Chapter 24

7.5K 737 29
                                    


  Sudah terhitung 2 minggu lamanya biru beraktivitas dipanti, untuk saat ini biru belum bekerja karena masih mencari perkerjaan yang akan cocok dengan keahliannya, namun ibu panti mengatakan pada biru untuk tak terlalu memikirkan tentang pekerjaan, karena sampai kapanpun biru akan tetap mendapatkan haknya untuk menjadi bagian dari panti dan ditanggung segala kebutuhannya.

  Tapi biru sendiri kekeh mencari pekerjaan karena dirinya tak ingin terlalu menjadi beban dipanti itu, terlebih dirinya adalah anak paling tua dipanti itu, dan tak seharusnya biru hanya berdiam dipanti tanpa bekerja.

  Kini biru sedang sibuk mencari-cari pekerjaan lewat media sosial, berdiam diri dikamar karena ibu panti menyuruhnya untuk tak melakukan apapun, apalagi sampai membantu perawat lain dipanti itu.

Pintu kamar diketuk, biru segera berjalan kearah pintu itu dan membukanya, biru melongo dan tertegun saat mendapati sosok jero lah yang berada di depan pintu kamarnya, biru berdehem pelan lalu mencoba tersenyum kearah jero.

"ohh mas jero, lagi ada kunjungan kesini ya mas?" tanya biru untuk basa-basi.

"aku boleh masuk? mau ngobrol sebentar" jero menatap biru.

"eumm, iya mas jero, sini masuk"

Jero mengikuti langkah biru untuk masuk kedalam bagian kamar, menutup pintu itu agar tak ada orang yang akan mendengar obrolanya, biru dudukan dirinya disisi kasur, disusul oleh jero yang kini juga duduk di sampingnya.

Jero terus menatap biru tanpa berkedip, dan hal itu membuat biru sadar kalau mata jero sudah berkaca-kaca, biru menunduk karena tak ingin ikut terbawa dalam suasana sedih.

"gimana kabar kamu?" tanya jero mengawali percakapan.

"aku baik, mas jero dan yang lain, gimana kabarnya?" biru balik bertanya.

"ngga papa kalo aku cerita?" jero berujar pelan.

"ya ngga papa dong, aku dengerin kok" biru tersenyum manis.

"sehari, dua hari setelah kamu kembali kesini, keadaan rumah masih biasa aja, tapi makin kesini makin ngga terkendali" jero mulai menjelaskan.

"marko selalu pulang larut malam untuk lembur di kantor, padahal aku tau kantor ngga terlalu sibuk, kita bahkan udah jarang banget ketemu padahal masih satu rumah"

"Gara ambil kerja sampingan jadi
photograper padahal uang keluarga kita masih sangat cukup, waktu aku nanya, gara bilang dia butuh pengalihan, tapi aku ngga tau, gara mau ngalihin fokusnya dari apa"

"Bara jadi hobby balapan liar, padahal dia ngga pernah kaya gini sebelumnya, bahkan pernah ada polisi dateng kerumah buat cari Bara, karena Bara ikut balapan liar dan berantem sama musuhnya, sampai musuhnya koma, orang tuanya ngga terima dan Bara dituntut, tapi masih bisa aku atasin kok"

"savian itu ngga pernah ngeluh tentang hal apapun sama aku, tapi 2 minggu,ini savian selalu mohon untuk bawa kamu kembali
kerumah, tapi aku ngga bisa paksa kamu kan?"

Jero mengutarakan semua yang terjadi dirumahnya dengan suara pelan dan terkesan lirih, jero hanya tak tega pada adik-adiknya yang kembali tak perduli pada satu sama lain.

"kamu?"  biru bertanya karena jero tak menceritakan tentang dirinya sendiri.

"biru, adanya kamu dalam hidup aku kemarin itu cukup berarti buat aku, aku sayang sama kamudan 2 minggu ngga ada kamu, aku hancur" ucap jero lagi.

Jero menunduk lemah, menahan tangisnya agar tak terdengar keras, walaupun badannya begitu gemetar karena menahan isakan, biru yang tak tahan akan rasa sesaknya pun menarik jero kedalam pelukannya, biru ikut menangis saat itu juga.

ATMAJAYA'S (Haechan Harem) Where stories live. Discover now