Chapter 30

7.6K 705 12
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, biru sedari tadi hanya menonton film dan juga duduk-duduk santai dirumah mewah itu, hingga biru merasakan lapar pada perutnya, biru memutuskan untuk memasak mie instan.

Setelah mie selesai dihabiskan, biru segera mencuci panci dan mangkuk bekas mie itu, namun aktivitasnya terhenti saat bel pintu berbunyi, biru mengernyitkan dahinya, siapa yang bertamu sore-sore begini, dan jika pun orang yang memencet bel adalah anak atmajaya, tak biasanya mereka melakukan itu.

Biru segera selesaikan kegiatan mencuci mangkuk itu, lalu mengelap tangannya yang basah dengan tissue, biru berjalan dengan tergesa kearah pintu utama, karena bell terus saja berbunyi.

Biru buka pintu itu lebar-lebar, dan dirinya tak mendapati siapapun disana, biru mendecak kesal, siapa kiranya yang berbuat iseng seperti itu, biru yang baru akan masuk kembali kedalam rumah itu, dikejutkan dengan seseorang yang berdiri dibelakangnya, entah sejak kapan.

"Baaaa!" ucap marko sedikit teriak mengagetkan biru.

"mas marko ish!! kaget tau nyebelin banget" kesal biru.

  Biru terus saja memukul lengan marko, mencoba menumpahkan rasa kesalnya, marko yang sudah merasa sakit akibat pukulan itu pun mengeluarkan sesuatu dari kantong  belakang celananya.

Marko memberikan setangkai bunga mawar merah, membuat biru langsung terdiam dan menatap marko aneh, biru bingung, mengapa tiba-tiba marko pulang lebih awal, dan mengapa marko memberinya bunga mawar merah, namun biru tetap menerima bunga itu dan mengirup wanginya.

"bunga cantik, untuk orang cantik" ucap marko sambil tersenyum.

"kenapa tiba-tiba?" biru bertanya penuh penasaran.

"pengen aja sih, suka ngga?" tanya marko lagi.

"wangi hehe, terimakasih" biru lagi-lagi menciumi bunga itu.

"sama-sama cantik, oh iya aku mau jenguk tante kamila, kasihan dia
ngga dijenguk dari awal masuk penjara, kamu mau nemenin aku?" marko menatap lekat mata indah itu.

"jenguk ya? eumm, aku masih agak takut sih" biru berujar pelan.

"yaudah jangan dipaksa, aku nawarin doang kok, siapa tau kamu mau ikut" marko mengusap rambut biru lembut.

"sebenarnya ada yang pengen aku sampein ke bu kamila, apalagi aku tau, aku ngga akan pernah ketemu kalian kalo bukan bu kamila yang bawa aku, aku ikut mas marko deh" ujar biru setelahnya.

"kalo kamu ngga nyaman, dan masih takut, mending ngga usah, aku sendiri aja" ucap marko yang tak ingin memaksa biru.

"aku ikut, tapi nanti disana jangan tinggalin aku berdua sama bu kamila ya? mas marko temenin aku" cicit biru lirih.

"iya, aku temenin, yaudah yuk" ajak marko.

Marko mengulurkan tangannya, dan langsung disambut oleh biru, marko menggandeng tangan biru hingga membukakan pintu mobil untuk biru, biru tersenyum karena perlakuan marko yang sangat manis hari ini.

Marko lajukan mobilnya hanya beberapa menit, menuju kantor polisi dimana kamila dipenjara, yang membuat biru kagum pada marko, marko yang tetap mau menjenguk kamila padahal kamila sudah sangat jahat pada keluarganya, feeling biru tak pernah salah, mereka berlima adalah orang-orang baik.

Marko gandeng tangan biru hingga masuk kedalam, bertemu dengan salah satu polisi dan meminta izin untuk bertemu dengan kamila, beberapa saat menunggu, polisi itu kembali datang dan meminta marko dan juga biru untuk masuk kesebuah ruangan khusus, dimana tahanan tak disatukan langsung dalam satu ruangan dengan si penjenguk, ruangan itu disekat oleh kaca besar sebagai penghalang, hal itu karena untuk menghindari hal-hal yang mungkin tidak diinginkan.

ATMAJAYA'S (Haechan Harem) Where stories live. Discover now