BadBoy 2

322K 16.7K 857
                                    

Tidak pernah ada yang lebih menenangkan dari mendengar musik berirama kencang dengan beberapa gelas minuman keras yang mampu mengimbangi bunyi bising yang masuk ke indra pendengarannya saat ini.

"Bagaimana kemarin?"

Alceo mendongak dari tempatnya untuk menatap laki-laki yang barusan bertanya dari dalam meja bar.

"I'm too drunk to feel it." Alceo terkekeh sambil menegak cairan di gelas yang berada di genggamannya.

"Well, i hope you're not too drunk to use a condom." Laki-laki itu terkekeh mengejek Alceo.

"Kau tahu aku tidak seceroboh itu, Ger," ujar Alceo sambil menyodorkan gelas kosongnya kearah Gary, Bartender yang sedang berbicara dengannya. "Bagaimana klub hari ini? Apa ada laporan yang harus aku ketahui?"

Gary memberikan gelas yang sudah kembali terisi kepada Alceo sambil bergumam, "berjalan seperti biasanya. Tidak ada yang istimewa, Bos. Kau tidak perlu khawatir."

Alceo mengangguk sambil kembali menegak cairan bening itu dan berdesis puas.

Kesehariannya memang selalu seperti ini. Bekerja di kantor, dan menghabiskan waktu di kelab malam yang juga merupakan satu sumber penghasilan Tyler Enterprise yang diwariskan kepadanya, lalu bersenang-senang dengan wanita random setiap harinya.

Siapa yang tidak mengenal Alceo Marvello Tyler? Tampan, kaya, sukses, dan menduduki tingkat tertinggi the most wanted man setelah Pangeran William. Tidak ada wanita yang bisa menolak pesonanya selama ini. Dan Alceo tidak tahu harus bersyukur atau malah menyesali semua itu karena hingga saat ini, Alceo hanya mengenali 1 tipe wanita dalam hidupnya. Yaitu wanita yang mendekatinya karena segala kesempurnaan yang melekat di dirinya.

"Barbara mencarimu kemari tadi." Gary membuyarkan lamunan Alceo. Laki-laki itu mengisi lagi gelas bos besarnya dengan cairan yang sama tanpa di minta. "Dia meninggalkan nomor teleponnya dan memintaku memberikannya padamu."

Alceo mengernyit. "Barbara? Siapa?" Tanyanya mencoba mengingat nama yang Gary sebut barusan.

Gary terkekeh, maklum dengan kelupaan Alceo akan nama setiap wanita yang ia tiduri hampir setiap harinya. Karena ini bukan hal pertama Alceo lupa. Gary berdeham dan mencoba membantu Alceo untuk mengingat. "Wanita berambut pirang ikal yang kau temui minggu lalu disini. Kau bahkan sempat berjanji akan membawanya ke... Hawaii kalau aku tidak salah ingat."

"Aku?" Alceo mengernyit. Ia kembali mencoba menggali memorinya tapi tidak ada satupun yang ia ingat akan ciri-ciri wanita bernama Barbara itu. Apalagi janji yang Gary sebut tadi. "Kau yakin? Aku tidak ingat. Lagipula, aku tidak menyukai wanita berambut pirang. Jadi nomor itu untukmu saja," sahut Alceo acuh.

Gary terkekeh dan menggeleng. "Terima kasih, tetapi aku sudah kapok dengan wanita ibahanmu yang terus menerus menerorku menanyai kabar dan menagih janjimu pada mereka. Jadi..." Gary meraih secarik kertas yang bertulisan sederetan nomor ponsel di atasnya, lalu merobeknya menjadi partikel kecil. "Thanks, but no, thanks."

Kedua orang itu terbahak.

Gary memang bartender di kelab malam milik keluarga Alceo. Tapi sebelum menjadi bartender, ia dan Alceo adalah sahabat baik. Alceo memberikan pekerjaan ini pada Gary saat Gary mengalami kesulitan ekonomi pasca orang tuanya meninggal.

Tawa kedua orang itu teredam begitu suara nyaring dari panggung pertunjukan yang tersedia di kelab itu memekikkan telinga mereka. Bahkan DJ yang sedang bertugaspun terpaksa berhenti karena suara nyaring seseorang yang entah bagaimana bisa berada disana sambil memegang mic.

"Baiklah, Clubbies... Maaf mengganggu kesenangan kalian sebentar," ucapnya dengan lantang di depan banyak mata yang menatapnya.

"Kau mau aku memintanya turun?" Tanya Gary sudah mengeringkan tangannya dengan kain.

Bad Boy CEO And I [#MFFS 3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang