero mengedipkan sebelah matanya.

"terserah kamu deh" biru menghela nafas kasar.

"hehe, I love you" ujar jero tiba-tiba.

"ngga jadi aku bikinin kopi, bikin aja sendiri, kesel" biru menghentakan kakinya diatas keramik.

"iya maaf biru, aku ngga akan bilang I love you lagi sebelum kamu jadi punyaku" ujar jero menatap biru lekat.

Biru pergi begitu saja, meninggalkan jero yang masih menyengir aneh, semakin hari kelakuan anak atmajaya ada-ada saja, sejak kapan coba mereka menjadi sedekat itu, sudah berani bilang Cinta-cinta segala.

Sesampainya Biru didapur, biru lupa dimana dirinya tadi pagi menaruh kopi, biru buka pintu-pintu laci yang berada dilemari dapur dan tak mendapatinya, hingga biru melihat lemari atas yang belum dirinya buka, tapi tangannya tak dapat menggapai gagang pintu itu, tidak mungkin kalau biru menaruhnya disana kan?

  Biru berfikir lagi, apa salahnya jika dirinya mengecek lemari itu kan?, biru paksakan kakinya berjinjit, dengan tangan kanan yang mencoba meraih gagang pintu kecil itu, namun tiba-tiba tubuhnya terasa terangkat, biru memekik kaget, dan ternyata sosok jero yang sedang terkekeh lah yang berada dibawah sana.

Biru segera membuka pintu kecil itu dan benar, kopi itu berada didalam lemari pada bagian atas yang kini baru dirinya buka, lalu biru memekik lagi, meminta untuk diturunkan, daj jero yang tak ingin membuat biru takut, menuruti permintaan biru dengan senyum yang tak luntur dari wajahnya.

"kayaknya satu keluarga emang hobby-nya angkat-angkat orang, nyebelin banget" omel biru pelan.

Jero terkekeh mendengar gerutuan yang keluar dari mulut sikecil, walaupun dengan bibir mencebik, biru tetap membuat kopi yang jero minta.

  Jero terus saja mengikuti langkah biru, membuat pria manis itu lagi-lagi berdecak kesal, biru bahkantak segan memukul lengan jero karena jero yang terus saja menganggunya dan memancing emosinya, bukannya seram, menurut jero biru sungguh-sungguh menggemaskan.

TBC!!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TBC!!!

ATMAJAYA'S (Haechan Harem) Where stories live. Discover now