Part 27.5 - Runaway

336K 16.8K 605
                                    

Sean mengajaknya memasuki ruangan yang terlihat seperti kamar tidur. Sepertinya kamar itu milik Sean jika ia menginap di tempat ini.

Ia mendengar Sean mengunci pintu.

Tunggu dulu? Mengunci pintu?

Dan melempar kuncinya ke jendela balkon. Valeria ternganga menatap kunci yang melayang dan menghilang di taman.

Ia merasa mengalami de javu.

Dan dalam ingatannya hal yang terjadi sesudahnya jauh dari kata menyenangkan.

Ia menoleh pada Sean dan mendadak panik mengetahui Sean menatapnya dengan matanya yang sedingin es.

Sean maju selangkah dan Valeria ketakutan hingga mundur selangkah. Valeria merasa konyol melakukannya, tapi mau bagaimana lagi?!

Sean tiba-tiba tidak mengintimidasinya lagi dan duduk di sebuah kursi di ruangan tersebut. "Bicaralah, Valeria."

Valeria merasa kebingungan dengan kata-kata Sean. Sean menyuruhnya berbicara?

"Bicaralah apapun yang ingin kausampaikan padaku. Aku akan mendengarkanmu tanpa menyanggah ataupun memotongnya." Sean menambahkan.

Valeria menatap lantai dengan kebingungan. Tangannya meremas kain bajunya. "Apa yang ingin kau ketahui, Sean?"

"Bukan apa yang ingin kuketahui, Valeria. Tapi bicaralah apa yang kau ingin aku ketahui."

Valeria terdiam menatapnya dan Sean juga menatapnya.

Valeria memikirkan perkataan Sean yang menyuruhnya berbicara apapun yang ia ingin katakan pada Sean. Sesungguhnya banyak yang ingin ia sampaikan, tapi mendadak segalanya terlupakan dan ia kebingungan harus memulai dengan apa.

"Mulailah dengan hal seperti mengapa kau meninggalkanku." Sean akhirnya terpaksa membuka percakapan karena Valeria tidak kunjung mengatakan apapun.

"Aku tidak meninggalkanmu, Sean. Aku ada di sini." ucap Valeria. "Aku tidak bermaksud untuk melakukan ini, tapi setelah aku melihat anakku. Aku tidak ingin berpisah dengannya. Aku..." Ia menatap Sean dengan sendu.

Valeria ragu-ragu untuk mengucapkannya, tapi ia harus mengucapkannya sekarang karena ia sudah tidak tahan lagi menjalani hidup tanpa kepastian.

"Kumohon jangan menceraikanku, Sean!!"

Valeria memejamkan mata. Akhirnya ia mengucapkannya...

Sean menatapnya tanpa bergerak sedikitpun saat mendengar hal tadi dan Valeria tidak bisa mengetahui apa yang dirasakan oleh Sean karena ia hanya terdiam.

Valeria tidak peduli lagi. Ia sudah terlanjur mencelupkan sebagian tubuhnya ke dalam air dan ia akan membuat dirinya tenggelam sekalian. Ia akan mempermalukan dirinya secara seutuhnya sekarang.

"Kauingat, kau pernah menawarkan kalau aku ingin menjadi istrimu seterusnya, aku tinggal memintanya padamu dan aku menjawab sadarkan aku bila itu terjadi karena aku pasti sudah gila jika melakukannya. Dan saat ini aku memang sudah gila, Sean." Valeria berjalan mondar mandir untuk mengatasi kegugupannya.

"Aku juga pernah memikirkan siapa gadis bodoh yang akan jatuh cinta pada pria sombong, arogan, diktaktor dan mesum sepertimu."

Valeria menghentikan langkah mondar-mandirnya.

"Dan sekarang akulah gadis bodoh itu!!" Valeria berteriak frustrasi.

"Aku mencintaimu." Valeria mengusap wajahnya yang memerah dengan punggung tangan. Wajahnya terasa panas.

