PART 26.3 - Faded

202K 12.2K 908
                                    

Begitu waktu menunjukkan pukul lima sore, Sean bergegas keluar dari ruangan kantornya. Ia tidak terlalu suka berlama-lama di kantornya dalam situasi di mana ia selalu merasa ingin melampiaskan kemarahannya pada seseorang. Hari ini sudah lima orang yang terkena dampratannya karena hal-hal sepele yang tidak disukainya. Bahkan Lisa menunduk saat ia melewatinya tadi.

Ia juga tidak ingin pergi ke klub malam. Ia takut akan berkelahi dengan Daniel lagi bila bertemu dengannya. Entah kenapa wajah tampan Daniel membuatnya gatal untuk memukulnya. Bukan salah Daniel untuk terlahir dengan wajah yang begitu menyebalkan di matanya. Ia hanya benci karena Daniel...pernah mengatakan bahwa ia memiliki rasa terhadap Valeria. Dan meski Daniel terlihat tidak serius dan melakukannya semata-mata untuk membuatnya cemburu, ia terlanjur alergi melihatnya.

Dan Sean juga tidak ingin pergi ke klub malam lainnya. Ia tidak ingin pergi menghibur dirinya ke mana pun. Sejak memporak-porandakan rumahnya sendiri, ia tidur sendirian di apartemennya dan tidak pernah pulang ke rumah. Rumah itu tidak akan pernah sama lagi jika tidak ada Valeria di dalamnya.

Hari ini ia mengemudikan mobilnya menuju pantai terdekat yang dapat ditemukannya. Ia sampai disana dalam keadaan gelap gulita, tapi ia tidak mempedulikannya sepanjang tempat itu bisa menenangkan hatinya. Ia menidurkan dirinya di pasir dengan sebotol minuman keras yang akhir-akhir ini menjadi teman dekatnya. Ia bahkan merokok sesekali padahal ia sudah berhenti melakukannya sejak tujuh tahun yang lalu, saat ayahnya diketahui menderita kanker paru-paru.

Ayahnya memang meninggal karena komplikasi penyakit yang di deritanya. Tapi sebenarnya Sean ikut andil atas kematian ayahnya tersebut.

Bisa dikatakan dirinyalah yang membunuh ayah kandungnya sendiri. Dan ini adalah rahasia terbesar hidupnya. Masa lalu kelamnya.

Semua itu karena cinta...gadis yang saat itu selalu mengatakan mencintainya dan ia pun setiap kali mengucapkan cinta padanya dengan sepenuh hati. Gadis pertama yang berhasil menyusup ke dalam hatinya yang sedingin es. Katherine...

Dan ia bersumpah tidak akan pernah jatuh cinta lagi kepada siapapun.

Termasuk Valeria.

Meski ia cinta padanya.

Meski ia mati-matian menyangkalnya.

Siapa yang bilang dirinya tidak mencintai Valeria?

Oh... Sean mencintai gadis itu sejak melihat punggung gadis itu untuk pertama kali. Ia jatuh cinta padanya meski tidak mengetahui nama, umur dan wajah jelas gadis itu. Hal yang tidak bisa dijelaskannya dengan akal sehat.

Ia tertarik pada Valeria seperti ngengat yang tertarik pada api. Dan terbakar karenanya.

Ia mencintai Valeria hingga terasa begitu menyakitkan.

Seperti saat ini.

Sudah tiga minggu lebih berlalu, dan belum ada perkembangan lebih lanjut tentang keberadaan Valeria.

Sean tidak menyangka gadis kecilnya itu begitu pintar. Selama ini Valeria terlihat begitu polos dan apa adanya. Apakah itu benar-benar Valeria atau ia hanya berpura-pura? Valeria membencinya di awal pernikahannya dan berubah begitu manis padanya entah sejak kapan.

Apakah semua perhatian Valeria benar-benar tulus diberikannya? Sean bahkan masih dapat merasakan ciumannya, bibir gadis itu di bibirnya dan desahan gadis itu saat berada di bawah tubuhnya. Saat mereka bercinta. Dirinya bahkan mengatakannya sebagai bercinta, bukan berhubungan seksual lagi. Ia begitu memuja gadis itu. Valerianya.

Valeria yang selalu tersenyum padanya dan mampu membuatnya tersenyum. Valeria yang suka memeluknya, menciumnya dimana saja, dan duduk di pangkuannya, bermanja-manja padanya.

(END) SEAN AND VALERIAWhere stories live. Discover now