PART 19- Dating

371K 17.9K 257
                                    

"Nah lo!!! Val, elo harus jelasin ke kita-kita sekarang juga." Indira, Maudy dan Dinda tiba-tiba mengerumuninya saat memasuki kelas.

Valeria mengerutkan alisnya kebingungan. "Penjelasan apaan?"

"Jangan pura-pura dong. Kamu tahu sendirilah, Val. Kemarin pas kamu pulang dari pensi, sekitar lima orang anak kelas kita menyaksikan dirimu berciuman sama cowok yang ngejemput kamu itu." sahut Indira. "Ya, ampun, Vale yang selama ini diam-diam begini ternyata agresif juga ya?"

Valeria merona akibat ucapan terang-terangan Indira.

"Iya, Val. Nggak cuma temen sekelas kita. Anak-anak kelas lain yang kenal elo juga sempet nanya-nanya kesini." temannya yang lain menimpali.

"Ceritain Val, siapa dia?! Siapa?!!" semua teman-teman wanita sekelasnya tiba-tiba berbarengan mendesaknya.

Valeria tidak tahu harus berkomentar apa. Kalau tahu seperti ini, tadinya ia pasti memilih untuk bolos sekolah kembali. Apalagi hari ini hari Sabtu dan masih acara pensi hari kedua. Duh! Nggak penting-penting amat sebenarnya. Mereka saja sekarang ke sekolah dengan memakai pakaian bebas.

Sekarang ia masih harus menyembunyikan kiss mark di lehernya yang sudah agak memudar. Sejak malam lalu, ia sudah melarang Sean untuk membuat kiss mark lagi di tempat-tempat yang terlihat sampai ia benar-benar lulus sekolah dan Sean menyetujuinya setelah Valeria mengancam tidak akan mau tidur dengannya lagi jika tidak setuju.

Sekarang bagaimana ia membuka cardigannya kalau dikerubuti seramai ini?!

"Kalau nggak salah, kamu juga datang bersama dia ke acara pesta pernikahan tempo hari itu kan. Sepertinya namanya Senna atau siapa gitu." Maudy menambahkan.

"Sean!! Namanya Sean!!" Valeria refleks merevisi Maudy yang salah menyebut nama Sean. Ia tersadar dan langsung menutup mulut dengan kedua tangan. Ups...

"Oh, Sean ya, Val. Aku cuma inget yang namanya Daniel. Dia cakep banget! Untung aku datang ke pesta itu sama Gwen. Kami beruntung banget ketemu Daniel. Wajahnya Indo, dia ada darah bule ya, Val?" Maudy bertanya kembali.

"Aduh, jangan nanya-nanya Daniel. Aku baru kenal sama dia beberapa hari kok. Nggak tau kalo Daniel." Valeria menggeleng-gelengkan kepala. Lagipula mendengar kata Daniel membuatnya alergi.

"Minggir, Maud!! Dari tadi kita itu nanya tentang cowok yang dia cium di acara kemarin. Kamu malah nyerocos aja nanyain cowok lain." Teman-temannya yang lain protes padanya. Maudy hanya terkikik.

"Jadi namanya Sean ya, Val?" Indira tersenyum manis padanya kembali. Senyum itu entah kenapa bukannya terlihat manis malah menyeramkan. Indira memang ratu penginterogasi di sekolahnya.

"Hei, hei, anak orang jangan diganggu dong. Pagi-pagi udah gosip aja kalian." Gwen tiba-tiba datang dan duduk di bangku sebelah Valeria. "Dia memang pacarnya Vale. Suka-suka Vale dong mau pacaran dengan siapa, kok kalian yang repot."

"Wawww!! Jadi beneran dia pacarmu? Bilang dong sejak tadi. Gitu aja kok susah amat sih kamu, Val" Dinda dan teman-temannya malah semakin mengerubunginya.

"Berarti kamu mutusin Fabian gara-gara Sean ini ya, Val?" Indira bertanya kembali.

Valeria memikirkan pertanyaan Indira. Memang ia memutuskan Fabian karena Sean, tapi dalam ekspektasi yang berbeda dari yang diperkirakan Indira. Ia memutuskan Fabian karena terpaksa menikah dengan Sean, tapi Indira pasti menganggapnya karena ia menyukai Sean. "Iya, karena dia..." Valeria mengangguk-angguk.

Ketiga temannya bersorak dengan gaduh, lalu terdiam sejenak karena seisi kelas menatap mereka.

Indira melanjutkan setengah berbisik. "Tidak kusangka kamu menyukai tipe cowok seperti itu ya, Val. Dia berbeda 180 derajat denganmu."

(END) SEAN AND VALERIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang