Part 20.3 - Realize

135K 10.3K 137
                                    

"Val...Kakakmu belum punya pacar kan?" Indira berbisik di sebelahnya.

Mereka sedang makan di sebuah restoran Eropa termahal yang dipilih oleh Valeria untuk menjalankan acara balas dendamnya ke Felix. Apalagi teman-temannya juga ikut, Felix pasti sukses bokek sebulan.

"Apaan sih, nanya kayak gitu!" Valeria berdecak. "Apanya yang sahabat sejati, jadi tujuan kalian datang kesini itu ternyata cuma buat pedekate sama Kakakku toh!"

"Nggaklah, Vale!! Tujuan utama kita tetap menemani kamu kok, tapi kan dapet ngelihat Kakakmu itu bonusnya." Maudy memprotes sambil memegang tisu yang menutupi hidungnya yang mimisan.

"Selama ini elo nggak bilang kalo punya Kakak yang punya ketampanan tingkat dewa kayak gitu, Val! Seharusnya elo bilang sejak dulu ama gue sahabat sejati elo!!" Gwen mengomelinya.

Kenapa malah jadi dia yang disalahkan?

Lagipula bisa-bisanya sih mereka bilang kalau Kakaknya itu tampan. Yang benar saja, ah?! Valeria memandang Felix yang bergaya sok cool dan merasa mual.

Mereka lalu berhenti ngerumpi karena pelayan sudah datang bersama makanan pembuka mereka. Sejenis sup yang encer dan sangat sedikit. Valeria yang doyan makan semenjak mengandung tentu saja tidak puas. Dengan tidak sabar ia menunggu menu utama dan setelah datang, ia terkejut melihatnya.

Menu utama itu dihidangkan dengan piring yang sangat lebar, tapi isinya seiprit. Hanya gundukan kecil di tengah-tengah piring dan dihias dengan saus-saus dan daun entah apalah.Ia tidak tahu namanya. Terus ngapain juga pakai piring lebar-lebar kalau segini isinya??!! Ia ternganga menatapnya untuk sejenak dan akhirnya mengambil sendok garpu dengan pasrah. Lumayanlah untuk ngganjal perut daripada nggak ada.

Dan Valeria akhirnya memutuskan bahwa ia tidak akan pernah makan di tempat ini lagi setelah menghabiskan dessertnya. Perutnya masih keroncongan dan berdemo minta diisi! Nanti setelah pulang dari sini ia harus membeli roti lagi. Harus!

Ia lalu memanggil pelayan untuk meminta tagihan.

"Kak, udah selesai makan nih. Bayar ya." Valeria tersenyum senang.

Felix terkejut menatapnya. "Lho, kok Kakak yang bayar, bukannya kamu, Le?"

Valeria juga tidak kalah terkejut. "Kakak ini gimana sih?! Masa cewek yang bayar? Lagian kan Kakak yang ngajak keluar hari ini!!" Ia memprotes.

"Kakak memang ngajak kamu keluar jalan-jalan, tapi kan yang milih tempat makan ini kamu. Lagipula kamu jangan pelit gitu ah, Le. Kamu kan juga udah jadi istri pengusaha kaya kayak gitu." Felix tanpa sadar mengucapkannya.

Semua teman-temannya terkesiap mendengarnya, termasuk Valeria juga.

"Kakak!!!!!" Valeria berteriak sehingga membuat semua orang yang makan di restoran menatap mereka.

Felix menutup mulutnya. "Sorry, Le. keceplosan. Temen-temenmu nggak tau ya ternyata?" Felix nyengir tanpa rasa bersalah.

"Ya, ampun, beneran itu, Val?! Elo udah nikah, Vale? Ama Sean itu ya Val?" teman-temannya mulai mengeluarkan pertanyaan bertubi-tubi padanya. Gwen hanya meringis menatapnya dengan iba.

"Iya, aku udah nikah sama dia. Dia suamiku." Valeria akhirnya menjawab dengan pasrah. Sudahlah, ia tidak bisa menutupinya, lagipula ia juga sudah lulus.

"So Sweet banget, Vale. Bla bla bla..." Teman-temannya mulai mengoceh tentang hubungannya dan Sean. Valeria hanya bisa meringis mendengarkannya satu persatu. Felix sialan!!!!

Ia memutuskan akan membayar makanan itu dengan uangnya sendiri. Daripada mereka berakhir dengan mencuci piring atau bekerja rodi di tempat seperti itu. Kok malah yang sial dirinya sih? Padahal kan rencananya mau balas dendam ke Felix!?

(END) SEAN AND VALERIAWhere stories live. Discover now