Badboy 9

229K 16.3K 349
                                    

Maaf ya aku lagi sibuk belakangan.

Aku minta Votenya ya. Jangan lupa 😊😊

***

Kening Alceo berkerut seraya terus menatap kertas dan juga deretan kalimat dihadapannya. Otaknya terus bekerja, bahkan 4x lebih keras dari saat ia harus memikirkan bagaimana cara memenangkan tender besar dari Rusia beberapa bulan lalu.

"Mom, Dad, Auryn pul-" suara nyaring seorang perempuan membuyarkan konsentrasi Alceo. Laki-laki itu mendongak kearah perempuan yang kini berdiri di ambang pintu dengan kernyitan di keningnya. Perempuan itu kemudian kembali keluar dari Mansion mewah itu dan masuk lagi setelah meyakinkan satu hal.

"Kenapa kau keluar lagi?" Tanya Alceo pada adik kembarnya yang sudah berjalan menghampirinya.

"Hanya memastikan aku tidak salah rumah. Tidak biasanya kau pulang kesini?" Auryn menggidikkan bahu seraya membungkuk untuk memeluk Alceo yang sedang terduduk di sofa sambil mengecupnya.

"Jadi aku tidak boleh pulang? Begitu maksudmu?" Tanya Alceo sedikit ketus.

Auryn baru akan melempar bokongnya ke sofa, namun mendengar keketusan suara Alceo, Auryn tidak jadi duduk di hadapan laki-laki itu. "Kenapa kau sensitif sekali? Aku hanya bertanya, karena terakhir kali kau pulang itu hampir 4 bulan yang lalu ketika kau ada proyek besar dari Rusia dan kau meminta Daddy untuk membantumu," gerutu Auryn sambil berkacak pinggang. "Aku kira kau lupa kalau kau punya keluarga disini."

Berdebat dengan adik kecilnya bukanlah hal yang ingin Alceo lalui sekarang. Apalagi memang Auryn benar. Alceo seharusnya pulang lebih sering. Maka Alceo hanya bisa menghela nafas dan mengangguk kecil. "Maaf, belakangan aku sibuk."

Auryn menggidikkan bahu dan memutuskan untuk duduk di samping kakak kembarnya itu, alih-alih duduk di seberangnya. Alceo kembali fokus pada coret-coretan di hadapannya tanpa mengetahui kalau Auryn sedang melihat tulisannya.

"Salah bicara, malu, salah tingkah, mulai suka." Auryn membaca tulisan yang di tulis Alceo dengan kening berkerut. "Lalu ini apa yang kau coret, Vel? Tidak melihat?" Tunjuk Auryn.

Alceo terkejut. Ia langsung menarik lembaran itu lalu menyembunyikannya di balik tubuhnya. "A-apa?!" Tanya Alceo dengan suara yang cukup tinggi.

"Kenapa kau sembunyikan? Itu tadi apa? Proyek baru?" Kening Auryn semakin mengkerut seraya ia melanjutkan kata-katanya. "Kenapa sepertinya aneh sekali proyeknya? Lalu kenapa wajahmu memerah? Kau sakit? Atau-"

"Kau cerewet sekali!!!" Gerutu Alceo sebelum Auryn meraih keningnya. Wajahnya memang terasa panas. Rasa malu menggerogotinya.

"Kenapa kau marah-marah?" Protes Auryn kesal.

Alceo berdiri sambil menggumpal kertas yang tadi dicoretnya menjadi gumpalan bola tidak berbentuk, lalu menjejalkannya ke kantung celana. Ia kembali menatap Auryn dengan kesal. "Sudahlah, aku mau pulang," ucapnya seraya melangkah meninggalkan Auryn.

"Pulang kemana? Ini kan juga rumahmu? Kau tidak jadi berdiskusi dengan Daddy?" Tanya Auryn mengejar Alceo yang hampir sampai di pintu utama.

"Siapa yang bilang aku mau berdiskusi dengan Daddy?" Tanya Alceo ketus.

Auryn mengerucutkan bibirnya. Tidak senang menerima keketuskan Alceo yang tidak beralasan itu. "Kau kenapa sih?"

Alceo merasakan nafasnya sedikit memburu. Benar, ada apa dengannya? Kenapa ia jadi marah-marah pada Auryn?

"Kalau tahu aku tidak akan mendapat reaksi baik darimu, lebih baik aku pura-pura tidak melihatmu saja tadi! Menyebalkan! Sana pergi saja ke kandangmu! Aku tidak peduli!" Umpat Auryn kesal.

Bad Boy CEO And I [#MFFS 3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang