BadBoy 11

223K 15.2K 362
                                    

Jangan lupa Vote dan Commentnya 😊😊

Selamat membaca!

***

Megan menghela nafasnya secara kasar. Sepanjang hari ini, ia sama sekali tidak bisa berkonsentrasi pada pekerjaannya. Itu semua berkat Alceo Marvello Tyler dan segala kegilaannya.

Dirinya juga bisa dikatakan sama gilanya karena pernah tenggelam dalam mata biru laki-laki itu sehingga ia membalas ciuman darinya.

Ia gila. Alceo gila. Semua terasa gila.

"Ah sial!!!" Gerutu Megan sambil membanting bolpoin dari tangannya.

Sebuah bolpoin dengan merek yang sama terulur di depannya dari arah samping. Ia menoleh dan menatap Claire yang sedang menatapnya dengan kening berkerut.

"Untuk apa?" Tanya Megan masih terdengar kesal.

"Bolpoinmu tidak nyata, kan? Ini aku pinjamkan daripada kau marah-marah seperti kucing yang sedang datang bulan," celetuk Claire memasang senyum tanpa dosanya.

Megan memang tidak menceritakan apa yang ia alami semalam kepada sahabatnya. Kebetulan juga Claire tidak ikut kemarin karena acara itu hanya diperuntukan untuk petinggi divisi dan juga Megan. Jadi kalau Megan memutuskan untuk bercerita, ia harus memulainya dari memberikan alasan kenapa Claire tidak diajak ke pesta itu.

Sedangkan Megan sedang tidak memiliki keinginan untuk bercerita apapun yang bersangkutan dengan kemarin.

Megan menggerutu dan bangkit berdiri hingga kursinya berderit akibat terdorong kebelakang.

"Aku mau ke ruangan Ed untuk berdiskusi sesuatu. Kepalaku hampir pecah," ucap Megan berlebihan seraya mengambil berkas-berkas yang ia perlukan. Padahal semua hal untuk perjalanan akhir bulan sudah hampir settle dan nyaris tidak ada lagi yang perlu di perbaiki.

Dan juga Megan tahu jelas kalau yang membuat kepalanya nyaris pecah itu bukanlah berkas itu, melainkan hal lain.

Megan hanya perlu mencari kesibukan untuk mengalihkan pikirannya dari Alceo.

"Ruangan Ed? Sepertinya tadi-"

"Kalau ada perlu, telepon ke sambungan Ed saja. Aku tidak membawa ponselku," sela Megan tanpa mendengar Claire menyelesaikan ucapannya. Ia kemudian melangkah meninggalkan Claire yang hanya menggidikkan bahu acuh dan kembali bekerja.

Megan berpapasan dengan seorang officeboy yang sedang kesusahan membawa nampan berisikan 2 gelas minuman dan hendak mengetuk pintu ruangan Ed yang berada tepat di depannya.

Apa Ed tahu aku akan datang? Cepat sekali dia menyediakan minum? Megan membatin kemudian ia menyadari kebodohannya. Ed pasti ada tamu. Ia terkekeh, menertawai kebodohannya dalam berasumsi dengan pikiran kacaunya.

Sepertinya ia harus menunda keinginannya untuk mengumpat di kantor Ed. Tapi sebelum itu, Megan memutuskan untuk membantu officeboy itu untuk membuka pintu ruang kerja Ed sebelum minuman di atas nampannya tumpah.

"Thank you, Miss," ucapnya berterima kasih.

"You're welcome," balas Megan ramah. Kemudian ia mengikuti langkah laki-laki yang sudah lumayan tua itu dengan tatapan mata kedalam ruangan Ed. Ia terpaku. Di hadapan Ed, ada laki-laki yang 90% mengganggu isi kepalanya sejak kemarin malam.

"Meg, kau mau mencariku?" Tanya Ed dengan senyum ramahnya.

Alceo masih duduk terdiam menatap Megan yang masih terpaku di ambang pintu dengan map-map di tangannya.

"Y-ya tadinya. Lain kali saja. Aku hanya membantu membuka pintu tadi," kilah Megan tidak jelas.

Alceo berdiri membuat Megan spontan memasang kuda-kudanya di ambang pintu. Ia sudah siap untuk menendang kemaluan laki-laki itu lagi kalau sampai ia mendekat. Tapi Megan sadar kalau ketakutannya itu tidak beralasan. Alceo pasti tidak akan berbuat macam-macam karena disana banyak orang. Bodoh!

Bad Boy CEO And I [#MFFS 3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang