BadBoy 34 (1)

167K 12.4K 640
                                    

Anyway, aku ngerasa jahat dengan nulis cerita ini...

Aku jadi bikin kalian barbar dengan ngutuk Barbara dan pengen dia mati 😂😂😂😂😂 aduh semoga ga dosa ya aku sebagai penciptanya 😂😂😂

Enjoy, Kesayangan ❤

Alceo menempelkan ponselnya ke telinga, menghubungi Megan sebelum ia turun dari mobilnya untuk melihat keadaan Barbara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alceo menempelkan ponselnya ke telinga, menghubungi Megan sebelum ia turun dari mobilnya untuk melihat keadaan Barbara.

Ia hanya ingin memastikan kalau Megan akan menepati janji untuk mengangkat panggilan darinya. Namun sampai nada tunggu berakhir, panggilan itu kembali masuk ke kotak suara. Megan mengabaikan lagi panggilannya.

Alceo menggeram frustasi, entah bagaimana lagi caranya meyakinkan Megan akan perasaannya. Ia memang pernah brengsek, tapi itu sebelum ia jatuh cinta pada wanita itu.

Alceo yakin kalau Megan akan kembali menghindarinya selangkah demi selangkah.

Alceo membanting ponselnya ke bangku penumpang, lalu ia menjambak kedua sisi rambutnya, menggambarkan kefrustasiannya saat itu. Ia turun beberapa saat kemudian tanpa membawa ponselnya dan melangkah pasti ke salah satu lift yang akan membawanya ke atas meskipun beban di pundaknya semakin terasa berat.

Begitu sampai di lantai tempat perawatan Barbara, Alceo langsung di sambut oleh psikiater yang menangani Barbara. Wajah dokter itu terlihat penuh dengan penyesalan dan rasa bersalah. Apalagi ketika ia mengabari berita yang seakan kembali menambah beban di pundak Alceo hingga dirasanya tulang punggungnya tidak lagi berdaya untuk menyanggah tubuh tegapnya.

Ia terduduk di kursi besi yang berada di lorong sementara dokter itu masih terus berbicara seakan ia tidak menyadari kalau punggung Alceo tidak lagi sanggup menerima beban apapun saat itu.

Dunia Alceo seketika menggelap.

***

Megan menjejakkan kaki dengan ragu di lobby rumah sakit ternama setelah bertanya pada Van, Asisten pribadi sekaligus Sekretaris Alceo mengenai rumah sakit tempat Barbara di rawat.

Megan menarik nafas dalam-dalam seraya meyakinkan diri kalau kehadirannya disana bukanlah masalah. Ia sudah berjanji pada Alceo kalau ia akan menyusul meski laki-laki itu tidak menjawab panggilannya sama sekali.

Ia melangkah ke arah resepsionis untuk menanyakan tempat rawat Barbara. Ia lagi-lagi menarik nafasnya dalam-dalam sebelum menaiki lift yang akan membawanya ke ruang ICU, tempat Barbara saat ini.

Megan memperhatikan jas yang ia bawa sejak tadi. Jas milik Alceo yang ia bermaksud untuk kembalikan beserta isinya yang dirasa belum saatnya diberikan kepadanya ataupun ia terima.

Denting lift menyadarkan Megan dari lamunannya. Ia bergegas keluar untuk kembali menemui suster jaga yang berada di ujung lorong.

"Sore, Sus. Pasien yang bernama Barbara?" Tanya Megan langsung.

Bad Boy CEO And I [#MFFS 3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang