Part 10-First Night With You...

435K 20.4K 767
                                    

Sean mengawasi para pembantunya mengangkut barang-barang Valeria mulai dari buku-buku hingga baju dan sepatunya. Barang-barang yang dibawa Valeria tidak banyak sehingga pekerjaan dadakan itu cepat selesai.

Valeria berdiri di dekat pintu kamarnya sambil mendekap buku-bukunya. Ia terlihat gelisah. Sean menyadari ketakutan Valeria yang terlalu berlebihan padanya dan merasa iba. Tapi ia tetap ingin menggodanya sedikit. "Aku mandi dulu" Ia berdiri dan menuju kamar mandi di dalam kamarnya.

Setelah Sean menghilang di balik pintu kamar mandi, Valeria baru bisa memandang sekeliling kamar tersebut. Kamar Sean begitu luas, hampir tiga kali lipat kamarnya di rumah. Nuansanya berwarna putih , hitam dan abu-abu. Di ruangan itu tidak ada dekorasi atau pajangan apapun kecuali sebuah LED TV berukuran 90 inchi. Di depan televisi terdapat padanan sofa berwarna hitam beserta meja. Di sudut dekat jendela terdapat sebuah meja kerja berwarna putih dan dilengkapi lampu baca. Dan di sebelahnya terdapat tempat tidur besar berwarna dasar hitam dengan sprei putih yang dihiasi meja kecil dengan lampu tidur di kanan kirinya. Melihat tempat tidur itu membuat Valeria membayangkan yang tidak-tidak.

Ya ampun!!! ini semua tidak benar! ia tidak mungkin berpikir tentang hal itu! Valeria menaruh bukunya dan mulai panik sendiri. Ia membentur-benturkan kepalanya ke dinding kamar dengan pelan. Tenangkan dirimu, Valeria. Tenangkan dirimu....Ia mulai tenang dan menoleh. Pasti tingkah anehnya tadi jadi tontonan para pembantu. Tapi sungguh, ia tidak bisa mengendalikan diri. Ketakutan ini terlalu nyata. Ia sudah menjadi istri Sean Martadinata, dan Sean berhak melakukan apapun padanya!!

Tapi bisa jadi juga tidak. Sejak pertemuan mereka di restoran, Sean Martadinata tidak menunjukkan ketertarikan lagi padanya. Mungkin dulu Sean hanya iseng atau kebanyakan minum...Seseorang seperti Sean Martadinata tidak mungkin tertarik pada anak kecil sepertinya.

Lima belas menit kemudian, Sean keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk yang melilit pinggangnya ke bawah. Hanya mengenakan handuk?! Valeria terbelalak.Ia hampir saja pingsan! Untung ia berada dekat dinding sehingga bisa bertumpu disana. Wajahnya pastilah sudah semerah kepiting rebus. Dasar makhluk tidak tahu malu!

Ia dengan cueknya berjalan kesana kemari di hadapan para pembantu yang rata-rata adalah wanita. Pembantunya beberapa ada juga yang malu dan beberapa terang-terangan menatap tubuh majikannya. Valeria tidak menampik bahwa Sean memiliki tubuh yang bagus. Setidaknya itulah pendapat majalah yang biasa dibacanya. Jadi ini bukan pendapatnya,ok?! Bukan pendapatnya!

Sean membuka lemari pakaiannya dan mengambil pakaian. Ia mulai melepas handuknya. Valeria langsung membalikkan badannya ke dinding. Biar saja Sean Martadinata melakukan aksi telanjang sendiri. Valeria tidak sudi melihatnya!

"Non...Bang Sean make celana boxer kok di balik handuknya" Bik Sani berbisik di sebelahnya.

Bik Sani ternyata juga doyan mengamati daun muda....Valeria menggertakkan gigi. Valeria berbalik dongkol dan mendapati Sean sudah memakai kaos santai dan celana boxer. Ia melirik Valeria dan tersenyum geli melihat tingkahnya. Sean sengaja mengerjainya!!Sial! Suatu saat ia akan membalas semua ini!

"Sudah semua, Pak Sean." Pak Dira melapor setelah barang-barang Valeria selesai dipindahkan.

"Oke, kalian semua boleh pergi" Sean memberikan perintah. Semua pengurus rumahnya termasuk Pak Dira berbondong-bondong keluar dari kamarnya.

"Termasuk kau, Nyonya..." Sean menatap Bik Sani sambil bersidekap. "Mau ikut tidur disini juga?" Sean menaikkan sebelah alisnya.

Bik Sani tersadar "Eng...Enggak, Tuan...makasi" Ia menoleh pada Valeria "Non, baik-baik ya" pamitnya.

Valeria meringis. Bik Sani lalu keluar dari kamar tergopoh-gopoh.

"Siapa dia? babysittermu?" Sean bertanya.

(END) SEAN AND VALERIAWo Geschichten leben. Entdecke jetzt