BadBoy 1

470K 21.9K 1K
                                    

Gadis berambut pirang terang terlihat tergesa-gesa berjalan menyalip setiap orang yang dirasa menghalangi jalannya. Sepatu hak tinggi yang dikenakan gadis itu nampaknya tidak menjadi penghambatnya untuk segera menghampiri mesin jam digital yang sebentar lagi akan menunjukan pukul 8:00 pagi, dan lebih dari itu, gadis itu akan terhitung terlambat.

Hal yang tidak gadis itu inginkan untuk mempengaruhi laporan magangnya pada bulan ketiga ia magang di perusahaan besar dan berkompeten itu.

"Yak... Touch down!!!" Serunya begitu ia berhasil meletakkan ibu jarinya di mesin sidik jari, tepat 1 detik sebelum jam berubah menjadi angka 8.

"Pada dasarnya, kita masih diberikan toleransi 15 menit untuk terlambat punch in, Meg. Kau baru saja menyia-nyiakan semangat kerjamu untuk berlari."

Gadis yang disebut Meg tersebut menoleh kearah kanan begitu bunyi Bip yang menandakan kalau absennya sudah masuk terdengar.

"Dan pada dasarnya, aku adalah calon karyawan teladan yang menjunjung tinggi ketepatan waktu," balas Gadis itu sambil menyingkir agar laki-laki yang merupakan seniornya, dapat melakukan absen.

"Oh, apa tadi kau tidak lihat? Mesin mendaftarmu pukul 8:00 lewat 3 detik. So, basically, kau sudah terlambat." Laki-laki itu terkekeh ketika melihat gadis di sampingnya merutuk. "Megan Penelope tenang saja, sebagai senior yang baik, aku akan pura-pura tutup mata akan hal itu."

Perlahan senyum diwajah Megan mulai terlihat. "Aku tahu kau tidak akan tega kepadaku, Bos."

Laki-laki itu berdesis. "Aku berubah pikiran. Aku akan memasukan keterlambatanmu pada laporan bulan ini." Begitu selesai mengabsen, laki-laki itu berjalan melalui Megan kedalam ruang kerjanya.

Megan terkejut dan ia langsung mengekori langkah laki-laki itu dengan cepat. "Ah, maaf, Ed. Aku lupa akan aturan yang satu itu. Ed, kan? Aku berjanji tidak akan memanggilmu bos lagi. Jadi please, lepaskan kesalahanku yang satu itu, ya?"

Kedatangan dua orang itu cukup mengundang tatapan setiap orang yang sedang sibuk di kubikelnya masing-masing. Sebagian ada yang tertawa, ada yang memilih mencuekinya.

Bukan rahasia lagi memang kalau Ed, atau Edward, Marketing Manager perusahaan itu tidak suka kalau dipanggil dengan sebutan Bos yang menurutnya terdengar sangat otoriter. Semua orang tahu, bahkan hal itulah yang pertama kali Ed tekankan saat perkenalannya dengan karyawan magang, termasuk Megan.

Sementara itu, Megan sendiri juga memang dikenal friendly pada siapapun dan apapun kedudukan mereka, termasuk Ed sendiri yang notabene adalah Atasannya.

Ed menatap gemas kearah Megan dan memutuskan untuk menyentil kening gadis itu. "Kembali ke mejamu."

"Tapi kau berjanji tidak akan-"

"Kalau kau tetap berbicara di depanku, maka aku akan benar-benar memasukan keterlambatan 3 detikmu ke dalam laporan," potong Edward sambil berkacak pinggang. Ia berhenti tepat di depan ruang kerja pribadinya sebelum Megan mengekori lebih jauh.

Tanpa berbicara lagi, Megan langsung berbalik dan berlari dari hadapan Edward yang tertawa melihat tingkahnya.

Megan kembali ke meja kerjanya lalu menyalakan komputer miliknya.

"Jam berapa kau pulang semalam?"

Megan menoleh ke sebelah kirinya, mendapati Claire, rekan kerja yang juga teman kuliah yang melakukan magang bersama di perusahaan itu sedang menatap penuh selidik kearahnya.

"Kau pulang terlalu cepat semalam dan melewatkan keseruannya," desis Megan tidak menjawab pertanyaan temannya secara langsung.

"Well, itu sudah jam 11 malam, -aku berani jamin itu sama sekali bukan pagi karena aku sudah mengantuk-, dan aku tidak melihat tanda-tanda kalian akan segera pulang. Maka itu aku-"

Bad Boy CEO And I [#MFFS 3]Where stories live. Discover now