Part 18-About Fabian

366K 18.2K 756
                                    

"Valeria..."

"Iya, Sean." Valeria meliriknya sambil memakan jamur dari mangkuknya.

"Kau tidak marah karena kejadian tadi?" Sean bertanya padanya. Maksudnya adalah kejadian saat ia membuat keributan di acara pesta karena pertengkaran para mantannya.

"Tentu saja tidak, buat apa aku marah?" Valeria tersenyum sambil melanjutkan mengaduk-aduk isi steamboat mencari makanan favoritnya.

Saat dirinya sedang dikerubuti oleh wanita-wanita itu. Valeria tiba-tiba muncul entah dari mana dan menggamit tangannya lalu mengajaknya berlari. Sean tentu saja terkejut. Apalagi setelah teringat bahwa gadis tersebut sedang hamil, ia langsung saja memutuskan menggendongnya seperti anak-anak. Para mantan Sean hanya melongo melihatnya. Valeria tertawa.

Mereka kabur dari pesta sebelum sempat mengambil makanan dan akhirnya mereka memutuskan makan malam di sebuah restoran.

Suasana tiba-tiba hening. Valeria mendadak curiga dengan keheningan itu dan menatap Sean. Sean terlihat kesal. Apalagi sih yang membuatnya kesal?

Valeria mencondongkan tubuhnya agar dekat dengan Sean. "Kau seharusnya bahagia memiliki istri yang tidak pencemburu sepertiku. Di luar sana banyak suami yang tidak beruntung karena takut pada istri mereka, Sean."

Papaku contohnya...Valeria bergumam dalam hati.

"Tapi semua ini begitu tidak adil. Selama ini hanya diriku saja yang selalu menunjukkan kecemburuan padamu!" Sean membentak.

Valeria terpana menatapnya.

"Apa?" Sean mengerutkan alis melihat reaksi Valeria.

"Ya ampun! Kau baru saja mengakui kalau kau selama ini cemburu padaku!" Valeria terkikik.

Sial! Ia tidak sadar bahwa ia benar-benar mengakuinya. Sean bahkan tidak percaya mendengar kata-kata yang barusan diucapkannya.

Valeria menepuk-nepuk punggungnya. "Tidak apa-apa Sean. Jangan syok begitu. Kalau kau suka padaku katakan saja, aku pasti memakluminya."

Memakluminya?

Tapi apa yang dikatakan Valeria memang benar adanya. Sean merasa Valeria akhir-akhir ini sangat santai berada di dekatnya dan itu membuatnya senang.

"Iya, aku memang menyukaimu." Sean melanjutkan makanannya tanpa melihat Valeria yang merona mendengarnya.

Valeria tiba-tiba merasa tidak bisa berkonsentrasi. Ia jadi tidak bisa melanjutkan makannya. Pipinya jadi memanas. Ini semua gara-gara Sean. Ia jadi tidak nafsu makan bukan!

"Valeria..." Sean terlihat mendesah pasrah.

"Ada apa lagi Sean?" Valeria mulai jengkel karena Sean begitu bawel.

"Kau menghabiskan semuanya! Aku belum sempat makan sedikitpun. Memangnya ada black hole di perutmu ya? Kemana larinya semua makanan itu?" Sean membentak kesal.

Aih...ternyata ia tidak nafsu makan karena sudah menghabiskan isi satu steamboat. Ia sudah memfitnah Sean. Valeria merona malu.

"Tapi tidak apa-apa, wajar sih karena yang makan dua orang." Ia mengelus-elus perut Valeria sambil tersenyum. Valeria merasa tidak nyaman akan sentuhan itu tapi ia menyukainya.

Sean semakin lama mengerutkan kening menatap perutnya. "Tapi perutmu belum membesar juga." Ia menatap Valeria dengan raut wajah curiga. "Kau benar-benar hamil kan? Atau kau pura-pura mengaku hamil supaya bisa menikah denganku?"

Valeria memukul-mukul punggung Sean dengan kesal. Huh! Memangnya Sean pikir dirinya cakep banget apa?!

***

(END) SEAN AND VALERIAHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin