BadBoy 20

192K 14.7K 286
                                    

Double Up!!

Jangan lupa Vote dan Comment juga di chapter sebelumnya 🙏

Selamat membaca 💕

***

Megan duduk dengan tidak nyaman di kursinya. Tangannya terus saling meremas, mencerminkan kegugupan yang sedang melanda dirinya akibat duduk berhadapan dengan wanita berkelas yang sedang menyesap Morning tea yang dipesannya tadi.

"Anu... Ms.Tyler, maaf dengan yang tadi saya katakan. Saya tidak bermaksud untuk menjelek-jelekkan Mr.Tyler, saya berani bersumpah."

Auryn menoleh dengan sebelah alis terangkat. "Aku tidak masalah, kok. Malahan, aku merasa senang karena pada akhirnya Marvel menemukan tutup botolnya."

"M-marvel? Tutup botol?" Ulang Megan tidak mengerti.

"Ah, kebiasaan sejak kecil. Sulit untuk kami menyebut nama Alceo dulu, jadi kami memanggilnya dengan nama tengah kami. Sebenarnya hanya aku yang sulit memanggilnya begitu, tapi Austin dan Mike ikut-ikutan memanggilnya Marvel. Ah, Austin dan Mike itu adalah-"

"Saya tahu. Mr.Tyler pernah bercerita mengenai saudara kembarnya yang bernama Austin dan Auryn. Juga kakak Mr.Tyler yang bernama Aaron dan Mike," sela Megan cepat.

"Marvel bercerita tentang Aaron juga padamu?" Tanya Auryn dengan mata melebar.

"Iya- tetapi anda tidak perlu khawatir karena saya tidak pernah bercerita mengenai hal ini pada siapapun. Dan kalau anda keberatan, saya akan pura-pura lupa mengenai-"

"Bukan begitu, Megan. Hanya saja... aku tidak menyangka kalau Marvel akan bercerita hal sensitif itu pada orang lain." Auryn menyunggingkan senyumnya. Sorot matanya terlihat sendu ketika ia melanjutkan ucapannya. "Aaron adalah kakak kami yang meninggal sejak dalam kandungan. Kemudian orang tua kami mengangkat Mike menjadi anak karena ibuku dikatakan tidak bisa lagi memiliki anak. Tapi keajaiban datang dan kami terlahir."

Megan hanya diam. Alceo pernah menceritakan ini padanya ketika mereka terpaksa berjalan menuju ke penginapan terdekat setelah mobil Alceo mogok saat Megan tertinggal rombongan menuju ke Las Vegas beberapa bulan lalu.

Malam yang membuat Megan mengenal sosok lain dari Alceo dan mengerti akan kesepian dan kesendirian Alceo dibalik semua tingkah arogan dan Playboynya, termasuk-

"Singkat cerita, Aku dan Mike jatuh cinta, dan itu cukup membuat keributan dan drama panjang yang berakhir cukup bahagia. Tapi sepertinya itu yang membuat Alceo sedikit skeptis dengan perasaan bernama Cinta setelah melihatku dan Mike." Auryn terkekeh sendiri, sementata Megan hanya menyunggingkan senyum kecilnya. "Ah... apa Alceo juga sudah menceritakan ini padamu?"

Lagi-lagi Megan hanya bisa mengangguk dan merasa salah tempat. Ia merasa tidak seharusnya tahu sebanyak itu.

Namun senyum di bibir Auryn memiliki arti berbeda. Auryn menyentuh tangan Megan yang tidak berhenti saling meremas dan menatap mata hazel Megan dalam-dalam. "Aku merasa, dirimu pasti memiliki makna penting bagi Marvel hingga dia menceritakan ini padamu," ucapnya membuat Megan tergagap hendak meralat ucapan Auryn.

Kemudian Auryn menyentuh lagi tangan Megan dengan kedua tangannya sebelum Megan berhasil menariknya. "Mengenai tutup botol, kau tahu kalau yang berukuran sama dengan bibir botol, terlalu besar, atau terlalu kecil, tidak akan mampu menutup sempurna botol itu dan kehilangan seluruh cairannya begitu di jungkir balikkan?" Megan mengangguk dan Auryn semakin menarik senyumnya kemudian berdeham sebelum melanjutkan ucapannya. "Dibutuhkan penutup sempurna untuk mencegah kebocoran itu meski botol itu jungkir balik berkali-kali."

Megan mengernyit. Entah ia yang terlalu bodoh, atau Auryn yang terlalu pintar. Tapi, siapa juga yang tidak tahu teori itu?

"Marvel itu seperti botol. Cairan di dalam botol itu mengibaratkan warna-warna kehidupan Marvel, dan wanita-wanita yang selama ini hadir di hidup Marvel adalah tutup botol. Hanya sebuah pelengkap, namun tidak akan bisa mempertahankan warna hidup Marvel di tempat semestinya. Disaat dunia menjungkirbalikkan Marvel hingga warna-warna hidupnya ikut terpengaruh, wanita-wanita itu akan ikut menghilang tanpa berusaha mempertahankan warna hidup Marvel di tempatnya. Karena wanita yang selama ini ada di hidup Marvel, hanya wanita yang terlalu lemah, terlalu berharap banyak tanpa mempedulikan apa ia pantas, atau wanita yang memiliki standart sama dengan Marvel."

Megan mulai mengerti arah pembicaraan Auryn. Lalu apa maksudnya dengan Marvel telah menemukan tutup botolnya? Apa wanita yang tengah mengandung anaknya itu yang Auryn maksud?

"Seperti Yin dan Yang. Kau dan Marvel seperti tutup dan Botolnya. Berbeda, namun saling melengkapi. Kau adalah tutup botol yang pas untuk mempertahankan warna dalam hidup Marvel, Megan. Aku yakin itu," ujar Auryn dengan yakin.

Megan seharusnya tertawa mendengar omong kosong dan lelucon itu. Ying dan Yang, tutup botol dan Botolnya, semua itu omong kosong. Ya, Megan seharusnya tertawa dengan kencang saat ini.

Tapi melihat ketulusan dan keseriusan di wajah Auryn, Megan setuju untuk mengambil sebuah kesimpulan. Wanita ini sedang mabuk!

Megan menarik tangannya dari genggaman Auryn dan memaksakan senyum kakunya. "Maaf, tapi sepertinya anda salah orang. Saya tidak mungkin menjadi tutup botol, Yin, atau Yang yang anda katakan. Mengenai kenapa Mr.Tyler menceritakan hal pribadi itu pada saya, mungkin saya bukan satu-satunya yang diceritakan. Anda tidak pernah tahu. Yang perlu anda ketahui, saya memiliki perbedaan pandangan dengan Mr.Tyler, dan saya tidak merasa kalau di mata Mr.Tyler saya memiliki arti berbeda seperti wanita-wanita lain-"

Auryn mengeluarkan ponsel dan membuka sebuah video lalu meletakkannya di depan meja Megan. Megan menelan ucapannya melihat video yang diambil Auryn tersebut.

"Video ini aku ambil kemarin malam. Menurutmu, apa dia akan melakukan hal sejauh itu kalau kau tidak berarti apapun untuknya?" Tanya Auryn terkesan tegas, namun tidak memberikan kesan menindas.

Sebuah layar komputer dengan kamera pengintai aktif. Megan mengenali kubikel-kubikel itu, terutama Tempelan boneka beruang di salah satu meja yang menjadi fokus kamera dan sosok perempuan yang duduk di seberangnya. Tidak mungkin... kemudian Video beralih ke sosok seseorang yang sedang tertidur dengan wajah lelah di atas tumpukan kertas. Megan mengenali sosok itu. Dan nampaknya, laki-laki itu semakin terlihat kacau.

"Sebenarnya aku tidak setuju dengan keputusan Marvel melakukan test DNA pada kandungan Barbara. He's being irresponsible if he do that, but..."

Megan mendongak menatap Auryn yang sudah kembali tersenyum. "Aku mengerti sekarang. Mungkin dia hanya melakukan yang harus ia lakukan untuk perasaannya dengan mengetahui status kepemilikan bayi itu."

"Maksudmu, Ms.Tyler?" Tanya Megan ragu. "Anda bermaksud mengatakan kalau Marv-maksudku Mr.Tyler melakukan ini... karena saya?"

Auryn mengangguk. "Atau lebih tepatnya, karena perasaannya padamu."

Mungkin itu adalah hal termenyeramkan sekaligus melegakan yang pernah Megan dengar. Menyeramkan karena dirinya membuat sebuah nyawa kecil dipertanyakan kepemilikannya dan harus menjalani proses menyakitkan itu. Melegakan karena... bukan hanya dirinya yang tersiksa sendiri.

"Tolong jangan beritahu Marvel kalau aku yang membertahumu semua ini, Megan. Dan... aku tahu aku tidak berhak meminta ini padamu, tapi..."

Megan menanti dengan nafas yang tertahan. Tidak tahu sudah keberapa kali ia menahan nafasnya sejak ia duduk disana dan mendengar kejutan juga teori bolak balik Auryn.

"Tolong jangan tinggalkan Marvel dan membiarkan warna hidupnya menghilang, Megan," pinta Auryn.

"T-ta-tapi-" apa wanita ini benar-benar mabuk? Bagaimana aku bisa-, Bagaimana dengan wanita bernama Barbara dan anaknya itu?

Auryn kembali menyentuh tangan Megan dan kali ini ia berkata dengan lebih bersungguh-sungguh.

"Aku wanita, Megan. Aku juga kembaran Marvel. Aku tahu arti tatapan matamu, dan aku juga mengerti perasaan kembaranku. Percayalah, hanya Kau yang mampu menyeimbangi diri Marvel, Megan. You can keep my word."

***

Tbc

Semoga gak membosankan ya 🙏

Bad Boy CEO And I [#MFFS 3]Where stories live. Discover now