***

"Aku juga pernah memikirkan siapa gadis bodoh yang akan jatuh cinta pada pria sombong, arogan, diktaktor dan mesum sepertimu."

Sean mengernyitkan alis mendengar celaan Valeria.

"Dan sekarang akulah gadis bodoh itu!!"

Sean mencerna kata-kata Valeria.

Dan terhenyak mengartikannya...

Astaga! Ia tidak salah mendengarnya bukan? Atau ia salah mengerti apa yang dikatakan oleh gadis itu?

"Aku mencintaimu." ucap Valeria.

Kata-kata terakhir Valeria menjawab pertanyaannya tadi.

Tapi gadis itu tidak berpura-pura atau berbohong hanya untuk bisa bersama anaknya saja bukan?

Sean menatap mata Valeria dan Valeria menatapnya meski wajah gadis itu merah padam. Jika berbohong, Valeria pasti menatap ke arah lain.

Sean tidak percaya semua ini. Valeria mengatakan mencintainya...

Valeria mencintainya...

Rasanya ia ingin terus mengulang di pikirannya kata-kata yang begitu indah tersebut. Ia bahkan hampir melompat gembira karenanya. Sesuatu yang paling diinginkan dalam hidupnya telah didapatkannya. Dan ia tidak bisa lebih bahagia lagi dibanding ini.

"Meski kau tidak mencintaiku, Sean." Sean mendengar Valeria melanjutkan kata-katanya kembali.

Sean langsung berdiri dari kursi mendengarnya.

Valeria mulai terlihat panik "A..Aku juga tidak akan memaksamu harus membalasku."

Sean mulai melangkah maju mendekatinya.

Valeria menelan ludah dan mundur selangkah. "Meski kau tidak menyukai kata cinta dan tidak mempercayainya."

Sean terus mendekatinya dan Valeria kebingungan berjalan mundur hingga mencapai sudut ruangan. "Aku tidak bisa menyangkalnya!! Aku tetap mencintaimu dan akan terus seperti ini!!" Valeria berteriak frustrasi.

Sean langsung meraihnya dan menciumnya. Ia mencium Valeria dengan sepenuh hati dan mencurahkan seluruh perasaannya pada gadis itu. Valeria membalasnya sambil menangis seperti anak kecil. Ia mengangkat tangannya dan melingkarkannya ke bahu Sean, menariknya lebih dekat.

Sean juga sangat merindukannya.

Gadis ini, Valeria...yang menyandang nama belakang keluarganya, istrinya, ibu dari anaknya dan gadis yang paling diinginkannya di dunia sudah berhasil menaklukkannya tanpa ia sadari sejak dulu. Dan mengetahui gadis ini mencintainya membuatnya rela jika harus meninggalkan dunia ini sekarang juga. Ia sudah menemukan apa yang dicarinya dalam hidup. Dan semua itu ada pada Valeria.

Ia melepaskan bibirnya dari Valeria dan menatapnya.

Valeria melanjutkan ucapannya.

"Aku tahu kau mencintai seseorang di masa lalumu dan tidak bisa melupakannya, Sean. Aku tidak akan mengusikmu tentang hal itu. Kau boleh tetap mengingatnya asalkan kau mengijinkanku bersamamu." Valeria mengusap air matanya.

Sean membeku mendengarnya...

Valeria mengetahui tentang Katherine...

Pasti Mamanya yang menceritakannya.

"Sejauh mana kau mengetahui tentang Katherine?" tanya Sean.

Valeria mendongak kebingungan. "Katherine?"

Pertanyaan Valeria membuat Sean mengerti Valeria belum mengetahui segalanya.

"Valeria..aku akan menceritakanmu sesuatu...dan aku tidak akan menyalahkanmu jika kau akan membenciku setelah ini." Sean melepasnya dan memalingkan wajahnya.

Valeria menatapnya kebingungan tapi ia mengangguk.

***

Semoga suka ya. Keep Vote and Comment

(END) SEAN AND VALERIAWhere stories live. Discover now