BadBoy 15

203K 14.6K 177
                                    

Alceo membuka suaranya tanpa menghentikan langkahnya. "Aku lega, kau baik-baik saja."

Langkah gadis itu terhenti mendengar ucapan tidak terduga Alceo barusan setelah hening yang cukup lama di tengah gelapnya malam.

Alceo sadar kalau langkah gadis itu terhenti. Maka ia menghentikan langkahnya dan berbalik. Tanpa bisa ia kendalikan, kedua tangannya terentang meraih bahu gadis itu dan membawanya ke pelukannya. Ia menghembuskan nafas lega yang dapat di dengar gadis itu dengan baik.

"Siapa kau sebenarnya, Meg? Kenapa kau bisa membuatku setakut ini?" Bisiknya.

***

Megan tidak sadar kalau ia tengah menahan nafasnya ketika mendengar pertanyaan Alceo. Terlebih ketika laki-laki itu berbalik dan memeluknya.

"M-ma-manusia tentu saja, Sir," jawab Megan tergagap. "Memangnya kau kira aku siapa?"

Alceo berdecak mendengar jawaban Megan. Dengan berat hati Alceo menguraikan pelukannya dan menatap Megan jengkel. "Siapa yang bilang kau hantu? Tidak ada hantu yang seceroboh dirimu sampai bisa tertinggal bus!" Sindir Alceo. Ia kembali berbalik dan melanjutkan langkahnya ke mobil.

"Aku tidak ceroboh! Kau pikir aku ingin mengalami ini semua? Tertinggal? Dehidrasi? Nyaris menjadi santapan binatang buas? Ini semua juga karena k-" Megan menghentikan ucapannya tepat waktu sebelum ia mempermalukan dirinya sendiri.

Alceo hanya akan merasa menang kalau laki-laki itu sampai tahu Megan memikirkannya.

"Karena kau memang ceroboh. Apa yang kau tahu lagi selain menyiksa kaum laki-laki?" Tanya Alceo sebelum ia masuk kedalam mobil. Megan berdiri di belakang Alceo dengan wajah cemberut mendengar sindiran laki-laki itu.

Begitu Alceo masuk kedalam mobil, Megan berdiri di sisi pintu Alceo sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

Jendela di sisi Alceo terbuka sehingga wajah Alceo bisa terlihat di dalam. "Kau mau menunggu disana sampai kapan? Sampai diterkam serigala? Atau sampai mati dehidrasi? Cepat masuk!" Perintah Alceo. Ia kembali menutup jendela mobilnya sebelum Megan memuntahkan omelannya.

Megan melotot, namun ia tentu tidak memiliki pilihan lain. Alceo benar, apa yang ia tunggu disaat Alceo sudah datang untuk menolongnya?

Wajah Megan terasa panas memikirkan ulang pelukan Alceo tadi. Gesture kecil yang sebenarnya cukup menenangkan Megan dari ketakutannya setelah tertinggal bus.

Megan berjalan memutar untuk duduk di sisi lainnya mobil itu.

Begitu Megan menghempaskan bokongnya lalu menutup pintu dan memasang sabuk pengaman, Megan kembalu bersedekap.

Suara kasar mesin mobil Alceo disertai suara decakan laki-laki itu membuat Megan menoleh.

"Ada apa?" Tanya Megan ketus.

"Sepertinya mobilku bermasalah. Argh! Kenapa harus sekarang?!" Gerutu Alceo.

"Yang benar saja? Kau datang menolongku dengan mobil rusak?" Megan berdecak seraya kembali melepas sabuk pengamannya. "Apanya yang menolong."

Alceo memutar bola matanya dan meraih ponsel di sakunya. Ia harus menelepon bengkel untuk menjemput mobilnya dan juga mengirimkan mobil pengganti.

"Shit!!!" Umpat Alceo. "Baterai ponselku habis! Ahhh apa tidak ada yang lebih sial lagi dari ini semua?!" Alceo menarik rambutnya frustasi.

"Apa maksudmu?!" Protes Megan merasa tersinggung.

Alceo menoleh dan ia melepas sabuk pengamannya. "Berhenti berpikiran buruk mengenaiku, bisa? Kau tunggu dan beristirahat saja dimobil. Aku akan mencoba mencari bantuan."

Bad Boy CEO And I [#MFFS 3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang