Part 22.1 -Don't Leave Him

326K 17.4K 739
                                    


Jadi Sean. Sekarang ceritakan padaku siapa wanita itu."

Pertanyaan itu tiba-tiba melayang dari bibirnya dan ia langsung mendapat perhatian dari Sean.

Sean terdiam sejenak dan terlihat seperti memikirkan sesuatu. Valeria menunggunya.

"Aku hanya takut jika aku menceritakannya, kau akan..." Sean menatapnya dalam-dalam.

Valeria menunggu kelanjutan kata-kata Sean dengan resah. Ia tidak berani bergerak sedikitpun dari kursinya.

"Kau akan...tidak mengerti." Sean menuntaskan kata-kata yang ditahannya tadi.

Valeria hampir terjungkal mendengarnya. Susah-susah ia tegang seperti tadi dan Sean hanya mengatakan ia takut Valeria tidak mengerti apa yang akan diceritakannya? Sebodoh itukah dirinya di mata Sean? Memang sih di sekolah ia tidak terlalu berprestasi, tapi ia bukan termasuk murid yang bodoh. Bahkan dimarahi guru pun jarang-jarang selama ia bersekolah.

"Ceritanya amat rumit dan berat, Valeria."

"Ceritakan saja semampumu, Sean. Dan aku akan mendengarkan. Entah diriku ini mengerti atau tidak, itu masalahku nanti." Valeria menjawab dengan sopan sambil tersenyum menahan kekesalannya.

"Omong-omong sebelum kulanjutkan, aku ingin bertanya benarkah kau cemburu pada wanita yang kutemui di sana?" Sean bertanya padanya.

Valeria tidak bisa berpura-pura tersenyum lagi. "Aku tidak pernah mengatakan aku cemburu, Sean. Aku hanya mengatakan aku 'ke-be-ra-tan' jika kau berhubungan dengan wanita lain selain diriku."

Tunggu dulu!! Tunggu!!!! Bukannya itu sama saja ia menerangkan definisi dari kata cemburu? Apa bedanya coba?! Valeria menoleh pada Sean yang hanya senyum-senyum mendengarnya. Ishhhhh!!! Sean pasti merasa sangat bangga.

Ia benar-benar kesal Sean menekankan kata 'cemburu' padanya.

Baiklah!! Ia memang cemburu tapi apa Sean tidak bisa tidak menegaskannya terus menerus? Menyebalkan.

"Bisakah kau katakan saja siapa dia?!" Valeria mulai tidak tahan.

"Rosalyn adalah seorang wanita kelahiran Perancis, janda dari seorang miliuner Rusia, yang sekarang tinggal di Kanada." jawabnya.

Jadi gadis itu bernama Rosalyn. Valeria baru mengetahuinya sekarang.

"Dan hubungannya denganmu adalah?" Valeria semakin gemas karena Sean tidak juga menjelaskan secara lengkap tentang wanita itu. Sepertinya Sean sengaja memperlambat ceritanya agar Valeria penasaran.

"Ia mertua kakakku, Michelle." jawabnya.

Mertua....Kakak...?

Valeria memikirkan kata itu dan membentuk sebuah kesimpulan.

"Jadi kalau begitu, Rosalyn itu adalah..."

"Seorang nenek-nenek berusia 80 tahun, Valeria." Sean tertawa dan memeluknya. Valeria terkesiap karena Sean melakukannya tiba-tiba. "Kau benar-benar merasa tersaingi dengan seorang wanita lanjut usia?"

Valeria meronta melepaskan diri dan membalikkan badannya menghadap Sean. "Ini belum selesai, Sean. Dan urusan apa yang kaulakukan hingga harus menemuinya yang berada di ujung dunia?"

"Karena ia yang memintaku kesana, Vale." Sean menjelaskan kembali. "Ia sengaja mengasingkan diri di sana karena ia tidak ingin seorang pun keluarganya mengetahui dimana dirinya. Aku sudah mencoba menghubunginya untuk menanyakan tentang Michelle agar tidak perlu kesana dan ia memaksaku datang untuk menemuinya secara langsung dan hanya diriku sendiri. Ia melarangku mengajak siapapun."

(END) SEAN AND VALERIAWhere stories live. Discover now