Chapter 31

6.9K 681 13
                                    

Kegiatan makan malam dirumah mewah atmajaya baru saja selesai, hanya ada savian dan gara yang makan malam dirumah karena jero dan marko yang lembur dikantor, dan bara yang pergi main bersama teman kampusnya.

Kini biru sedang sibuk mencuci piring, bi Ranti sudah beristirahat karena biru yang meminta, bi ranti sudah tak muda lagi, biru tau bi ranti sering sakit-sakitan, makanya setelah selesai makan malam, bi ranti biasanya hanya membantu membawakan piring hingga ke wastafel saja, karena biru melarang bi ranti untuk membantu mencuci piring-piring itu.

Fokusnya terganggu saat mendengar suara langkah kaki, dan ternyata Gara yang kini berjalan mendekat kearahnya, gara dengan iseng mamainkan kran air di wastafel itu, membuat air itu mengenai apron-nya karena air itu memantul dari atas piring.

Biru berdecak malas, sebenarnya malas sekali karena harus meladeni ke randoman gara, tapi biru tau gara tak akan berhenti jika dirinya belum marah pun memaksa biru kembali mengeluarkan ocehannya.

"kurang kerjaan banget sih, awas aja kalo baju aku ikut basah" biru mengoceh sebal.

"bawelnya, dasar bocil" gara menarik hidung kecil milik biru, membuat biru meringis sakit.

"mas Gara mau apa? jangan ganggu aku dulu, aku mau nyelesain ini" oceh biru lagi yang merasa terganggu.

"ngga mau apa apa, pengen aja gitu ngisengin lo, hari ini kan gue sibuk kerja" ujar gara sambil terkekeh.

"siapa suruh kerja" ucap biru cuek.

"seru tau, apalagi pas dapet gaji pertama, rasanya puas banget" gara masih tersenyum.

"oh iya, bang jero minta saran gue soal kerjaan buat lo, kenapa lo mau kerja?" tanya gara pada biru.

"Pengen aja, lagian aku disini ngga sibuk-sibuk amat, pasti bisa lah kalo sambil kerja" jawab biru santai.

"ditempat kerja gue sih kemarin lagi nyari model-model baru, lo mau ngga? ntar gue tanyain ke bos gue" gara memberi penawaran.

"masa aku jadi model, yang ada baju yang dipake aku ngga ada yang laku" ucap biru pelan.

"kepengen kerja tuh harus positif thinking, pd aja sih, Iagian ditempat gue kerja, ngga nyari yang muluk-muluk" ujar gara memberi semangat pada biru.

"syaratnya cuma badannya pantes dipakein baju model apa aja, gue jamin lo pasti keterima" ucap gara yakin.

"lagian cuma ini kerjaan yang ngga perlu waktu seharian, kalo lo jadi model, paling lama kerja tuh 2 jam, sisanya lo bisa buat santai dirumah" gara melipat tangannya didepan dada dan menyenderkan tubuhnya di meja wastafel.

"mas jero tuh serius ya pas minta aku buat cari kerja yang cuma ngabisin
waktu 2 jam?" tanya biru menatap gara bingung.

"abang mah orangnya serius banget, jadi gimana, mau?" tanya gara sekali lagi.

"yang lain aja deh" biru berujar pelan.

"ngga ada lagi cil, tapi kalo lo ngga mau kerja bareng gue, paling abang beneran bakal jadiin lo sekertaris
barunya" ucap gara.

"sekertaris?" tanya biru kaget.

"ooh, abang belum ngomong sama lo ya?" tanya gara sambil menatap biru yang kini terdiam.

Biru tak menjawab pertanyaan Gara, dirinya hanya terdiam sambil berfikir, lebih baik biru pilih yang mana?, jika biru memilih menjadi model, biru akan selalu berada dekat dengan gara dan pastinya biru harus sabar menghadapi kerandoman-kerandoman gara.

Tapi kalau biru menolak menjadi model, biru akan dihadapkan dengan pekerjaan yang sebelumnya belum pernah ia lakukan, apalagi harus mengadapi bos macam jero, membayangkan jero yang terus memantaunya saja membuat biru tertekan.

"ngga papa pikirin dulu aja, saran gue sih, lo milih jadi mode, kan lumayan
tuh, satu kerjaan sama orang ganteng" gara menaikan sebelah alisnya, berusaha menggoda biru.

"ganteng dari mananya coba, pd banget" ucap biru meledek.

"heh! jadi menurut lo gue ngga ganteng gitu?" tanya gara pura-pura galak.

Biru membuat gestur mengedikan bahu, membuat gara terkekeh karena merasa gemas dengan tingkah pria manis dihadapannya itu, gara membuat raut seolah marah, mendekat kearah biru dan mulai menggelitiki perut biru, biru yang tak tahan dengan gelitikan pun langsung berusaha menjauhi gara, namun gara terus saja berusaha menggelitikinya.

  Biru tertawa kencang, merasa perutnya sudah sedikit sakit karena terlalu banyak tertawa, hingga saat biru melihat gara yang tengah lengah, segera menggigit tangan gara dengan keras, tak perduli pada gara yang sudah meringis kesakitan.

Biru melepas gigitan itu, dan ternyata bekas giginya pada pergelangan tangan gara cukup dalam, bahkan bekas gigitannya itu terlihat sangat merah, biru jadi merasa bersalah karena gara terus saja meniup pergelangan tangannya.

Biru segera pegang lengan gara, ikut meniupi bekas luka yang dirinya buat itu, biru bergumam meminta maaf, perasaan bersalah kini memenuhi hatinya, padahal pria yang ia gigit itu kini sedang menatapnya penuh puja, gara senang ketika dikhawatirkan.

"Payah, masa ngebales nya gigit, udah kaya kucing aja" gara mengusak rambut biru kasar.

"lagian mas gara mah iseng, jadi luka kan tangannya" biru merasa bersalah.

"kok malah memble, ini udah ngga papa kok, senyumnya mana?" pinta gara dengan nada lembutnya.

"tau ah!" biru sudah terlanjur kesal.

"gemes banget" gara terkekeh pelan.

Biru semakin mencebikan bibirnya kesal, selanjutnya biru dibuat terkejut karena gara yang mencuri kecupan pada bibirnya, ketika biru hendak memukul dada gara, gara berlari pergi menjauhi biru, biru yang tak ingin ribut lagi dengan gara pun memilih untuk tidak mengejar.

Biru memilih untuk duduk di kursi makan, berfikir sudah berapa anak atmajaya yang menciumnya, biru menunduk sedih, lagi-lagi fikiran buruk menghampiri pikirannya, biru berfikir anak-anak atmajaya memang sudah biasa seperti itu jika sudah dekat.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



TBC!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC!!!

ATMAJAYA'S (Haechan Harem) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang