Part 17.1 - About Daniel

186K 12K 352
                                    

"Kau terluka lagi, Sean." Valeria menyentuh lebam dekat tulang pipi kiri Sean.

Saat mandi tadi ia terkejut mendengar suara Sean di lantai bawah. Karena panik ia mengambil handuk secepatnya, namun di dengarnya Sean sudah menaiki tangga dan ia tidak berani melangkah keluar dari kamar mandi. Akhirnya ia hanya meringkuk disana dan berdoa semoga Sean tidak membunuhnya. Ia tidak tahu apa yang telah dilakukannya hingga Sean marah kembali.

Tapi Sean malah menciumnya...

Setelah itu tidak ada kata yang terucap dan mereka langsung menuju tempat tidur untuk bercinta.

Valeria tidak menolak atau memprotes sedikit pun karena ia sangat merindukan Sean. Sean tidak mengatakan akan bercinta dengannya, namun Valeria mengerti dan saat Sean menciumnya di tempat tidur, ia membuka satu persatu kancing kemeja Sean dengan tidak sabar. Begitu pula sebaliknya. Valeria tidak bisa menahan dirinya untuk menyentuh Sean di semua bagian tubuhnya. Ia mencium Sean di pipinya, matanya, bibirnya, meninggalkan tanda untuk Sean di lehernya dan mencurahkan segala perasaannya dalam setiap sentuhan dan ciuman itu. Sean juga melakukan hal yang sama padanya dan mereka terus melanjutkan ritual bisu itu.

Saat Sean menyatukan tubuh mereka, yang terdengar hanyalah suara percintaan dan desahan mereka. Segala pertanyaan yang timbul dan menuntut penjelasan seketika mereka lupakan. Sudah cukup bahwa segalanya baik-baik saja.

Sean mengeringkan rambut Valeria dengan hair dryer. Valeria duduk di kasur dan merasa nyaman. Ia suka saat Sean menyentuh rambutnya seperti saat ini.

"Berkelahi dengan Daniel." Ia menjawab sambil berjongkok di depan Valeria. Sean sudah selesai mengeringkan rambutnya dan mematikan hair dryer.

"Untuk apa?" Valeria membelai wajah dan rambut Sean dengan kedua tangannya. Sean menangkap pinggangnya dan menengadah menatap Valeria.

"Aku tidak tidur dengan wanita itu, Valeria."

Jawaban Sean entah kenapa membuatnya senang. Valeria merasa lega hingga ingin menangis, tapi ia malu melakukannya. Valeria seketika mengerti alasan Sean berkelahi dengan Daniel.

"Aku tidak pernah bercinta dengan wanita lain setelah kita melakukannya untuk pertama kali. Aku mencobanya berkali-kali tapi tidak berhasil. Mungkin kau tidak akan mempercayainya." Sean melanjutkan.

Valeria merona, tapi ia tersenyum sambil mengangguk dan mencium Sean dengan manis.

"Sekarang temani aku makan ya." Ia memeluk Valeria dan menyandarkan kepalanya di perut gadis itu.

Valeria baru tersadar bahwa Sean belum makan. Tadi Sean pulang saat waktu masih menunjukkan pukul delapan malam dan langsung menuju ke kamar mandi dan terjadilah segalanya. Valeria sudah makan sebelumnya sehingga tidak merasa lapar.

"Hahh" Sean bergumam dengan dramatis sambil masih menyurukkan kepalanya di perut Valeria. "Aku kelaparan dan kelelahan setelah melayani nafsu bejat istriku."

Valeria mengerutkan alisnya kebingungan dan akhirnya mencerna kata-kata Sean.

'Apa maksudmu?!" Valeria memukul-mukulnya. Enak saja!! Maling teriak maling!

Sean tertawa. Ia merasa begitu bahagia. Ia tidak menyangka Valeria begitu mudah memaafkannya dan membiarkan dirinya melakukan apapun padanya.

***

Valeria membuka mata dan mendapati dirinya terbangun dalam keadaan telanjang. Sean juga.

Ia menarik selimut dan mengepitnya erat dengan gugup agar naik menutupi dadanya yang tadinya terpampang. Ia melihat sekelilingnya. Keadaan kamar mereka yang berantakan hanya membuatnya semakin merona. Pakaian Sean dan jubah mandi mereka berserakan di lantai. Seprai kasur berantakan dan mencuat kesana kemari.

Tadi malam setelah makan, mereka kembali melakukannya hingga tiga kali sepanjang malam. Setelah itu mereka mengantuk dan memutuskan untuk tidur.

Ya, ampun...Ia benar-benar menjadi gadis bejat sekarang. Ia tidak bisa membayangkan jika orangtuanya mengetahui hal ini. Arrrrgh!! Kenapa yang muncul malah bayangan papa dan mamanya sih?! Lupakan!!Lupakan, Valeria!!

Sudahlah. Papa dan mamanya juga pasti melakukannya. Kalau tidak, ia tidak mungkin ada di dunia ini, bukan? Valeria menghibur dirinya.

Tapi ia memang tidak bisa menolaknya sekarang. Meski memalukan, kegiatan berhubungan seksual bersama Sean membuatnya ketagihan. Rasanya memang benar-benar menyenangkan. Ternyata seperti itu rasanya. Pantas saja teman-temannya di sekolah sangat antusias jika membicarakan tentang seks. Valeria hampir mendesah lagi mengingatnya.

Ia sudah bisa menerima Sean untuk bercinta dengannya sekarang. Dengan pertimbangan bahwa ia juga sudah hamil dan mereka sudah menikah. Tapi yang terpenting memang ia menginginkannya, bukan karena terpaksa.

Ia berbalik melihat keadaan Sean. Sean masih tertidur pulas. Baru kali ini Valeria melihatnya benar-benar tertidur. Ia tampak lebih muda sepuluh tahun kalau sedang tertidur seperti ini. Valeria semakin tertarik mengamatinya. Kapan lagi ia bisa mengamati Sean dengan terang-terangan tanpa ketahuan?

Bulu mata Sean sangat lentik seperti wanita. Valeria gatal ingin menyentuhnya, tapi ia menahannya. Ia melanjutkan mengamati alis Sean yang tegas dan hidungnya yang tajam. Pipi dan rahang Sean tampak ditumbuhi bulu-bulu yang terasa kasar saat disentuh. Pantas saja ia merasa geli semalam.

Di sekolahnya tidak ada yang memiliki badan seperti Sean. Yah, tentu saja badan pria remaja dan dewasa berbeda. Sean memiliki badan yang mengagumkan. Valeria sampai malu memikirkan pengakuannya itu. Badannya berotot tapi tidak berlebihan seperti pemain gulat atau tukang pukul yang ia lihat di televisi. Valeria sempat takut saat pertama kali melihatnya tapi sekarang ia sangat menyukainya. Pandangannya turun lebih ke bawah melihat perut Sean yang ramping dan menampakkan otot six pack. Tampaknya Sean rutin melakukan jenis olahraga tertentu.

Tunggu! Valeria mengangkat selimut dan menatap dirinya. Duh! Berapa sih ukuran dadanya?! Valeria sebenarnya agak tidak sabar mengikuti perkembangan pertumbuhan tubuhnya. Ia seumuran dengan Kylie Jenner, tetapi kenapa dadanya tidak sama besarnya dengan adik tiri Kim Kardashian itu?! Kenapa?!!

Ia jadi merasa agak sedikit rendah diri karena Sean sering mengejek ukuran dadanya.

Brakk. Tiba-tiba pintu kamar dibuka.

"GYAAAA!!!" Valeria otomatis berteriak dan menyembunyikan seluruh dirinya di dalam selimut. Siapa yang berani masuk ke kamar mereka?! Tidak mungkin Pak Dira atau pembantu.

"Sean!! Sean!!" Ia membangunkan Sean dari dalam selimut. Sean terduduk dengan setengah mengantuk dan melihat apa yang terjadi.

"Kami mencarimu ke apartment dan ternyata kau tidak ada. Rupanya kau bersenang-senang di sini. Aku sampai menunda penerbanganku." Rayhan menggeleng-gelengkan kepala.

Ternyata teman-temannya yang memasuki kamarnya. Sean tersadar dan terkejut menatap mereka setengah tak percaya.

"Rugi kami mencemaskanmu, kawan." Daniel tersenyum nakal dengan pipi lebamnya. Budi tadinya ikut masuk tetapi melihat situasi kamar Sean ia tahu diri dan berbalik keluar.

"KELUAR KALIAN SEMUA!!!" Sean berteriak marah.

Rayhan dan Daniel berlari keluar pintu dan menutupnya sambil tertawa. "Sean, aku ingin minta maaf..." Daniel membuka pintu lagi dan refleks menutupnya kembali untuk menghindari lampu duduk meja yang dilempar Sean.

***

(END) SEAN AND VALERIAWhere stories live. Discover now