Part 4-Siapa Kau Sebenarnya?

337K 18.3K 359
                                    

Jangan lupa memberi bintang dan komen. 

Jangan lupa follow akun penulis : Matchamallow

Cerita ini adalah cerita pertamaku dengan tata bahasa yang memang tidak sempurna. 

***

18+


"Ini kamarku

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

"Ini kamarku."

Valeria ternganga.

Ia tidak percaya! Pria itu mengatakannya dengan begitu santai tanpa rasa bersalah.

Bagaimana ia bisa dengan bodohnya tidak memperhatikan tombol lift! Di lantai berapa ia sekarang?!

Ia harus mencari Gwen. Gwen.... Gwen pasti tidak akan mencarinya. Ia sudah berpesan pulang duluan dengan taksi tadi.

Ia harus lari dari sini. Kemana saja, entahlah. Valeria berbalik dan berlari menuju lift. Belum dua langkah ia merasa berputar dan terjatuh lagi.

"Sial! Kau sangat keras kepala!" Pria itu menangkap pinggang Valeria dan menggendongnya ke kamar. Valeria meronta, tapi hanya sebentar. Ia merasa bergerak sedikit saja membuatnya lelah.

"Lepaskan aku! Lepaskan!" Pria itu melepaskannya di tempat tidur yang empuk. "Aku akan celaka jika aku tidak pulang!"

"Kau takut kekasihmu itu akan memarahimu?" Pria itu melepas jasnya.

"Kau tidak mengerti. Kau tidak boleh melakukan ini. Kau akan menyesal nantinya!!" Valeria menggeleng.

"Menyesal?" pria itu duduk di samping tempat tidur. Valeria mundur ketakutan. Pria itu mendekat dan memerangkap Valeria dengan kedua tangan di kanan kiri. Valeria menampar wajah pria itu sekuat tenaga. Kurang maksimal karena ia begitu lemah. Tapi ia merasa itu cukup terasa. Seandainya ada sesuatu seperti pot bunga atau jambangan di sekitar sini, Valeria dengan senang hati akan mendaratkannya di kepala pria itu. Tapi kamar ini begitu sepi dan minimalis. "Kupikir kau orang baik.Aku sempat mempercayaimu tadi. Teganya kau! Aku membencimu!!" Valeria berteriak histeris.

"Aku tidak pernah mengatakan diriku orang baik. Dan aku sebenarnya tidak merencanakan ini semua. Kau yang menyebabkannya, Jeanita..." Sean mengelus-elus pipi Jeanita. Ia melepas topengnya. Sean menatap tak percaya. Gadis ini benar-benar cantik. Walaupun kamar ini gelap dan hanya terkena cahaya lampu tidur, ia bisa melihat wajah lembut gadis itu. Matanya besar dan ekspresif, bulu matanya lentik. Ia adalah segala sesuatu yang diinginkan pria....atau mungkin dirinya terlalu berlebihan.

Valeria memberontak membabi buta sekuat tenaga. Ia memukul, mencakar, menendang...tapi ia terlalu lemah untuk melanjutkan.

"Kumohon, lepaskan aku, aku benar-benar harus pulang!" Valeria mulai menangis putus asa.

(END) SEAN AND VALERIAHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin