BadBoy 44

272K 13K 780
                                    

Maaf ya lama banget.

Aku sedang bikin storyline Austin agar bisa aku sambungin ke ENDING Alceo disini :')

Aku juga ada sedikit masalah pribadi belakangan dan mood nulis aku juga jadi ikut kepengaruh. Dari pada nanti feelnya gak dapet atau endingnya malah gak memuaskan, jadi aku milih untuk gak nulis dulu sampai moodku benar-benar kembali.

Terima kasih yang masih menunggu dengan sabar cerita ini 🙏 dan terima kasih juga yang terus mendukungku. Semoga cerita ini gak mengecewakan kalian meski aku sadar, ini cerita terlama yang pernah aku tulis  dibanding cerita lain. Huhuhu

Without any further due, Selamat membaca, Kesayangan ❤❤

Attention, spoiler ahead! 😉

Megan menghela nafasnya kasar dan menggerutu sepanjang hari ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Megan menghela nafasnya kasar dan menggerutu sepanjang hari ini.

Ia menggaruk pelipisnya yang tidak terasa gatal dan menatap tajam kearah laki-laki yang nampaknya tidak satu pemikiran dengannya melihat kekacauan yang terjadi di aula besar ini.

"Really, Al? Sederhana? Kau serius?" Tanya Megan tidak percaya.

Alceo mengangguk. Ia menatap kearah Megan yang baru saja ia jemput dari kampusnya untuk melihat hasil dekorasi ruangan untuk pernikahan mereka yang akan segera di laksanakan.

Seperti permintaan Megan, ia menginginkan pernikahan yang sederhana dan hanya dihadiri oleh keluarga juga kerabat dan diskon beberapa pengusaha yang bekerja sama dengan Tyler setelah Alceo sedikit membujuknya.

"Terlalu sederhana?" Tanya Alceo tanpa dosa.

"Kepalamu!!" Desisnya kesal. Ia lalu meringis dan berbisik, "Ah... kepalaku mau pecah. Apa semua orang kaya selalu seperti ini. Aku bisa gila..."

"Hei, kau kenapa? Kepalamu sakit? Mau pulang? Mau istirahat saja?" Alceo meraih lengan Megan dan menggenggamnya erat.

"Kau pikir karena siapa?" Desisnya lagi membuat Alceo sedikit menarik tubuhnya ke belakang.

Megan kemudian berjalan menyusuri aula itu sambil menggerutu. Alceo mengikuti dari belakangnya dan merangkul santai bahu Megan. Tidak peduli seberapa sensitif wanita itu saat ini, yang Alceo pikirkan hanya sebuah kebahagiaan. Karena pada akhirnya ia akan segera menyudahi kesengsaraannya menahan hawa nafsu setan yang terus membisiki setiap kali ia berada di dekat Megan.

Ia tahu kalau Megan akan menendangnya lagi jika Alceo menyuarakan keantusiasannya itu saat ini.

"Aku merasa ini semua terlalu berlebihan hanya untuk pesta satu hari, Al." Megan berbisik, menyayangkan dekorasi-dekorasi mewah yang dipakai untuk menyulap aula menjadi sebuah lokasi pernikahan bak pernikahan seorang putra mahkota.

Megan bahkan masih merasakan sisa sakit kepalanya dari melihat gaun pernikahannya yang dijanjikan 'sederhana' itu.

Apa ia harus membiasakan diri dengan hal-hal bernilai 'sederhana' di mata Alceo mulai sekarang? Ah... tidak. Sepertinya setelah ia menyetujui lamaran Alceo, ia sudah menyetujui persyaratan itu secara tidak sadar.

Bad Boy CEO And I [#MFFS 3]Where stories live. Discover now