BadBoy 12

217K 14.8K 282
                                    

Jangan lupa Vote dan Comment ya 😊😊😊

Selamat membaca!

***

Memikirkan kesalahannya yang bisa dikatakan fatal karena telah menuduh CEO tempatnya bekerja secara asal, membuat Megan tidak bisa memejamkan matanya semalaman akibat penyesalan yang tidak bisa Megan gambarkan.

Akibatnya, ia malah dilanda kantuk yang sangat tidak tertahankan begitu pendingin kereta bawah tanah membelai seluruh kulitnya.

Ia melirik kearah kearah peta yang terletak diatas pintu kereta dan menghitung dalam hati.

Masih ada 15 menit sebelum kereta ini sampai. Megan membatin. 15 menit memejamkan mata dirasanya cukup daripada ia tidak fokus seharian nanti.

Maka ia memejamkan matanya, berharap begitu bangun dari tidur singkatnya, ia tidak perlu terlalu pusing lagi akan bagaimana menghadapi Alceo nantinya.

Sebenarnya kenapa juga ia harus pusing? Ia bekerja di lantai 11, sedangkan Alceo 30. Kemungkinan ia bertemu CEO supersibuk itu adalah sepersekian persen.

Begitu memikirkan itu, Megan barulah bisa sedikit lebih tenang.

***

Wangi maskulin menggelitik hidung Megan. Suara bisik-bisik dan perasaan seperti sedang di perhatikan juga mengusik tidur singkat Megan meski ada rasa nyaman di sisi kepalanya saat ini.

Megan membuka matanya dengan tidak rela. Hal pertama yang ia sadari adalah, ia tengah bersandar pada seseorang. Hal memalukan lainnya adalah, hampir seluruh orang di gerbong keretanya sedang melihat kearahnya sambil berbisik-bisik. Megan masih belum bisa mencerna apa yang mereka katakan karena ia masih mencoba untuk meyakinkan diri kalau kasus ketiduran dan bersandar pada orang asing di kereta adalah hal wajar. Ia berharap kalau air liurnya tidak mengalir bebas.

Kemudian hal terakhir yang ia pikirkan adalah, sudah berapa lama aku tertidur?

Dengan posisinya yang setengah bersandar, ia melirik ke map yang berada pintu kereta, mencari lampu kecil yang sedang menandakan keberadaannya, kemudian terbelalak. Ia sudah melewati stasiun pemberhentiannya! Bukan, bukan hanya itu, kereta ini bahkan sudah sampai di akhir tujuan, dan kini sudah melakukan perjalanan balik ke stasiun awal!

"Astaga!!!!" Pekik Megan. Ia menegakkan tubuhnya dengan segera sambil melihat arlojinya. "MATI! Aku terlambat 1 jam!!!" Megan melotot horror.

Megan menoleh ke sebelahnya, bermaksud meminta maaf sekaligus berterima kasih atas 'tumpangan' pundaknya, tapi ia malah terkejut juga tertarik mundur hingga orang di sebelahnya terhimpit dan menggerutu.

"Kau sudah bangun?"

Demi dewa Yunani! Ini pasti mimpi buruk. Megan membatin. Ia memejamkan matanya dengan erat, berdoa agar begitu matanya terbuka, mimpi buruknya berakhir.

Alceo, laki-laki yang duduk di sebelahnya sejak wanita itu memejamkan mata dan dengan sukarela menyerahkan pundaknya untuk disandari, tersenyum melihat kebodohan wanita di sebelahnya.

Megan membuka kembali matanya dan mengerjap-ngerjap. Bayangan Alceo tidak menghilang dari hadapannya, malahan semakin terlihat nyata dengan senyuman di bibirnya.

Bagus! Megan benar-benar ingin kereta ini meledak detik itu juga.

"Aku bertanya, kau sudah bangun?" Ulang Alceo lebih lembut dari sebelumnya.

"Kenapa kau ada disini? S-sejak kapan kau- apa aku... bahumu..."

"Ini kendaraan umum. Aku tidak menemukan alasan kenapa aku todak boleh berada disini," jawab Alceo tenang. "Ah, lalu mengenai bahumu... aku tahu kau keras kepala, aku hanya tidak menyangka kalau kepalamu seberat itu," sindirnya seraya memijat pelan pundaknya.

Bad Boy CEO And I [#MFFS 3]Where stories live. Discover now