Chapter 36

6.2K 600 31
                                    

Setelah selesai bersiap, biru keluar dari kamarnya menuju gerbang, dimana gara sedang menunggunya, biru menutup pintu utama dan berjalan menuju gerbang, gara sedang menyenderkan dirinya dimotor besar miliknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Setelah selesai bersiap, biru keluar dari kamarnya menuju gerbang, dimana gara sedang menunggunya, biru menutup pintu utama dan berjalan menuju gerbang, gara sedang menyenderkan dirinya dimotor besar miliknya.

Gara mengernyitkan dahinya melihat biru hanya memakai celana training dan baju kaos lengan panjang.

"kok ngga pake jaket? ini dingin loh" tanya gara menatap biru bingung.

"jaket aku ada di panti semua" jawab biru sambil menyengir dan menggaruk tengkuknya.

Gara menghela nafas pelan, melepas jaket yang sedang ia pakai lalu memakaikannya pada biru, biru menatap gara sambil menggigit bibirnya, gara hanya memakai kaos lengan pendek, kalau gara yang kedinginan nanti gimana?

  Gara ambil helm yang berada diatas motornya lalu memakaikannya lagi pada biru, baru setelah itu gara membantu biru untuk duduk dijok belakang, setelah dirinya naik terlebih dahulu.

"mas gara ngga mau ambil jaket lagi?" tanya biru yang takut jika gara yang akan kedinginan.

"its oke, gue kuat dingin kok" jawab gara sambil tersenyum.

Gara menyalakan motor besarnya lalu mulai melajukan motor itu perlahan, gara memutuskan untuk membawa biru kecaffe langganannya, caffe itu memiliki rooftop yang biasanya digunakan untuk orang-orang yang menyukai pemandangan langit, gara memang sering kali kesana jika suasana hatinya kurang baik, disana gara hanya akan memisan minum dan duduk disana berjam-jam untuk melihat bintang.

Sesampainya disana, gara mengajak biru untuk duduk dikursi panjang yang berada diarea paling pojok, dari sana gara dan biru juga bisa melihat pemandangan indahnya kota saat malam hari.

Biru tersenyum senang, tak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya, biru terlihat sangat excited, membuat gara tersenyum karena melihat kegemasan anak itu.

"seneng?" tanya gara pelan.

"ini indah banget mas, aku suka, makasih mas gara udah ajak aku kesini" biru menatap mata gara lekat.

"gue bakalan sering-sering bawa lo kesini, mau makan?" gara mengusak rambut hitam milik biru.

"minum aja deh, aku masih kenyang dari makan malem tadi" jawab biru.

Gara mengangguk lalu berdiri dari duduknya, gara memesankan coklat panas untuk biru dan memesan kopi untuk dirinya sendiri, setelah pesanan itu dibuatkan, gara segera membawanya kekursi dimana dirinya dan biru duduk.

Gara kembali tersenyum saat mendapati biru yang masih saja terlihat berbinar menatap indahnya kota, gara menaruh nampan berisi gelas berisi minuman itu lalu mengusak rambut biru gemas.

"lo tuh emang orangnya serba excited ya?" tanya gara yang merasa gemas.

"aku seneng aja kalo dikasih tau hal-hal baru, dan pemandangan kaya gini aku baru kali ini lihat, makanya excited banget" biru menyengir senang.

"diminum dulu coklat panasnya" gara memberikan secangkir coklat oanss itu pada biru.

"makasih" biru tersenyum manis.

"makasih mulu lo bocil" gara ingin sekali mencubit pipi gembil itu.

"oh ya, kata bang jero lo mau kuliah dikampus yang sama kaya vian?" ujar gara pelan.

"iya mas gara, padahal aku ngga enak, kalian sampe biayain aku kuliah" biru menunduk malu.

"sebenarnya ini semua karena bang
jero dateng ke panti terus nanya sama bu panti, apa hal yang udah lo pengen
đari lama tapi belum kesampaian" gara memberi penjelasan.

"ibu panti cerita kalo pengen banget kuiah tapi ngga ada biaya, makanya bang jero mutusin buat daftarin lo kuliah" gara tersenyum.

"aku beruntung banget bisa ketenmu kalian, kalian baik banget sama aku" mata biru sudah berkaca-kaca.

"lo mau bales kebaikan kita?" tanya gara tiba-tiba.

"mauu, gimana caranya?" biru bertanya penuh semangat.

"cukup jangan pergi dari kita, kita ngga minta balesan apapun, kita cuma mau lo selalu disini sama kita" gara menatap lekat mata indah biru.

"gue sama saudara-saudara gue udah terlanjur selalu bergantung sama lo, lo udah jadi salah satu alasan kita bahagia" gara tersenyum.

"aku ngga akan lupain semua kebaikan kalian, aku sayang sama kalian berlima hiks" ucap biru mulai menangis.

Biru menangis pilu, membuat gara tak tega, walaupun gara tau itu adalah tangisan bahagia, gara membawa biru kedalam pelukannya dan tak ragu menciumi pucuk kepala biru dengan sayang.

Sungguh gara sangat menyayangi biru, sosok yang selalu membuatnya gemas itu adalah orang yang pernah membantunya bangkit dari keterpurukan, orang yang selalu mendukung dan menuruti semua keinginannya.

"sstt, udah jangan nangis" gara berusa menenangkan.

Gara ajak biru untuk beridiri dari duduknya, gara tangkup wajah yang dibasahi oleh air mata itu, gara usap sayang pipi gembil biru untuk menghapus air mata yang sedari tadi mengalir, gara mengusap dengan lembut pipi biru, namun pandangannya berpindah pada bibir plump milik biru, gara merasa ada yang mendorongnya untuk merasakan bibir yang mungkin terasa manis itu.

Dan ketika biru hanya diam dalam posisinya, gara memberanikan diri untuk mendekatkan wajahnya, gara berfikir akan mengakhiri ini jika biru sampai memalingkan wajahnya karena tak mau dicium olehnya, namun salah, biru memejamkan matanya, gara merasa biru sedang mengizinkannya melakukan semua yang sedari tadi ia pikirkan.

Gara kecup bibir itu sekali, menatap wajah biru yang malam ini terlihat begitu cantik, gara tersenyum saat biru bahkan tak membuka matanya, gara kembali merasa kalau biru sedang membiarkannya melakukan hal yang ia mau.

Gara tarik tubuh mungil itu untuk semakin dekat dengannya, mengalungkan kedua tangan biru dilehernya, dan gara lingkarkan tangannya dipinggang ramping milik biru, lalu gara memperdalam ciuman itu, dari ciuman malam ini, gara tau biru memiliki perasaan yang sama terhadapnya, karena saat gara ingin melepaskan ciuman serta pelukan itu, gara merasakan biru yang malah semakin mengeratkan lingkaran tangan kecilnya pada lehernya.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TBC!!!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TBC!!!!

ATMAJAYA'S (Haechan Harem) Where stories live. Discover now