BadBoy 5

246K 16.9K 729
                                    

Jangan lupa Vote dan Comment ya!

Selamat membaca ❤

***

Megan merasakan ketakutan sejak ia meninggalkan ruangan Alceo kemarin.

Semenjak pemberontakannya, entah bagaimana Megan merasa kalau setiap gerak geriknya menjadi sangat terbatas. Seperti ada orang yang sedang memperhatikannya, dan menunggu ia berbuat sebuah kesalahan. Atau mungkin itu semua hanya sugesti alam bawah sadarnya yang merasa bersalah telah memperlakukan seorang atasan seperti seorang penjahat?

Tapi tidak juga! Megan yakin kalau ia telah melakukan hal yang benar dengan mempertahankan harga dirinya.

Jentikan jari di depan wajah Megan menyadarkannya dari lamunan. Ed berdiri di hadapannya dengan kening berkerut.

"Tim sudah ke ruang rapat. Kenapa kau masih disini?" Tanya Ed.

Kemudian Megan menyadari kalau di ruangan itu kini hanya tersisa dirinya dan Ed yang sudah siap dengan berkas-berkasnya di genggaman untuk di bicarakan dalam rapat hari itu.

"Kau masih mau melamun disini, atau ikut bersamaku?" Tanya Ed menawarkan sambil terkekeh ketika Megan mengerucutkan bibirnya karena merasa tersindir.

"Aku tidak melamun. Hanya meratapi nasib. Ayo pergi!" Serunya sambil berdiri dan berjalan mendahului Ed menuju ke Lift.

Pintu Lift terbuka sebelum Megan sempat menekan tombolnya. Tubuh Megan menegang, begitu juga orang yang berada di dalam lift itu.

Sepertinya ia tidak menyangka kalau Megan akan tiba-tiba berada di depannya.

"Mr.Tyler, Good Morning," Sapa Ed memecahkan keheningan yang terjadi di antara Megan dan juga Alceo.

"G-good Morning, Mr.Tyler," sapa Megan terbata sambil memiringkan tubuhnya dan mengalihkan tatapannya dari Alceo.

Alceo berdeham kemudian mengangguk. "Good Day everyone," ujar Alceo berwibawa.

Ed dan Megan masih berdiri di depan lift. Ketika pintu lift hampir kembali tertutup, Alceo buru-buru menekan tombol untuk menahan laju pintu agar tetap terbuka.

"Kalian tidak mau masuk?" Tanya Alceo. Meski ia bertanya pada dua orang, tetapi tatapan matanya tidak lepas dari Megan yang masih enggan menatapnya.

Megan masih diam. Ed melirik kearah Megan dan Alceo bergantian tanpa bisa menjawab dan mencerna apa yang terjadi di antara kedua orang itu karena memang belum sempat bertanya.

"Kau mau keruang rapat, kan? Kebetulan aku juga mau kesana. Cepat naik!" Perintah Alceo.

Ed langsung masuk kedalam lift tanpa menunggu lama. Sedangkan Megan, ia sedang berdoa agar pintu lift itu segera tertutup dan ia tidak perlu satu ruangan dengan Alceo. Namun ketika Ed menegurnya, ia menghela nafas kecewa karena harapannya lagi-lagi tidak terkabulkan.

***

Alceo menikmati pemandangan di hadapannya. Ketidaknyamanan wanita di depannya seperti hiburan menarik untuk ia lihat sejak kemarin.

Kalau dibandingkan dengan mengintimidasinya secara verbal, menatapnya seperti ini hingga membuatnya tidak nyaman merupakan jurus balas dendam paling ampuh.

Mungkin ayahnya akan memarahinya karena ia telah menyalahgunakan jabatannya untuk hal yang pasti dikatakan tidak berguna. Yakni meminta Akses CCTV di devisi Marketing agar ia bebas memantau gerak gerik Megan selama 8 jam penuh.

Tidak ada yang menarik dari kehidupan Megan memang. Dari yang Alceo pelajari, Megan hanya sering berinteraksi dengan wanita yang duduk di sebelahnya. Dan hal yang entah kenapa Alceo tidak sukai, Megan terlihat bersahabat dengan Manager Marketingnya. Hal yang sulit terjadi diantara Alceo dan juga Megan.

Bad Boy CEO And I [#MFFS 3]Where stories live. Discover now