BadBoy 23

193K 13.6K 460
                                    

"Apa yang kau lakukan barusan?!" Teriak Alceo pada ponselnya. Matanya tidak lepas dari layar tablet di pangkuannya sejak beberapa menit yang lalu.

"Aku hanya bersikap sepertimu, apa itu salah?" Tanya laki-laki di seberang sana dengan santainya.

"SALAH BESAR!!!" Teriak Alceo lagi.

"Sudahlah, jangan ganggu aku. Kau memintaku untuk membantumu, jadi jangan ikut campur. Selesaikan urusanmu di D.C, kita bicara lagi setelah itu. Aku tutup!"

"Sial! Austin! AUSTIN, KAU TUTUP AKU AKAN-" terlambat. Koneksi benar-benar telah di putuskan oleh laki-laki di seberang sana.

Alceo menatap kesal kearah tabletnya yang memperlihatkan gambar cctv lobby kantornya dimana seorang laki-laki yang baru saja menutup telepon darinya, kini berjalan santai menuju ke lift.

"Sial!!" Umpat Alceo sekali lagi sambil membanting ponsel dan mengganti layar tablet ke cctv ruangan kerja Megan.

Ia benar-benar kesal melihat kembarannya itu merangkul Megan dengan begitu santainya, sementara dirinya selalu mendapat tendangan kalau berani menyentuh wanita itu.

Apa Megan tidak sadar kalau itu bukan aku?! Umpat batinnya tidak rela.

Ia dan Austin memang kembar identik. Tidak jarang mereka sering bertukar peran saat mereka sekolah dulu. Dan kebanyakan adalah, Austin yang menggantikan Alceo disaat laki-laki itu membuat masalah. Seperti saat ini.

"Kita sudah sampai, Tuan." Suara seseorang mengintrupsi keheningan Alceo.

Alceo mengadahkan wajahnya dan menoleh kearah luar jendela mobil, menatap pesawat pribadi keluarganya yang sudah siap, lalu beralih ke arah wanita yang baru saja melangkah masuk kedalamnya.

Ia terdiam dan kembali menatap tablet di tangannya, melihat Megan yang tengah berdiri kaku di depan kamera pengintai seakan ia sedang benar-benar menatap Alceo, lalu Alceo mematikan layar tabletnya.

"Benar, aku harus segera membereskan kekacauan ini, dan kembali untuk menendang bokong kembaran durhaka itu!" Putusnya bulat.

***

Megan setengah melamun sambil mengaduk mac and cheese di depannya. Ia menghela nafas sesekali, mengabaikan topik pembicaraan yang sedang koleganya bicarakan

"Boleh saya bergabung?" Seru sebuah suara yang seperti palu godam yang langsung membuat Megan tersadar dan menahan nafasnya.

Nampan berisi salad dengan cesar dressing bergabung dengan nampan milik Megan tanpa wanita itu maupun orang-orang disana setujui.

"Kalian sedang membicarakan apa?" Tanyanya tanpa menyadari keterkejutan yang sedang terjadi di meja makan itu setelah kedatangannya. Semua orang mendadak berhenti makan dan menatap kearahnya yang terlihat masa bodo.

Megan yang tadinya tidak memperhatikan, mendadak langsung memasang telinga tajam-tajam untuk mendengar percakapan itu. Kepalanya juga berputar, mencoba mengingat apa yang terakhir kali mereka bahas sebelum Megan melamun.

"Ehm..." Regina, Marketing Manager yang menggantikan tugas Ed setelah dipindah ke D.C angkat bicara. "Kami hanya membahas hal diluar pekerjaan, Sir. Tidak ada yang penting."

"Benarkah?" Tanyanya sambil mengaduk saladnya. "Mengenai apa?"

Melihat Laki-laki itu melahap saladnya dengan santai, orang-orang yang tadi berhenti makan, kini mulai ikut melanjutkan makannya dengan lebih pelan. Hal itu bertujuan untuk menjaga image di depan bos besar mereka yang tiba-tiba bergabung.

"Mengenai makan malam perpisahan untuk Megan dan Claire," jawab Regina lagi.

Megan sendiri baru tahu kalau mereka sedang membahas mengenai hal itu.

Bad Boy CEO And I [#MFFS 3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang