Part 1-Pertunangan

693K 25.6K 522
                                    

"Bukankah hari ini tunanganmu datang? Kau tidak mengunjunginya,Sean?"

Sean mendongak melihat Daniel datang mendekatinya.

"Kupikir kau takkan kemari malam ini" lanjut Daniel sambil menghempaskan diri di sebuah kursi sofa empuk dan menuangkan segelas minuman untuk dirinya.

"Selama ini apa kau pernah melihat Sean bersama tunangannya?" Budi tertawa menimpali pertanyaan Daniel.

"Tidak juga sebenarnya." Daniel ikut tertawa.

Tiap minggu, Sean selalu ke tempat ini untuk bersenang-senang. Entah bersama teman-temannya ataupun tidak. Daniel, Budi dan Rayhan adalah tiga orang temannya yang rutin ke klub ini untuk bersenang-senang juga. Hari ini Rayhan tidak datang.

Biasanya ada beberapa teman-temannya yang lain juga ikut bergabung tapi tidak terlalu banyak. Sean tidak begitu suka keriuhan jika terlalu banyak orang apalagi saat orang-orang itu sudah mulai mabuk. Ia selalu menyewa private room yang sama sehingga teman-temannya selalu tahu ia ada disana.

"Pada akhirnya kami akan menikah dan aku akan melihat Jean sepuasnya setiap hari sampai bosan. Untuk apa aku sering-sering bertemu dengannya sekarang?" Sean tersenyum sinis.

"Kau serius akan menikah dengan Jeanita Winata?" Irma mengelus pundak Sean, alisnya berkerut menunjukkan ketidaksukaan.

Irma adalah gadis kencannya malam ini. Sean tidak terlalu menyukainya karena ia penuh rasa ingin tahu, tapi ia memiliki sensualitas yang cukup menarik. Bibir merahnya yang tebal dan bentuk tubuhnya yang berlekuk cukup menyenangkan untuk dilihat.

Dan yang lebih penting lagi, Irma bukan wanita murahan. Sean tidak mau meniduri sembarang wanita yang terlalu berisiko, bahkan ia jarang berkencan. Hanya saat-saat tertentu dimana ia sangat ingin memuaskan kebutuhannya sebagai laki-laki dewasa normal.

Ia berkenalan dengan Irma saat Irma baru saja putus dari kekasihnya. Selain Irma ada sekitar tiga atau empat gadis lagi yang rutin berkencan dengannya. Mereka tidak terlalu menuntut, karena mereka melakukannya dengan Sean untuk bersenang-senang juga.

Sean tidak suka terikat hubungan dengan satu wanita. Para kekasihnya selama ini memang cantik dan berpengalaman tapi ia tidak menyukai hubungan yang menyangkut emosi.

Ia akan menikah tapi bukan karena cinta. Cinta itu tidak ada. Itu hanyalah bentuk euphoria sesaat yang dialami manusia.

"Tentu saja, aku serius. Pertunangan ini adalah perjanjian antara kakekku dengan kakek keluarga Winata, bahwa keturunan mereka akan menikah" Sean menenggak minumannya hingga habis.

Ini harus menjadi gelas terakhirnya, kalau tidak ia bisa mabuk.

Sean jarang minum hingga mabuk. Ia menyukai minuman keras, tapi ia tak akan membiarkan dirinya dikuasai olehnya.

"Kelihatannya kuno sekali. Masih ada perjodohan di jaman seperti ini, Sean?" Daniel dan Budi tertawa.

Mereka berdua sedang ditemani beberapa gadis penghibur yang berasal dari klub ini. Para gadis penghibur itu rata-rata sudah mengenal mereka dengan baik, terutama Daniel. Daniel adalah yang paling tampan dan juga ramah di antara mereka. Berbeda dengan Sean yang jarang menunjukkan ekspresinya.

"Biarlah." desah Sean. "Aku malas berdebat dengan ibuku. Lagipula perjodohan ini tidak ada ruginya. Ia cukup cantik juga. Kurasa itu sudah cukup untuk membuatku betah bersamanya seumur hidupku"

"Rupanya teman kita ini berencana untuk menjadi suami setia. Membangun keluarga sakinah..."

"Tunggu dulu. Aku tidak ada menyebutkan kata setia." Sean memotong ledekan Budi sambil tersenyum.

(END) SEAN AND VALERIAWhere stories live. Discover now