Part 8-Pertemuan

372K 22.5K 1K
                                    

"Kau setuju menikah dengan Sean Martadinata?!" Suara Andre yang menggelegar mungkin bisa terdengar hingga rumah tetangga. Saat itu mereka sedang santai sehabis makan di ruang keluarga. Valeria sudah ingin mengutarakan sejak makan malam tadi tapi takut ada yang tersedak jika mendengar keputusannya. Jeanita dan Amelia juga sontak terkejut mendengarnya.

"Papa tidak setuju! Papa tidak akan mengizinkanmu!" Andre membanting majalah yang dibacanya.

"Benar, Valeria. Kenapa tiba-tiba kau setuju menikah dengannya?" Jeanita menambahkan.

"Aku...." Valeria menunduk. Keluarganya pasti makin tidak setuju jika ia mengungkapkan alasan sebenarnya bahwa ia melakukannya demi mereka. "Dia terus menghubungiku dan meyakinkanku untuk menikah dengannya. Kurasa...niatnya tulus."

Tulus? Kata itu sangat jauh dari bayangan Jeanita tentang Sean Martadinata. Pasti telah terjadi sesuatu. "Apa kau melakukannya untuk keluarga kita, Vally?" Jeanita bertanya.

Valeria menatapnya terkejut. "Ti...tidak Kak. Aku....cuma memikirkan tentang masa depan anakku. Aku bisa menjadi single parent tapi aku tidak bisa membayangkan anakku akan dicap anak haram oleh lingkungannya nanti. Lagipula, aku tidak ingin jauh dari kalian semua. Jika aku menjalankan sesuai rencanaku semula, aku harus tinggal di luar negeri dalam jangka waktu yang tidak bisa kuprediksi. Aku lebih takut itu semua dibanding menjalani sembilan bulan pernikahan dengan Sean Martadinata." Setetes air mata berlinang dari pipi Valeria. Ia mengusapnya.

"Jika kau ingin menikah, Papa bisa mencarikan orang lain untukmu yang lebih baik dibanding setan itu!"

Valeria tersentak. Jika Papanya melakukan itu maka ia tidak tahu lagi apa yang akan diperbuat Sean lebih jauh.

"Tunggu Pa, jangan lakukan itu. Belum tentu itu jalan yang lebih baik bagi Vally." Amelia pun cemas.

"Aku ingin menikah dengannya, Papa! Aku tidak mau dengan orang lain!" Valeria tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya. Semua menatapnya "Kumohon mengertilah."

Andre menatap putrinya. Valeria bukan anak yang keras kepala tapi hari ini ia melihat anak bungsunya itu amat bertekad akan keinginannya. Ia menghela napas. Bahunya terkulai. "Baiklah. Jika itu memang keinginanmu. Tapi Papa harus bertemu dengannya dulu. Papa ingin berbicara banyak hal dengannya." Andre menyerah.

Valeria mendesah lega.

Amelia tersenyum namun juga tampak kekhawatiran di wajahnya.

Jeanita memalingkan mukanya dengan pilu. Ia tak percaya ini semua. Adiknya yang paling disayanginya dan paling ia lindungi sekarang jatuh ke tangan manusia paling tidak bermoral yang ia kenal semasa hidup. Jeanita ingin berteriak kepada takdir aneh ini.

***

Hanya berselang sehari banyak orang-orang dari EO menelponnya dan berdatangan ke rumahnya. Valeria membuat janji untuk pemilihan gaun dan pengepasan, daftar pihak tamu yang diundang, hingga pemilihan cincin. Hari ini ia memilih gaun pengantin.

"Ini, Sis...gaun ini model terbaru. Paling mewah dan cocok buat Sis." Wanita dari EO menunjuk gambar salah satu gaun pengantin dari tabletnya. Gaun itu terlihat ribet dan susah dipakai berjalan. Valeria menggeser ke gambar selanjutnya dan hampir semua gaun itu begitu berat dan berumbai-rumbai. Tulang-tulangnya bisa rontok jika memakai baju yang kelihatannya berat itu seharian. Apalagi sepatunya. Tinggi haknya tidak ada yang kurang dari 10 senti. Ia bisa mati kena varises! Apa tidak ada flat shoes atau mungkin sneakers untuk pengantin?

Valeria lebih pusing lagi saat ia memilih cincin. Ia tidak mengerti tentang perhiasan. Yang terpukau malah Mamanya dan menangis haru melihatnya. Dasar ibu-ibu. "Semuanya merk terkenal, Vally!!! Ya ampun model ini yang mama ingin punya! Lihat ini" Mama memakainya di jari manisnya. Valeria hanya geleng-geleng melihatnya. "Ini platina dihiasi berlian ya Bang? Kalau saya ingin beli langsung bisa beli dimana dan berapa harganya kira-kira, Bang?" Jiwa shopaholic Mama mulai berkobar. Valeria hanya bisa menghela nafas. Pria dari EO itu memberi kartu nama dan menyebutkan jumlah uang dengan harga yang fantastis. Valeria merengut. Untuk apa Sean membeli barang-barang semahal itu jika pernikahan mereka hanya untuk sementara!? Orang aneh!

(END) SEAN AND VALERIAWhere stories live. Discover now