BadBoy 30

182K 12.9K 299
                                    

Selamat membaca, kesayangan ❤

***

Megan dikejutkan oleh dentingan gelas yang tiba-tiba diletakkan di sampingnya.

"Memerlukan teman bicara?" Tanya laki-laki itu sambil tersenyum ramah.

Megan yang semula menoleh, kembali membuang pandangannya ke lantai dansa, dimana rekan-rekan kerjanya sedang asik berjoged.

Laki-laki di sebelahnya mengangguk menanggapi Megan yang mengabaikannya. Kemudian ia menuangkan whiskey kedalam gelas kosong Megan. "Kalau kau tidak mau bicara, tidak masalah. Aku bisa menemanimu minum," ucapnya lagi.

Megan kembali menatap laki-laki di sebelahnya. Ia menyipit. "Kenapa kau kembali ke LA?" Tanya Megan langsung.

"Maksudmu?" Laki-laki itu terkekeh. "Aku selalu di LA, Megan."

"Berhenti mempermainkanku seperti apa yang kembaranmu lakukan, Austin. Aku tahu itu dirimu," gerutu Megan sambil menegak minumnya.

Austin yang tertangkap basah sebelum ia sempat beraksi hanya bisa terkekeh untuk kesekian kalinya. Ia cukup kagum dengan kemampuan Megan membedakan dirinya dan Alceo. Bahkan adik kembar mereka dan juga keluarganya yang lain saja sering kesulitan membedakan mereka.

"Kenapa kau tidak menikmati hari perpisahanmu?" Tanya Austin kembali mengisi gelas Megan.

"Aku menikmatinya," bohong Megan tanpa menatap Austin. Menatap wajah Austin, meski ia tahu itu bukan Alceo, tetap saja mampu menyentil perasaannya.

Austin memilih diam dan menerima kebohongan itu. Setelahnya ia hanya ikut diam menatap lantai dansa bersama Megan.

"Marvel menghilang, itu sebabnya aku kembali ke LA untuk mengatasi kekacauan yang dia tinggalkan." Austin menjawab pertanyaan Megan setelah diam cukup lama.

Megan menoleh dengan cepat dengan ekspresi terkejut.

Austin ikut menoleh dan terkekeh. "Bukan menghilang tanpa kabar. Ia hanya ingin meluruskan pikirannya akibat patah hati," ujar Austin sengaja menggoda Megan.

"Oh..." gumam Megan sambil meringis.

"Hanya aku, Auryn, dan Mike yang tahu perihal keputusan Marvel memilih untuk menghilang. Alasan patah hati itu juga sebenarnya hanya akal-akalan Auryn ketika memaksaku kembali kemari sebelum kedua orang tua kami menyadari kalau Marvel tengah bersikap tidak bertanggung jawab dengan meninggalkan perusahaan selama hampir 2 minggu," sambung Austin. Austin melirik kearah Megan. Wanita itu terlihat murung sambil menatap kedua tautan jemari di pangkuannya. "Lupakan mengenai Marvel, apa rencanamu setelah ini?"

Megan terkejut. Ia sedang sibuk berpikir jika alasan kepergian Alceo ada hubungan erat dengan penolakannya ketika Austin bertanya tadi. "Maaf?"

"Rencanamu," ulang Austin. "Kau sudah selesai magang, kuliahmu baru akan dimulai lagi minggu depan, kan? Setelah itu, apa rencanamu?"

"Oh... aku tidak tahu," jawab Megan jujur. Ia sendiri terlalu sibuk dengan masalah Alceo hingga membuatnya tidak sadar kalau waktunya sedang berlari. "Aku rasa aku akan kembali ke Manhattan menemui kedua orang tuaku."

Tiba-tiba Megan mendengar suara decakkan. Sebelum ia sempat menoleh, kedua tangannya sudah di genggam erat oleh laki-laki di sebelahnya. Megan mendongak hingga mata mereka bertemu.

"Bantu kami, Megan. Bantu kami membujuk Marvel untuk pulang. Dia berada di dubai sekarang berdasarkan laporan pilot pribadi kami," pinta Austin tidak mengindahkan keterkejutan di mata Megan. "Mungkin kau bisa memintanya untuk pulang."

"Kenapa aku?" Tanya Megan. Wajahnya perlahan terasa panas mendengar permintaan Austin.

"Marvel mengabaikan telepon dari kami. Mungkin dia mau mendengarkanmu?" Tatapan mata Austin melunak. "Kita semua tahu apa yang terjadi di antara kalian, Megan. Aku bisa merasakan apa yang Marvel rasakan saat ini. Disini..." ia menunjuk dadanya sambil tersenyum. "Ada perasaan hampa. Kosong. Sesak."

Bad Boy CEO And I [#MFFS 3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang